
Katolikana.com—Penyembunyian kasus pelecehan seksual di Keuskupan Agung Baltimore, Amerika Serikat, akhirnya terungkap. Mantan Jaksa Agung Maryland Brian Frosh melakukan penyelidikan ini sejak 2019.
Dilansir dari The New York Times dan Independent, Jaksa Agung Maryland melakukan investigasi dalam laporan setebal 463 halaman untuk mengungkap skandal dalam ruang lingkup dan skala besar.
Para penyelidik meninjau berbagai dokumen dari tahun 1940-an sebanyak lebih dari 100.000 halaman, serta mewawancarai sejumlah korban dan saksi atas kasus tersebut.
Hasil laporan Kantor Kejaksaan Agung Maryland menyatakan sejumlah 156 imam Katolik di Keuskupan Agung Baltimore dituduh melecehkan lebih dari 600 anak-anak dan remaja dalam 80 tahun terakhir.
Sebanyak 146 pelaku pelecehan di antaranya terkait dengan gereja. Mayoritas pelaku adalah pria yang melayani sebagai imam. Sebanyak 10 nama lainnya masih disunting karena alasan tertentu, baik itu karena yang bersangkutan masih hidup, atau belum dapat diidentifikasi secara publik, maupun dituduh secara kredibel oleh Keuskupan Agung.

Kantor Jaksa Agung berhasil mendokumentasikan seluruh gambaran aksi pelecehan oleh anggota imam di Keuskupan Agung yang terjadi secara terus-menerus dan meluas.
Para pejabat negara pun membuat kebijakan yang dibutuhkan, termasuk pemecatan dan penghapusan nama serta gelar kepada 37 tersangka yang dituduh melakukan pelecehan.
Pihak gereja yang secara sistematis gagal dalam menyelidiki kasus tersebut dianggap menjadi salah satu faktor pendukung adanya pelecehan pada korban.
Sebelum dirilisnya laporan tersebut, aksi pelecehan sudah diketahui oleh kelompok korban dan saksi.
Laporan tersebut menjadi laporan terlengkap dalam mengungkapkan kasus pelecehan dan penyembunyian yang sangat besar yang dilakukan oleh Keuskupan Agung Baltimore.

Masa Uskup Agung Lori
Anthony Brown, Uskup Agung yang mulai menjabat pada Januari 2023 juga merilis sebuah laporan.
Dalam laporannya Brown mengatakan “illustrates the depraved, systemic failure of the archdiocese to protect the most vulnerable the children it was charged to keep safe.”
Laporan tersebut juga memuat beberapa kasus paroki yang terlibat dalam pelaku kekerasan.
Seperti pada umumnya, di mana pelaku pelecehan memilih anak-anak yang rentan dengan mengatakan kepada korban bahwa pelecehan adalah “kehendak Tuhan”, serta mengancam korban dan keluarganya agar tidak memberitahu siapapun.
Kasus-kasus skandal mengenai pelecehan seksual di gereja Katolik telah terungkap selama lebih dari 20 tahun.
Hal ini dimulai sejak saat The Boston Globe mendokumentasikan penyembunyian kasus pelecehan yang terjadi di lingkungan gereja.
Ada pula laporan kasus pelecehan seksual di gereja mengenai enam keuskupan di Pennsylvania pada tahun 2018.
Uskup Agung Lori pun turut menanggapi laporan tersebut. “I see the pain and destruction that was perpetrated by representatives of the church and perpetuated by the failures that allowed this evil to fester, and I am deeply sorry.”
Uskup Agung Lori menyebutnya sebagai “a heartbreaking and new reminder of a tragic and shameful time.”
Keuskupan Pertama di AS
Keuskupan Baltimore adalah keuskupan Katolik pertama di Amerika Serikat yang didirikan pada 1789.
Keuskupan Baltimore dianggap sebagai status simbolis dalam Katolik Amerika.
Baltimore dipimpin oleh Uskup Agung Lori. Seluruh gereja Katolik Amerika termasuk ke dalam Keuskupan Baltimore, hingga 1808 mencapai lebih dari 150 paroki dan jemaat, serta 59 sekolah. (*)
Kontributor: Catharina Rosa Aprilysia, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.