
50 Tahun YPPK Tilemans Papua di Paniai, Esau Tekege: Dulu Gaji 5 Rupiah Guru Tetap Layani di Tempat Terpencil, Sekarang?
Momen YPPK Tilemans Papua bangkit meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Papua
Katolikana.com, Paniai – Pengurus Sekolah Wilayah (PSW) Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik Tilemans Papua di Kabupaten Paniai merayakan pesta 50 tahun di Aula SKB, Paroki St.Yusup Enarotali pada Kamis, 22 Agustus 2024.
Ketua Panitia Esau Tekege menjelaskan para guru perintis dulu yang bertugas di berbagai tempat terpencil mereka melayani dan berangkat ke tempat tugas dengan apa adanya.
“Dulu kami punya bapak-bapak ditugaskan oleh Pastor Paroki, Pastor Dekan pergi bertugas di berbagai tempat seperti Bilai, Bilogai, Sinak, Beoga, Tiom, Wamena, Oksibil sampai di PNG. Mereka jalan kaki selama berminggu-minggu menuju ke tempat tugas,” kata Esau Tekege.
“Bapak guru ditugaskan tempat baru membawa anak panah bersama istrinya, tidak ada bagi alasan mama ke tempat tugasnya. Bayangkan pada saat itu gaji hanya 5 rupiah,” lanjut Esau Takege.
Esau Tekege, yang juga sebagai Kepala Sekolah SMP YPPK St. Fransiskus Epouto mengatakan sekarang terbalik dan punya banyak alasan padahal banyak akses bisa kita jangkau. Ditugaskan daerah terpencil tidak terima terutama anak muda-muda dengan alasan tidak ada signal telpon, tidak ada akses jalan aspal.

“Bayangkan dulu bapak-bapak dan mama-mana itu tidak ada alasan, mereka jalan saja demi pendidikan YPPK dan untuk Gereja Katolik,” katanya.
“Pastor Tilemans semangatnya luar biasa dimana membawa pendidikan tiba di Kampung Kokonau sampai di Paniai tidak ada alasan sekalipun menerima begitu banyak tantangan lapar, haus, hujan,” kata Esau lagi.
Menurut Esau gereja masuk bersamaan dengan pendidikan maka umur pendidikan sudah mencapai 75 tahun. Ia punya alasan yang kuat bahwa pertama kali masuk ada tiga guru perintis yaitu Matorbons, Letconis sampai di Paniai. Karena pecah perang antara Tentara Nipon dari Jepang dan Tentara Indonesia akhirnya ketiga guru ditarik kembali ke Kokonau. Setelah perang berakhir mereka kembali ke Paniai untuk pelayanan keutamaan dan pendidikan. Oleh karena itu, Sekolah Pendidikan Katolik di buka tahun 1949 di Paniai.
Ia ingin mengklarifikasi HUT ini karena umur pendidikan YPPK sudah memasuki tahun yang ke 75 bukan lima puluh tahun. “Jika saya salah, Bapak Uskup, para Pastor Dekan, para imam jangan marah dan beri kesempatan saya mengaku dosa,” Ungkapnya.
Respon Ketua PSW YPPK Kabupaten Paniai
Ketua PSW Kabupaten Paniai Agustinus Magai mengatakan program kerja PSW mengacu pada program kerja Keuskupan Timika, bahwa tahun 2024 ini merupakan tahun pendidikan.
“Bertepatan dengan perayaan pesta emas pendidikan Katolik ini kita bertemu kembali dan mengajak kepada tim peduli pendidikan YPPK baik pembina maupun Kepala Sekolah, para dewan guru, mari kita meningkatkan mutu pendidikan yang baik untuk bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Paniai maupun luar Paniai,” kata Agustinus Magai.
Pengurus Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Tilemans Papua mengangkat tema perayaan, “Pendidikan adalah Tunggku Api Gereja”. Dengan tema itu, ia mengharapkan YPPK yang dimiliki gereja untuk bersatu membangun pendidikan.

“Kami ajak guru harus berkualitas dan memiliki profesionalisme yang mumpuni untuk mendidik anak-anak kita dengan baik. Misalnya, para guru berdiam atau tidak mengajar maka generasi anak-anak kita hancur. Oleh karena itu, pendidikan YPPK harus menjadi garam dan terang di tengah banyak persoalan yang ada,” kata Agustinus.
“Kita terus bangkit untuk mendidik dan membina bagi anak-anak kita untuk masa yang akan datang dengan disiplin yang baik mulai dari guru yang ada,” lanjut Agustinus.
Kepala PSW juga mengajak para guru-guru tidak boleh malas-malas lagi untuk mengajar anak-anak kita. Dengan ini kita memberikan contoh yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sekolah yayasan yang ada ini.
Kata dia, kepada para guru bahwa guru sebagai tolak ukur untuk mengembang meningkatkan kualitas pendidikan. Pertanyaan yang perlu kita resapi bersama bahwa bukan saya siapa? Bukan sekarang kapan lagi? Generasi penerus untuk siapa? Oleh karena itu, saatnya untuk kita membangun dan mendidik anak-anak kami dengan baik.
Ia berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Paniai melalui Dinas Pendidikan dan pengajaran Kabupaten Paniai yang terkesan kurang baik karena semua akses ditarik oleh pemerintah daerah setelah wabah Covid-2019.
“Di kantor kami di PSW saat ini sepi dan saya sendiri yang kerja, padahal sebelumnya ramai banyak guru datang sering konsultasi soal perkembangan pendidikan yayasan pendidikan dan persekolahan Katolik (YPPK),” kata Agustinus.
“Kami sangat berharap bila perlu semua akses bisa di offline atau dikembalikan seperti sebelumnya, seperti misalnya akses hak para guru YPPK bisa dibayarkan oleh kami pihak yayasan. Ini kita bisa mengontrol, memonitoring pendidikan yayasan yang ada di Paniai,” kata Agustinus.
Editor: Basilius Triharyanto

Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.
Teramat penting Program Pengadaan GURU MilikYayasan.
Syukur atas capaiannya dan perlu refleksi diri dan evaluasi total terhadap praksis pendidikan yang telah dan sedang terdegradasi oleh perubahan dinamika hidup di semua sektor yg turut serta berpengaruh pada Manajemen YPPK yg berbenturan dgn perubahan dan perkembangan irama dan gaya kerja Pemerintah.sehingga SPIRITUALITAS REKSA PASTORAL PENDIDIKAN IKUT TERCEBUR MEMPENGARUHI MANAJEMEN YPPK HILANG KENDALI ATAU LABIL KEBIJAKAN TEK NIS OPERASIONAL TERUTAMA MANAJEMEN PERSONALIA GURU BERNIP.DISINI LPERAN MANAJEMEN YPPK PERLU LIHAT.
Bagaimana guru2 mau bertahan kalau diperkosa ?