Banjir di Sintang, Uskup Mgr. Samuel Oton Sidin Ajak Umat Katolik Berdoa

Sebanyak 35.807 KK atau 124.497 warga terdampak.

0 227

Katolikana.com—Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin mengajak umat Katolik untuk berdoa dengan hati yang sepenuhnya berserah kepada Tuhan di tengah bencana banjir yang sedang melanda wilayah Sintang dan sejumlah daerah sekitar Kalimantan Barat.

Mgr. Samuel Oton Sidin menyampaikan duka dan permintaan dukungan kepada korban banjir di Sintang dan sekitarnya.

Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin. Foto: Dokpen KWI

Pesan disebarluaskan melalui WhatsApp oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Sintang, sejak Sabtu (13/11/2021).

“Umat Katolik di Keuskupan Sintang, mari kita saling mendukung dalam kesulitan yang sedang kita hadapi saat ini. Kita saling menguatkan, saling mendoakan, dan harapan kita sungguh agar bencana alam ini segera berlalu.”

Ia mengungkapkan, masyarakat saat ini sedang mengalami kondisi sulit, yakni banjir di mana-mana. Banyak orang terdampak, kerugian tidak terhitung, seperti dilansir dari Antaranews.

“Kita prihatin, saya merasa sedih dengan keadaan yang tidak menguntungkan ini,” tambahnya.

Mgr. Samuel Oton Sidin mengatakan, sebagai orang yang beriman, umat Katolik dan seluruh masyarakat yang dilanda bencana banjir haruslah tetap tabah menghadapi kenyataan.

“Tentu, kita tidak hanya berdoa, memang doa sangat penting sekali. Tetapi saya dan kita semua harus berusaha mengatasinya dengan cara kita masing-masing,” katanya.

Uskup juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tenaga bantuan dan relawan. Banyak orang rela membantu dengan harta benda yang mereka miliki dan membagikannya kepada korban.

“Mudah-mudahan bantuan yang mengalir kepada masyarakat Sintang khususnya bagi umat Katolik, dapat meringankan penderitaan di tengah banjir besar yang melanda Sintang,” kata Uskup Samuel Oton Sidin.

Banjir di Sintang, Kalimantan Barat Foto: ANTARA/Detik

Sintang Tergenang

Banjir Sintang Kalimantan Barat sudah empat pekan lamanya. Dilansir dari Detik, data terakhir dari BNPB, tinggi air masih sekitar 1 sampai 3 meter. Banjir ini sudah menggenangi Kabupaten Sintang sejak Kamis (21/10/2021).

Dua dari tiga wilayah di Sintang yang paling terdampak ialah Kecamatan Kayan Hilir dan Sintang. Sejumlah wilayah di Sintang masih diprediksi akan terjadi hujan intensitas ringan hingga sedang.

“Menyikapi potensi hujan, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau selalu waspada dan siap siaga, khususnya menghadapi bahaya banjir susulan,” kata Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pada Senin (15/11/2021).

Diketahui banjir disebabkan setelah hujan ekstrem yang mengguyur sehingga terjadi peluapan debit air Sungai Kapuas dan Melawi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang mengungkapkan tinggi muka air berangsur surut hingga 50 cm di beberapa lokasi. Sementara itu BPBD menyampaikan keadaan cuaca masih mendung.

Menurut Presiden Joko Widodo, penyebab banjir di Kalimantan, salah satunya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat terjadi karena kerusakan lingkungan di daerah tangkapan hujan.

“Memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun,” kata Jokowi setelah meresmikan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 ruas Serang-Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, seperti disiarkan di kanal YouTube Setpres, Selasa (16/11/2021)

Jokowi mengungkapkan akan segera melakukan penghijauan dan perbaikan, salah satunya dengan membangun persemaian, sebagai wujud langkah mencegah banjir akan terjadi lagi di daerah tersebut.

“Ya, itu yang harus kita hentikan, karena memang masalah utamanya ada di situ. Kapuas meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak. Itu yang nanti kita perbaiki. Nanti akan mulai mungkin tahun depan kita bangun persemaian, sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan. Kita perbaiki karena memang kerusakannya ada di situ,” tambah Jokowi.

Warga Terdampak

Dilansir dari CNNIndonesia BPBD Sintang mencatat, hingga Selasa (16/11/2021), sebanyak 35.807 KK atau 124.497 warga terdampak.

“Jumlah pengungsi 25.884 jiwa,” kata Plt. sekretaris BPBD Sintang Sugiyanto, Selasa (16/11/2021).

BPBD Kabupaten Sintang terus melayani warga terdampak, khususnya di pos pengungsian. Pos pengungsian didukung oleh pos lapangan yang tersebar di lima titik.

Kendali penanganan darurat berada di bawah pos komando di Kantor BPBD Kabupaten Sintang. Untuk mendukung pelayanan makan dan minum para penyintas, posko mengoperasikan 36 dapur umum di 12 kecamatan yang terdampak banjir.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, sebanyak 61 dari total 77 gardu PLN di Sintang masih padam. Saat ini, pihak PLN masih terus melaksakan perbaikan listrik di lapangan.
“Dari total gardu terdampak, sebanyak 16 gardu sudah berfungsi normal, sedangkan 61 lainnya masih padam,” ujarnya.

Abdul juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga. “Khususnya menghadapi bahaya banjir susulan. BNPB mengimbau warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di saat darurat, seperti saat proses evakuasi maupun di pos pengungsian,” kata Abdul.**

Kontributor: Sonang Rifaldi Malau, anggota Katolikana Muda.

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.