
Katolikana.com, Deli Serdang — Minggu, (18/8/2024), bertempat di Gedung Heribertus lantai 2, Bidang Liturgia Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat menyelenggarakan Sosialisasi Standard Operating Procedur (SOP) Tatib Paroki Santa Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan. Sosialisasi SOP Tatib diikuti sekitar lima puluh orang yang berasal dari lima stasi (Beras Sekata, Serba Jadi, Sri Gunting, Suka Maju dan Kuasi Stasi Tanjung Anom).
Petugas Tatib adalah pelayan liturgi selama perayaan misa yang membantu memastikan misa berjalan dengan tertib, lancar dan aman. Petugas Tatib bertugas menyambut dan melayani umat di pintu-pintu gereja serta mengarahkan umat ke tempat duduk, mengarahkan barisan umat saat menerima komuni dan mendampingi communion minister (CM) saat membagikan komuni. Maka, tujuan diadakannya sosialisasi SOP Tatib ini berupaya menyinkronisasikan agar para petugas Tatib di stasi maupun paroki terkoordinir dengan baik dan seragam/sama pada aturan serta tata laksananya.
Pedoman Umum Petugas Liturgi
Wakil Ketua Liturgi Paroki SMART, Albert H. Kwuta membawakan materi Sosialisasi SOP Tatib mengawalinya dengan menjelaskan Pedoman Umum Petugas Liturgi adalah orang yang terpanggil dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab setiap peran dalam perayaan liturgi. Maka sebagai petugas liturgi ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: Petugas Liturgi wajib melakukan konfirmasi kepada koordinator masing-masing subseksi, jika tidak dapat bertugas (2 hari sebelum hari H), Tidak memilih-milih perayaan dalam bertugas, Hadir 30 menit atau minimal 15 menit sebelum perayaan dimulai, Mengenakan pakaian yang sopan dan rapih, Pada saat imam mencium altar, petugas liturgi tidak ikut membungkukan badan, tetapi tetap berdiri dgn posisi badan tegak, Selesai bertugas wajib mengembalikan pakaian sesuai pada tempatnya.
Tata Laksana Petugas Tatib
Setelah itu, mulailah inti pokok Sosialisasi dipaparkan Albert, bahwa petugas Tatib – Penyambut Umat (PUMR 105d) adalah Pelayan liturgi selama perayaan misa, Memastikan misa berjalan dgn aman, tertib dan lancar serta sebagai Polisi Perayaan. Petugas Tatib Sudah hadir di gereja, minimal 30 menit sebelum Misa dimulai; sehingga ketika umat hadir di gereja, disambut oleh Tatib. Personil Tatib yg bertugas adalah orang dewasa, dengan jumlah laki-laki & perempuan seimbang. Hal ini sebagai langkah antisipasi atas kemungkinan-kemungkinan tidak baik yg bisa saja terjadi.
Petugas Tatib wajib menyambut umat dengan senyum, sapa, dan salam. Lantas mengenakan pakaian yg sederhana, sopan, serta pantas, bukan pakaian yang mewah dan indah, mengenakan perhiasan-perhiasaan (show). Petugas Tatib bertugas menghitung dan memeriksa jumlah kantong kolekte yang akan distribusikan di tempat kursi umat. Kemudian membantu umat mencari tempat duduk, terutama untuk lansia, pengguna kursi roda atau orang sakit yang lain. Serta mengarahkan umat Lansia di tempat khusus (Sebelah kiri altar, dekat ruang pengakuan) dan kursi roda serta yang berkebutuhan khusus.
Bersikap Tegas Dalam Tugas
Lebih lanjut, Albert menambahkan, ketika mengantar umat ke depan untuk mengisi tempat duduk yang kosong, terakhir sebelum Doa Kolekta (Doa Pembuka). Mempersiapkan jalur perarakan. Ketika perayaan berlangsung, Tatib tidak duduk di dalam gereja, tapi di kiri-kanan pintu masuk gereja. Mengawasi dan bersikap waspada apabila ada yg mencurigakan (tindakan kriminal, pencurian, penipuan, & lain sebagainya) dan melaporkannya kepada petugas keamanan gereja. Bersikap tegas namun luwes dalam melaksanakan tugas selama perayaan itu berlangsung. Menegur umat yg bermain HP dlm gereja, atau bercerita dengan orang yg ada di sekitar mereka, yang dapat mengganggu keanggunan perayaan. Petugas Tatib diharapkan tetap menjaga kekhidmatan dalam Misa, antara lain: tidak berisik, tetap tenang dan waspada serta menjadi contoh teladan bagi umat. Bekerja sama dengan Seksi Kesehatan, supaya selalu ada petugas Kesehatan dari Lingkungan yang bertugas juga. Membantu memeriksa apakah sound system, kipas angin, dan lampu bekerja dengan baik. Bila ada gangguan, hubungi petugas yang berwenang atau koster dengan menyebutkan gangguan dan lokasi gangguan secara singkat dan tepat. Mengawasi apakah ada umat yang membawa anak yang dirasakan dapat mengganggu ketenangan dalam Misa dan meminta orang tua mereka untuk menjaga anak mereka. Setelah Doa Umat dan intensi misa dibacakan, Tatib mengedarkan kantong kolekte ke umat pada blok kursi yang menjadi tugasnya. Bila kantong kolekte telah selesai diedarkan, petugas Tatib mengumpulkan kantong kolekte pada meja persembahan dan dimasukkan ke masing-masing kotak kolekte.
