Mengenang Perjalanan Paus Paulus VI ke Indonesia

Paus pertama yang berkunjung ke wilayah Asia dan Oceania.

0 248

Menyambut lawatan kepausan Paus Fransiskus ke Indonesia, tanggal 3-6 September 2023, Katolikana.com akan menyajikan serial liputan khusus kunjungan Paus Fransiskus. Serial liputan khusus tersebut bisa diikuti melalui tagar #PauskeIndonesia.

Katolikana.com — Paus Paulus VI adalah sosok Paus yang pertama kali datang ke Indonesia, yakni pada tahun 1970.

Tentunya kunjungan Paus Paulus VI pada saat itu disambut antusias oleh masyarakat Indonesia. Paus asal Italia itu juga bertemu dengan Presiden Soeharto saat berkunjung ke Indonesia.

 

Jejak Kunjungan Paus Paulus VI di Indonesia

Ketika berkunjung ke Indonesia, Paus Paulus VI berkunjung ke ibukota Indonesia, Jakarta. Paus Paulus VI mengikuti beberapa rangkaian acara selama di Indonesia, diantaranya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Soeharto di Istana Negara.

Selain bertemu dengan Presiden Soeharto, Paus Paulus VI juga melawat ke Katedral Jakarta. Dalam agenda di Katedral Jakarta tersebut, Paus Paulus VI menemui para imam dan biarawan/biarawati Indonesia.

Tak hanya kedua agenda tersebut, Paus Paulus VI juga memimpin perayaan ekaristi di Gelora Bung Karno (GBK). Perayaan ekaristi ini diikuti oleh puluhan ribu masyarakat yang datang dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua.

Dalam perayaan ekaristi di GBK, Paus Paulus VI menyampaikan homili tentang Yesus Kristus. Menurut Paus Paulus ke VI, Yesus Kristus adalah sosok yang paling sempurna. Ia menyebut Yesus adalah serupa dengan Allah, namun Ia mau menyetarakan diri dengan manusia.

Menurutnya, sebagai umat Katolik kita adalah satu kesatuan dengan Allah, yang sudah disatukan lewat sakramen baptisan. Kita juga bisa berjalan di dalam kegelapan, jika kita percaya dengan Yesus Kristus.

 

Mengenal Lebih Dekat Paus Paulus VI

Paus Paulus VI yang memiliki nama asli Giovanni Battista Montini, lahir di Concesio, Brescia, Italia, pada 26 September 1897. Ia adalah seorang imam diosesan yang ditahbiskan pada tahun 1920.

Saat menempuh pendidikan di seminari, ia belajar tentang filsafat dan hukum. Setelah menamatkan studinya di bidang filsafat dan hukum, Montini lantas mendapatkan penugasan di Sekretariat Negara di Vatikan.

Montini juga sempat mengajar di Universitas Kepausan, dan ia mengajar diplomasi di universitas tersebut.

Penugasan Montini di Universitas Kepausan berubah Paus Pius XI mengangkatnya sebagai Sekretaris Negara Vatikan pada tahun 1937

Saat Perang Dunia II berkecamuk, Montini selalu terlibat membantu masyarakat dan berusaha membantu mereka yang ingin mengungsi.

 

Ajaran dari Paus Paulus VI

Montini kemudian terpilih sebagai Paus Paulus VI pada konklaf tahun 1963. Ia menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sepeninggal Paus Yohanes XXIII yang wafat di tengah-tengah pelaksanaan Konsili Vatikan II.

Paus Paulus VI pun segera mengembang tanggung jawab untuk menyelesaikan Konsili Vatikan II. Dalam lima belas tahun masa pontifikalnya, Paus Paulus VI dikenal sangat peduli dengan masyarakat, terutama masyarakat yang terpinggir dan terlupakan.

Ia juga mengeluarkan beberapa ensiklik yang terkenal. Misalnya, Ecclesiam Suam. Ensiklik ini diterbitkan pada tahun 1964. Selain itu juga Paus Paulus VI juga mengeluarkan ensiklik berjudul Populorum Progresio.

Tulisan ini mengangkat tentang manusia, serta mengangkat perkembangan manusia.
Paus Paulus VI juga banyak melakukan kunjungan kepausan ke berbagai negara.

Sejumlah negara yang ia kunjungi bahkan merupakan negara-negara yang belum pernah dikunjungi oleh Paus sebelumnya.
Tentunya, kunjungan apostolik di tahun 1970 termasuk menjadi salah satu momentum besar yang ditinggalkan Paus Paulus VI untuk Gereja Katolik maupun bangsa Indonesia. (*)

Sumber: vatican.va

 

Editor: Ageng Yudhapratama

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.