PKL Malioboro Paska Relokasi: Di Sini Barang Dagangannya Jarang Laku

Relokasi membuat pedagang kini berjualan di kios-kios dan terbagi ke dalam beberapa lorong.

0 457

Katolikana.com—Malioboro merupakan destinasi wisata yang identik dengan pedagang kaki lima. Namun, kini Malioboro sudah bersih dari pedagang. Mereka direlokasi dan dikumpulkan di satu tempat, yakni Teras Malioboro 2.

Setelah beberapa waktu berlalu paska relokasi, kini bagaimana dengan kondisi pedagang?

Wacana pemindahan pedagang sudah mereka dengar dari jauh-jauh hari melalui media sosial. Meski begitu, saat terjadi pemindahan, pedagang tetap merasa terkejut, terlebih pemindahan dilakukan saat pendapatan mereka mulai kembali pulih akibat pandemi.

Siti (65 tahun) pedagang di Teras Maliboro 2. Foto: Zefanya Septiani

Jarang Laku

“Pertama tahu mau direlokasi ya kaget. Awalnya memang sudah mendengar, terus pandemi, tiba-tiba dipindah ya kaget sekali. Di sini barang dagangannya jarang laku,” ungkap Siti, salah satu pedagang di Teras Malioboro 2.

Siti mengungkapkan, lokasi berjualan juga menentukan keramaian lapaknya. Akibat terbagi ke dalam lorong-lorong, pedagang yang mendapatkan tempat jualan di luar, tentu diuntungkan dan mendapatkan penghasilan lebih.

Hal ini berbanding terbalik dengan pedagang yang menempati lorong sempit, tempat mereka cenderung sarat pengunjung.

Keluhan terkait penurunan pendapatan terus terdengar di antara para PKL Teras Malioboro 2.

Hal ini disebabkan karena pendapatan mereka yang sudah turun akibat pandemi, kembali dijatuhkan oleh relokasi.

Saat membuka lapak di Jalan Malioboro, dinilai memiliki lebih banyak pengunjung jika dibandingkan saat pindah di Teras Malioboro 2.

Penyebabnya, para pengunjung yang berkunjung ke Teras Malioboro 2 memang bertujuan untuk belanja.

Saat berjualan di Jalan Malioboro, pedagang memiliki kesempatan yang lebih luas untuk menjajakan barang dagangannya.

Wacana Relokasi Kembali

Siti juga mengungkapkan adanya wacana relokasi kembali. Para pedagang di Teras Malioboro 2 rencananya akan dipindahkan ke dekat Teras Malioboro 1.

Wacana tersebut meningkatkan ketakutan para pedagang. Siti mengungkapkan jika relokasi terjadi lagi maka pembeli mereka juga akan makin berkurang.

“Hal yang mendasari kurangnya jumlah pembeli adalah tempat relokasi yang baru tertutup ruko-ruko yang menyebabkan para pengunjung akan lebih sulit menemukan PKL,” ujar Siti.

Siti berharap dapat kembali berjualan di sepanjang Jalan Malioboro jika dibandingkan harus direlokasi berulang kali. Tuntutan ekonomi inilah yang menjadi alasan kuat para pedagang untuk mempertahankan argumennya.

Kondisi Teras Malioboro 2. Foto: Zefanya

Penghasilan yang berkurang drastis akibat relokasi membuat pedagang menginginkan jalan keluar dari pemerintah.

Sedikitnya pengunjung yang mengunjungi Teras Malioboro 2 serta penempatan pedagang yang diundi, dinilai makin menyulitkan para pedagang.

Pengenalan akan Teras Malioboro 2 yang minim menyebabkan keberadaannya jarang dikenali oleh para pengunjung.

Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan sasat berjualan di sepanjang Jalan Malioboro yang padat pengunjung.

Nyatanya, lokasi lapak dinilai sangat mempengaruhi penjualan mereka. (*)

Kontributor : Zefanya Septiani Haryanto, Eunike Lois Stefania, Hizkia Nandana Umbu Kawuji, Johanes Oxavasco J.P.M.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.