Baptis Hewan Peliharaan di Gereja Katolik? Apakah Benar Ada?

Pemberkatan hewan yang dilakukan pada 4 Oktober setiap tahun bukanlah baptisan, melainkan doa dan berkat.

0 771

Katolikana.com  Setiap tanggal 4 Oktober, umat Katolik di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sering kali membawa hewan peliharaan mereka ke gereja untuk mendapatkan berkat khusus. Acara ini biasanya dipersembahkan untuk hewan seperti anjing, kucing, dan jenis-jenis hewan peliharaan lainnya.

Namun, sering muncul salah kaprah di kalangan masyarakat. Banyak yang beranggapan kalau pemberkatan hewan ini sama dengan pembaptisan. Apakah benar hewan dibaptis dalam Gereja Katolik?

 

Pemberkatan Hewan pada 4 Oktober

Setiap tanggal 4 Oktober, banyak paroki Katolik menyelenggarakan upacara khusus untuk memberkati hewan peliharaan. Tanggal ini dipilih bukan tanpa alasan—hari ini merupakan peringatan Santo Fransiskus Asisi, seorang santo yang dikenal sebagai pelindung hewan dan alam semesta.

Gereja Katolik, sebagai bentuk penghormatan kepada Santo Fransiskus, menyelenggarakan pemberkatan hewan untuk mengajak umat semakin menyadari pentingnya hubungan yang baik dengan ciptaan Tuhan, termasuk hewan.

Di Paroki Katedral Jakarta, Romo Hani Rudi Hartoko SJ, Pastor Paroki Katedral Jakarta, rutin memimpin upacara pemberkatan hewan. Namun, Romo Hani menegaskan bahwa pemberkatan ini bukanlah pembaptisan seperti yang dilakukan kepada umat manusia.

“Baptisan adalah sakramen yang hanya diberikan kepada manusia, bukan hewan. Dalam ajaran Gereja Katolik, hanya manusia yang dapat dibaptis karena mereka memiliki jiwa yang tidak hanya fana, tetapi juga kekal,” jelasnya.

Ritual pemberkatan hewan ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas alam ciptaan Tuhan, dan untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawab mereka dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, termasuk hewan-hewan yang merupakan bagian dari ciptaan Allah.

 

Mengapa Tidak Semua Gereja Melakukan Pemberkatan Hewan?

Tidak semua paroki di seluruh dunia menyelenggarakan upacara pemberkatan hewan. Di Indonesia sendiri, hanya beberapa paroki tertentu yang rutin melakukannya, seperti Paroki Katedral Jakarta.

Pada acara ini, umat diundang untuk membawa hewan peliharaan mereka, biasanya anjing dan kucing, ke gereja untuk diberkati oleh pastor. Acara ini sering kali diawali dengan ibadat singkat, dan dilanjutkan dengan pemberkatan menggunakan air suci.

Selain pemberkatan, doa Laudato Si—doa yang disusun oleh Paus Fransiskus dalam ensikliknya yang berjudul Laudato Si: On Care for Our Common Home—juga dipanjatkan. Doa ini merupakan ajakan kepada umat Katolik untuk semakin peduli terhadap bumi dan lingkungannya.

 

Teladan Santo Fransiskus Asisi dalam Mencintai Alam

Mengapa pemberkatan hewan ini dilakukan pada 4 Oktober? Ini karena tanggal tersebut adalah peringatan hari Santo Fransiskus Asisi, seorang santo yang dikenal sebagai pecinta alam dan pelindung hewan.

Fransiskus Asisi dikenal memiliki hubungan yang sangat dekat dengan alam, bahkan dalam berbagai cerita, ia dikisahkan mampu berkomunikasi dengan hewan.

Fransiskus Asisi adalah sosok pendiri Ordo Fransiskan. Ia dikenal karena mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam serta merawat semua makhluk hidup sebagai bentuk cinta kepada Tuhan.

Melalui teladan hidupnya, Santo Fransiskus Asisi mengajarkan kepada umat Katolik bahwa semua ciptaan Tuhan—baik manusia, hewan, maupun alam semesta—harus diperlakukan dengan hormat dan kasih.

Oleh karena itu, pemberkatan hewan ini bukan hanya tentang memberikan perlindungan spiritual kepada hewan peliharaan, tetapi juga sebagai pengingat kepada manusia agar selalu bersyukur atas alam semesta dan segala isinya.

Umat Katolik diajak untuk meneladani Santo Fransiskus dengan menjaga kelestarian alam, termasuk hewan, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan yang dipercayakan kepada manusia.

 

Pentingnya Melestarikan Lingkungan dan Ciptaan Tuhan

Melalui acara pemberkatan hewan, Gereja Katolik tidak hanya sekadar mendoakan kesejahteraan hewan peliharaan, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Alam adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, dan seperti yang disampaikan dalam doa Laudato Si, manusia memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan merawatnya.

Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk peduli terhadap krisis lingkungan yang sedang melanda dunia. Pemberkatan hewan ini menjadi simbol pengingat agar umat manusia tidak merusak alam, melainkan terus berusaha untuk menjaga ekosistem agar tetap seimbang.

Kesadaran untuk menjaga lingkungan, memperhatikan hewan, dan bersikap penuh kasih terhadap sesama ciptaan Tuhan merupakan ajaran mendasar yang dapat diambil dari peringatan Santo Fransiskus Asisi. Manusia sebagai ciptaan yang paling berakal budi memiliki kewajiban untuk merawat bumi dan semua makhluk hidup di dalamnya.

 

Jadi, apakah hewan dibaptis dalam Gereja Katolik?

Jawabannya adalah tidak. Pemberkatan hewan yang dilakukan pada 4 Oktober setiap tahun bukanlah baptisan, melainkan doa dan berkat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas alam dan hewan-hewan yang menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Pemberkatan hewan ini mengajak umat Katolik untuk meneladani cinta Santo Fransiskus Asisi terhadap alam semesta dan mengingatkan tanggung jawab manusia untuk menjaga dan melestarikan bumi serta semua makhluk yang ada di dalamnya. Acara ini juga menjadi pengingat pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya.

Dengan demikian, meskipun hewan tidak dapat dibaptis, mereka tetap merupakan bagian penting dari ciptaan yang perlu dihargai, dilindungi, dan disyukuri. (*)

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.