Katedral Jakarta Berkati Hewan di Pesta Nama Santo Fransiskus Asisi

Pet blessing bukan berarti hewan peliharaan bisa dibaptis dan menjadi "umat" Gereja Katolik.

0 1,392

Katolikana.com, Jakarta  Pada Jumat sore (4/10/2024), Gereja Katedral Jakarta menyelenggarakan acara unik, yakni ibadat pemberkatan hewan alias pet blessing. Ibadat pemberkatan hewan ini dipimpin oleh Romo Hani Rudi, SJ, dan Romo Deodatus Yohanes, SJ.

Umat yang berkumpul dalam momen ibadat tersebut masing-masing datang dengan membawa hewan peliharaan mereka. Tak hanya datang, umat pun tidak ketinggalan mendandani hewan peliharaannya dengan maksimal. Alhasil hewan-hewan peliharaan yang berkumpul di Katedral Jakarta terlihat lebih cantik. Anjing menjadi hewan peliharaan yang dibawa oleh kebanyakan umat sore itu.

Ibadat pemberkatan hewan ini dilaksanakan di Plaza Maria, yang berada di sisi utara Gereja Katedral Jakarta. Seperti biasa, ibadat diawali dengan lagu puji-pujian dan pembacaan doa. Sebelum akhirnya, hewan-hewan peliharaan yang dibawa umat diberi berkat oleh romo dengan pemercikan air suci

Pada kesempatan homili, Romo Hani memberikan pesan kepada umat yang hadir untuk mencintai alam semesta dengan mencontoh laku hidup Santo Fransiskus Asisi. Menurut Romo Hani, Santo Fransiskus Asisi adalah teladan bagi umat Katolik. Santo Fransiskus Asisi ini memberi teladan bagi umat, supaya bisa mencintai alam semesta termasuk hewan.

Romo Deodatus Yohanes, SJ, memberkati hewan peliharaan salah seorang umat saat ibadat pemberkatan hewan di Gereja Katedral Jakarta. (Foto: Katolikana.com/Helena Brilianty)

 

Tidak hanya mencintai hewan saja, Romo Hani juga mengajak umat untuk menjaga lingkungan sekitar dengan tindakan-tindakan yang sederhana. Contohnya adalah menghemat air serta mematikan AC jika sudah tidak diperlukan lagi.

“Misalnya ketika di Gereja mobil tidak ada orang dan mesin AC masih menyala, hendaknya harus dimatikan mesinnya supaya bisa menghemat energi,” cetus Romo Hani.

Ia melanjutkan, “Begitu juga dengan lampu. Jika tidak digunakan, bisa untuk dimatikan. Agar tidak ada energi yang terbuang sia sia.”

Pada ibadat ini, umat juga bersama-sama mendaraskan Doa Laudato Si, sebuah doa untuk mendoakan keutuhan ciptaan. Doa ini dibuat oleh Paus Fransiskus dengan merujuk dari ensikliknya yang berjudul sama. Setelah itu, umat mendaraskan pula Doa Mohon Damai dari Santo Fransiskus Asisi.

Pihak Gereja Katedral Jakarta juga menyediakan photobooth dalam acara ibadat berkat hewan ini. Seusai ibadat, umat bisa berfoto bersama dengan hewan kesayangannya di photobooth yang tersedia

Umat berkumpul dengan membawa binatang kesayangan saat ibadat pemberkatan hewan di Gereja Katedral Jakarta. (Foto: Katolikana.com/Helena Brilianty)

 

Baca juga: Baptis Hewan Peliharaan di Gereja Katolik? Apakah Benar Ada? 

 

Bukan Baptis Hewan

Menurut Romo Hani Rudi berkat hewan ini tidak sama dengan sakramen pembaptisan yang diberikan oleh Gereja Katolik. “Berkat hewan adalah pemberkatan untuk hewan. Sebagai rasa syukur atas kecintaan terhadap alam semesta termasuk hewan di dalamnya,” jelasnya saat homili.

Sementara itu, sakramen pembaptisan jelas hanya diperuntukkan bagi manusia. “Baptis hanya ditujukan untuk umat Katolik, baik yang usianya masih bayi maupun untuk orang yang sudah berusia dewasa,” terangnya lagi.

Baptisan juga memiliki rangkaian yang cukup sakral. Sehingga rahmat pembaptisan hanya diperuntukan untuk makhluk hidup yang memiliki akal budi seperti manusia. Gereja Katolik sendiri memiliki prinsip untuk menghormati semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan dan hewan. “Namun bukan berarti hewan peliharaan bisa dibaptis dan menjadi ‘umat’ Gereja Katolik,” gurau Romo Hani.

Di luar Katedral, mungkin sedikit tidak mudah menemukan kegiatan yang serupa di paroki lain. Sebab tidak semua Gereja Katolik rutin mengadakan ibadat pemberkatan hewan. Di lingkup Keuskupan Agung Jakarta saja, misalnya, ibadat pemberkatan hewan hanya digelar di Paroki Katedral, Paroki Santo Laurensius, Alam Sutera, dan Paroki Regina Caeli, Pantai Indah Kapuk (PIK). (*)

 

Editor: Ageng Yudhapratama

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.