Sambut Yubileum 75 Tahun Paroki Waghete Deiyai, Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Gelar Lomba Lintas Dekenat Timika

Perayaan tahun Yubileum ke-75 Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Waghete, Deiyai, Keuskupan Timika, ini menjadi momentum umat untuk memperkuat iman kekatolikan di wilayah Meeuwo, Provinsi Papua Tengah.

0 441

Katolikana.com, Deiyai — Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Waghete, Deiyai, Keuskupan Timika bakal merayakan tahun Yubileum ke-75 pada 24 Juni 2024. Panitia perayaan 75 tahun bakal menggelar berbagai lomba yang melibatkan peserta dari paroki-paroki di dekenat tetangga, seperti Dekenat Paniai dan KAMAPI. Lomba solis dan vokal grub telah dilaksanakan pada 12-13 Juni 2024 di Aula Gereja St. Yohanes Pemandi Waghete.

Perayaan tahun Yubileum ke-75 Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Waghete ini menjadi momentum umat untuk memperkuat iman kekatolikan di wilayah Meeuwo, Provinsi Papua Tengah. Panitia pun mengangkat tema Yubileum 75 ini “Iman Makin Mewujud Nyata dalam Perbuatan”.

Pastor Paroki Waghete Gereja St. Yohanes Pemandi, Yohanes Adriyanto SJ, saat diwawancarai oleh kontributor Katolikana.com pada Kamis (13/5/24) di Gedung Gereja Lama (saat ini dipakai aula), mengatakan bahwa iman harus nyata dalam karya-karya dan pelayanannya.

“Semangat iman untuk merayakan 75 tahun ini sangat mengesankan bagi saya. Umat ingin bersyukur atas perjalanan gereja yang sudah 75 tahun ini dan umat bersyukur dengan mengisi berbagai kegiatan. Hal ini sangat mengesankan umat, semua bekerja selama sebulan penuh,” kata Yohanes Adriyanto SJ.

“Bagi saya begitu banyak kegiatan ini wujud ungkapan syukur iman mereka karena perjalanan gereja sampai saat ini penuh semangat,” katanya lagi.

Menurut Pastor Yohanes Adriyanto SJ, melalui perayaan 75 tahun ini umat mempunyai iman yang dewasa dan mendalam, yang terwujud dalam tindakan dan perbuatan nyata. Kegiatan selebrasi, seremonial perayaan, lomba-lomba merupakan bagian ekspresi iman, dan tentu lebih lagi umat harus menunjukan bentuk-bentuk iman yang lebih mendalam seperti kepedulian sosial, karya-karya pemberdayaan, menjadi bentuk ekspresi lain perlu kita kembangkan.

“Kedepannya tumbuh menjadi pribadi dengan iman yang semakin berakar, semakin mendalam mewujud nyata dalam karya cinta kasih,” katanya.

Umat antusias menyaksikan lomba-lomba di Paroki Waghete, Gereja St. Yohanes Pemandi, Kamis, 13 Juni 2024.(Foto: Katolikana/Marinus Gobai)

Sementara itu, Bruno Mote, Ketua Panitia Perayaan mengatakan perayaan yubileum yang diisi dengan beragam kegiatan telah membawa kesan baik dan membawa berkat bagai perjalanan Gereja Katolik di wilayah kabupaten Deiyai. Minat peserta lomba dan kegiatan meluas hingga wilayah paroki di dekena lain.

“Peserta perlombaan ini melibatkan paroki-paroki berada di dekenat tetanga seperti Dekenat Paniai, Dekenat KAMAPI, turut meramaikan kegiatan, terutama memperkuat persatuan dan kesatuan umat. Kita saling mengenal tempat-tempat seperti ini karena kita mengimani Tuhan Allah yang sama sehingga kita semua terkumpul dalam satu iman,” kata Bruno Mote.

Ia mengucapkan terima kasih atas kesan yang bagus dari para peserta. “Ini membawa berkat untuk kita, semua peserta dalam perjalanan dengan selamat, di antaranya peserta dari Paroki Salib Suci Madi, Paroki St. Yusuf Enarotali, dan Paroki Kristus Jaya Komopa,” kata Bruno Mote.

“Kami panitia meyakini banyak peserta tidak datang tetapi luar biasa Tuhan, tidak ada halangan sehingga dalam satu atau dua hari meramaikan kegiatan ini. Kalau Tuhan tidak mengijinkan semua tidak sampai mungkin ada paroki yang terhambat tidak hadir dalam kegiatan perlombaan ini,” lanjut Mote.

Melibatkan Orang Muda Katolik

Dalam kegiatan-kegiatan seperti ini setiap paroki ada kelompok kategorial yang muncul seperti Orang Mudah Katolik (OMK). Di Paroki St Yohanes Pemandi sendiri ada empat regu yang telah mendaftarkan dari kategorial OMK.