Bila kantong kolekte telah terkumpul semua (jumlah kantong kolekte sebelum Misa dimulai harus kembali dengan sesuai jumlah/ sama). Selesai mengumpulkan kolekte, maka kotak kolekte dapat dibawa oleh 2 Petugas Tatib ke Altar. Sesampainya di depan Altar, pembawa kotak kolekte cukup membungkuk bersama, lalu menaruh di altar (di bawah), lalu berjalan kembali ke tempat duduk dengan tangan terkatup di depan dada. Pada saat Komuni:
- para petugas Tatib membantu mengawasi kelancaran pembagian Komuni, baik dalam gereja maupun di luar gereja.
- Memastikan Hosti yang diterima umat dimasukkan ke dalam mulut dan tidak.
Memberikan pertolongan pertama bila ada umat yang membutuhkan pertolongan karena sakit atau pingsan dengan cara membawanya ke ruang kesehatan gereja, dan mencarikan petugas kesehatan / dokter yang bisa melakukan P3K. Petugas Tatib wajib mengatur kelancaran dan ketertiban pemberkatan anak-anak. Tatib wajib menghitung kolekte setelah Misa di ruang sekretariat. Apabila ada barang umat yang tertinggal, mohon membawa barang yang tertinggal tersebut ke sekretariat untuk dititipkan di sana. Bila sekretariat tutup, dapat dititipkan ke koster di Sakristi.
Pada kesempatan sosialisasi SOP Tatib ini, Ketua Liturgi Paroki SMART, Agustinus Batu Tarigan, menyampaikan suatu usulan baiknya dibuat Komunitas Tatib seperti Lektor diadakan 1 atau 2 bulan sekali berupa ibadat. Nanti akan dikomunikasi lewat WA Grup agar informasi baru bisa saran maupun usulan tersampaikan. Peran kita sebagai tatib begitu penting didalam mengawal perayaan ekaristi agar berlangsung dengan baik.
Polisi Pelayanan Memperhatikan Umat
Koordinator TATIB (Tata Tertib) Se-Paroki SMART, Adria Frieda Sabarina Saragih mengatakan Tatib di Paroki sebagai Polisi Pelayanan, melihat keamanan dan kenyamanan umat dalam hal beribadah perayaan ekaristi. Petugas harus memperhatikan mulai ketika perarakan masuk ke dalam harus diperhatikan suasana jalan. Kita harus memperhatikan umat itu, bagaimana umat benar-benar nyaman berdoa. Harus melihat, bila ada umat yang menganggu disapa dengan baik-baik lalu sampaikan dengan elegan, supaya yang disapa tidak merasa ditegur.
Petugas Tatib di Gereja Katolik, kata Adria, sangat perlu dan bermanfaat, walaupun ada umat yang tidak perduli dengan kehadiran petugas Tatib di gereja. Maka, tidak boleh bosan dan jemu dengan itu. Memang pasti ada yang pro dan kontra, bila umat sudah memahami kita arahkan pasti mau. Dengan adanya sosialisasi dan pembekalan ini, dimana selama ini petugas Tatib belum terkoordinir. Saat ini sudah dibentuk koordinator Tatib di setiap lingkungan masing-masing, dengan begitu diharapkan petugas Tatib itu sebagai Polisi pelayanan dapat bertugas dengan baik. Dengan ini kita ada komunikasi yang baik dengan koordinator yang ada di lingkungan, apapun yang perlu disampaikan dalam hal pelayanan. Koordinator inilah yang menyampaikannya ke umat di Lingkungan lalu mengarahkan ke pelayanan. Sehingga, begitu disampaikan diharapkan bisa diterima tidak ada lagi penolakan. (*)
Editor: Ageng Yudhapratama

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.