Pameran Abhinaya Karya 2022 di Museum Sonobudoyo Dihadiri 26.986 Orang

Perpustakaan Museum Sonobudoyo merupakan transformasi dari lembaga penelitian Java Institut.

0 261

Katolikana.com—Museum Sonobudoyo bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Yogyakarta mengadakan pameran Abhinaya Karya 2022 bertajuk ‘Vidya Mulya: Jejak Pengetahuan Nusantara’. Pameran berlangsung pada 28 September hingga 22 Oktober 2022.

Pameran Abhinaya Karya 2022 menampilkan koleksi-koleksi literasi di Museum Sonobudoyo di Gedung pameran temporer Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan No. 4 Yogyakarta.

Gallery Sitter pameran Abhinaya Karya 2022 Muhammad Syamil mengungkapkan pameran kali ini mengusung  tema Vidya Mulya.

“Vidya memiliki arti ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan, sedangkan mulya memiliki arti kemuliaan, keluhuran ataupun keagungan,” ungkap Syamil.

Syamil, Sitter di Museum Sonobudoyo. Foto: Tasya Ekalina

Objek Sejarah

Pameran Abhinaya Karya 2022 kali ini menampilkan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Terdapat koleksi berupa lontar, prasasti atau perunggu, dengan berbagai catatan tentang gaya hidup, kesehatan atau politik, dengan transliterasi ada di pameran ini.

Saat memasuki Museum Sonobudoyo pengunjung disuguhi koleksi naskah-naskah dan beberapa buku beraksara Jawa.

Aksara Jawa biasa digunakan dalam penulisan berupa teks kuno berbahasa Jawa kuno, Sunda kuno, Bali kuno, Melayu kuno, Serta bahasa Sansekerta.

Pameran ini juga menampilkan peninggalan mesin ketik, naskah karya Perang Baratayudha, serta buku-buku ensiklopedia berbahasa Belanda.

Para pengunjung juga dapat membaca buku-buku di perpustakaan Museum Sonobudoyo dengan fasilitas yang nyaman.

Koleksi pameran. Foto: Yemima Anugrah Lestari

Beragam Acara

Acara-acara yang akan ditampilkan yaitu Curational Series, Webinar Perpustakaan, Movie Screening hingga Parade Dongeng Anak.

Pameran ini membawa pengunjung pada pelacakan jejak pengetahuan  Nusantara dari masa ke masa.

Menurut Syamil, tujuan pameran ini untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap perpustakaan Museum Sonobudoyo.

Syamil berharap pameran ini dapat membawa keberlangsungan pengetahuan kepada masyarakat, supaya masyarakat memiliki awareness terhadap perkembangan zaman pada saat ini.

“Kami berharap pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh Museum Sonobudoyo serta merasakan bagaimana peran museum dalam menunjukkan pengetahuan di masa sekarang,” ujar Syamil.

Dikutip dari Sonobudoyo.com, total pengunjung yang hadir dalam pameran ini sebanyak 26.986 orang.

Museum Sonobudoyo

Museum Negeri Sonobudoyo berdiri sejak 1935. Museum ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah yang dinaungi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum Sonobudoyo menyimpan benda-benda yang memiliki nilai-nilai budaya ilmiah, seperti koleksi pengembangan serta bimbingan edukasi kultural.

Museum Sonobudoyo juga mengembangkan kajian terkait dengan kebudayaan secara heterogen.

Museum Sonobudoyo berbentuk rumah tradisional Joglo, mirip dengan arsitektur Masjid Keraton Kasepuhan Cirebon, yang dirancang langsung oleh Ir. Th. Karsten.

Terdapat pendopo dengan koleksi Gamelan Slendro-Pelog bernama Kyai-Nyai Riris Manis Yasan. Gamelan ini merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono Vl.

Para pengunjung dapat melihat dua buah meriam, arca, dan relief peninggalan umat Hindu-Buddha, yang menggambarkan Makara, Mahakala, dan Dewi Laksmi yang letaknya berada di luar pendopo.

Koleksi mesin ketik tua. Foto: Tasya Ekalina

Transformasi Java Institut

Hadirnya perpustakaan di Museum Sonobudoyo menjadi salah satu pendukung pilar sejarah, sosial, dan budaya hingga kesenian melalui koleksi dan hasil-hasil kajian beberapa tahun terakhir.

Perpustakaan Museum Sonobudoyo merupakan transformasi dari lembaga penelitian Java Institut yang merupakan cikal bakal atau pelopor dari berdirinya Museum Sonobudoyo.

Java Institut adalah lembaga penelitian yang konsentrasi pada kajian kebudayaan Jawa, Madura, dan Bali yang melakukan berbagai kegiatan, salah satunya menerbitkan majalah dan buku.

Majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan oleh Java Instituut di antaranya seperti Djawa, Poesaka Soenda, dan Poesaka Madhoera.

Vidya Mulya. Foto:

Majalah yang diproduksi oleh Java Institut terbilang cukup unik karena disajikan dalam bahasa Belanda, namun sampul menggunakan bahasa Indonesia dan aksara Jawa.

Beberapa kajian terkait dengan sejarah, budaya, dan museum kerap diterbitkan secara mandiri bersama dengan pameran.

Hal ini menjadi upaya museum untuk mewartakan berbagai khazanah keilmuan yang direkam abadi dalam koleksi.

Kontributor: Melyana Argaditha, Eoudia Gracea Nandung, Tasya Ekalina Br Kemit, Gideon Felix Purba.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.