Ketua Panitia juga mengajak kelompok kategorial OMK di setiap masing-masing paroki yang ada  untuk terus membina iman dan mendidik mereka baik mental maupun spiritual untuk mempertahankan kekatolikan di wilayah Meeuwo di Keuskupan Timika.

Hal-hal lain yang disampaikan yaitu saat pemuda-pemuda terjebak dalam kehidupan sosial lain kita perlu mengadakan ragam kegiatan untuk menarik mereka dengan hiburan tertentu agar bisa mengangkat potensi rohani yang sangat penting dalam pembinaan iman orang-orang muda Katolik.

Dalam mengadakan kegiatan ini, panitia tidak membatasi peserta setiap paroki yang ikut ambil bagian, bisa 3 orang, 4 orang atau 5 orang lebih, karena meskipun sudah tahun yang ke-75, tetapi masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi dalam pelayanan iman bagi umat maupun penataan lingkungan gerejanya.

“Oleh karena itu teruslah memupuk cinta kasih dalam persaudaraan sesama iman kita melalui kegiatan memuji Tuhan melalui berbagai kegiatan yang telah siapkan oleh Panitia Yubileum di Paroki St.Yohanes Pemandi Waghete,” kata Bruno Mote.

“Panitia juga tidak mengharuskan paroki ini yang juara, paroki itu yang juara. Tetapi, yang paling penting kebersamaan. Kita adakan kegiatan seperti ini  untuk mempersiapkan dan mengembangkan diri potensi yang ada untuk bisa tampil di event besar lainnya, seperti di Pesparani,” katanya lagi.

Selanjutnya, Brono Mote mengungkapkan bahwa panitia berharap momentum perayaan ke-75 tahun ini sebagai tempat kita melatih, membina, dan mendidik agar lahirnya bibit-bibit baru untuk bisa mewarnai kegiatan besar lainnya. Kadangkala setiap paroki susah menyeleksi orang juga, susah mendapat orang dalam setiap event besar, sehingga kedepan agar mudah untuk menyeleksi orang maka perlu membenahi dalam karya dan pelayanannya.

Menurut informasi dari seksi perlombaan, ada sebanyak 8 paroki yang telah mendaftarkan perlombaan dalam rangka memeriahkan penjemputan perayaan tahun Yubileum yang ke 75 tahun ini. Paroki tersebut antara lain, Paroki St.Yohanes Pemandi sebagai tuan rumah, Paroki Kristus Kebangkitan Kita (K3) Damabagata, Paroki Segala Orang Kudus Diyai, Paroki St.Yosep Widuwakiya, Paroki St. Yusuf Enarotali, Paroki Salib Suci Madi dan Paroki Kristus Jaya Komopa.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam Perayaan Yubileum ke-75 ini yaitu paduan suara, vokal grub, solis (anak), cerdas orang dewasa, cerdas anak remaja atau SD Kelas 5-6 dan SMP kelas 4, cepat tepat membuka dan membaca kitab suci SD kelas 3 dan 4, mewarnai gambar, baca kitab suci orang dewasa, ukir anak panah, pintai noken dengan kulit kayu dan menganyam noken, mazmur, dan wani.

Kegiatan berbagai lomba yang melibatkan beberapa dekenat dalam menyambut Yubileum ke-75 Paroki Waghete Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi juga mendapatkan apresiasi dari Ketua Komite Komisariat Daerah (KOMDA) Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah, Tino Mote.

Menurut Tino Mote, Yubelium yang ke-75 ini membuat rasa bangga, terutama melibatkan orang-orang muda Katolik. Sehingga, Pemuda Katolik telah ambil bagian dalam memuji Tuhan melalui pop singers, vokal grub dan paduan suara.

Bagi Tino Mote, yang juga tokoh dari Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah, berbagai kegiatan yang telah disiapkan untuk meningkatkan bakat dan minat bagi generasi muda gereja.  Ini juga menjadi ajang menjual bakat dan minat yang telah dimiliki oleh Pemuda Katolik di Komisariat Cabang yang ada.

Menurutnya, ketika ada event-event lokal atau nasional mereka ambil bagian dalamnya terutama Pesparani. Dengan ini kegiatan perlombaan tingkat dekenat perlu ada peningkatan terutama dekenat terdekat yaitu Dekenat Tigi, Dekenat Paniai, Dekenat KAMAPI serta dekenat yang lain bisa menyesuaikan supaya ini meningkatkan bakat dan minat di Provinsi Papua Tengah. Ia juga menekankan pentingnya memperdalam iman melalui rekoleksi dan diskusi.

Kontributor: Marinus Gobai

Editor: Basilius Triharyanto

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.