Pascapandemi, Ini Perubahan yang Dilakukan oleh Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi

Ada jalur khusus bagi wisatawan yang suka tantangan atau jalur ekstrim.

0 443

Katolikana.com—Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) merupakan asosiasi yang berdiri sejak 2010 pascaletusan Gunung Merapi.

Asosiasi ini dipimpin oleh ketua dan beberapa anggota di dalamnya.

AJWLM menjual jasa bagi wisatawan yang berkunjung ke Lereng Merapi. Tak heran, ketika pandemi melanda, asosiasi ini juga menghadapi kendala.

Perkembangan AJWLM mulai terlihat pada tahun 2012. Awalnya, asosiasi ini memiliki tiga operator, kemudian berkembang menjadi 28 operator. Hingga kini jumlah operator di asosiasi makin berkembang.

Driver di AJWLM Jalu menuturkan saat ini terdapat 250 driver. Angka tersebut bisa bertambah tergantung pada kondisi. Menurut Jalu, ada beberapa basecamp yang unit jeepnya banyak, ada juga yang sedikit.

“Asosiasi ini tetap berusaha eksis, meski pandemi kemarin membuat banyak kerugian,” lanjut Nardi, driver lain.

Wisatawan berpose di atas jeep Merapi. Foto: Istimewa

Strategi

Untuk menarik minat masyarakat, mereka menawarkan potongan harga bagi pengunjung atau wisatawan.

Biasanya, harga short trip berkisar antara 450-500 ribu rupiah, diturunkan menjadi 300-350 ribu rupiah.

Selain itu, AJWLM juga memberikan potongan lainnya. Misalnya, bagi wisatawan yang datang se cara rombongan, AJWLM akan memberikan potongan khusus bagi para wisatawan.

Beberapa basecamp juga melakukan inovasi. Sebelum pandemi basecamp hanya digunakan untuk pendaftaran wisatawan dan tempat beristirahat para driver.

Saat pandemi ada beberapa basecamp yang membuat inovasi baru untuk membuat jalur khusus untuk basecamp. Biasanya lokasi jalur ini tidak terlalu jauh dari lokasi basecamp (di belakang ataupun 100 meter dari lokasi basecamp).

Beberapa basecamp yang ditutup selama pandemi, kini dibuka karena wisatawan sudah mulai kembali berkunjung ke Yogyakarta.

AJWLM mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam hal perizinan kepada warga sekitar Lereng Merapi.

Hal ini karena beberapa lokasi basecamp di AJWLM berdekatan dengan Taman Nasional Indonesia sehingga warga butuh perizinan dari pemerintah untuk memulai usaha baru.

Asosiasi juga membuat promosi yang berbeda dan lebih menarik. Promosi dilakukan di media sosial yang banyak digunakan masyarakat Indonesia seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan media sosial lainnya.

Pose seorang pengunjung berlatarbelakang Gunung Merapi. Foto: lavatournerapijogja.com

Jalur Baru

Ada satu lagi perubahan yang terlihat dari AJWLM. Jika Anda pernah berkunjung dan menggunakan jasa Jeep akan merasakan perbedaan itu. Apa itu?

Selama masa pandemi, AJWLM memperbarui beberapa tempat atau lokasi yang akan dikunjungi wisatawan.

Saat ini sebelum berkunjung ke Museum Sisa Hartaku kalian akan ditanya oleh driver.

Jika kalian suka jalur yang menantang atau ekstrim, driver akan membawa Anda melewati jalur baru ini.

Selain itu perbedaan lainnya bisa dilihat dari pembangunan di lokasi Batu Alien.**

Kontributor: Yusuf Tegar Parrangan

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.