
Merayakan Kesetiaan Suster-Suster Fransiskus Charitas, Dari 25 hingga 50 Tahun Hidup Membiara
Menjadi Suster itu hidupnya sudah 'disegel', setia sampai akhir hayat.
Katolikana.com, Palembang – Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) merayakan hidup membiara dan menjalani kaul kekal dari 25, 40, hingga 50 tahun. Perayaan syukur dilaksanakan di Gereja Santo Yoseph Palembang dengan misa yang dipimpin Uskup Keuskupan Palembang Mgr. Yohanes Harus Yuwono pada Sabtu, 20 November 2024.
Momen bersejarah bagi para suster itu dirayakan bersamaan ungkapan syukur ulang tahun kemandirian ke-33 Kongreagis Suster-Suster Santo Fransiskus Charitas (FCh) setiap tanggal 1 Desember.
Ketua Umum Kongregasi Fransiskus Charitas, Suster Maria Patricia, FCh mengungkapkan bahwa perayaan kemandirian Kongregasi ke-33 merupakan rencana Agung Allah untuk karya keselamatan-Nya di tengah Gereja dan dunia.
Menurut Sr. Maria Patricia, FCh, kongregasi diharapkan selalu berkembang, berjalan dan berziarah bersama GerejaNya, serta mengabdi Allah, sesama dan alam semesta, dalam hidup serta karya-karyanya.
“Semangat cinta, spiritualitas, kasih tidak pernah terlepas, justru tersambung makin erat, makin kuat dan terus menerus akan kita pelihara nilai-nilai spiritualitas yang kita hidupi sampai hari ini,” ungkap Sr. Maria Patricia, FCh.
Perisitiwa ini juga menyadarkan akan momen bersejarah untuk menyambut 100 tahun Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas yang hadir di Indonesia, tepatnya pada 9 Juli 2026.

Para Suster yang merayakan pesta perak (25 tahun) hidup membiara, yaitu Sr. M. Emmanuel, FCh, Sr. M. Jeannet, FCh, Sr. M. Monika, FCh, Sr. M. Stella, FCh, Sr. M. Victricia, FCh.
Lalu, para suster yang merayakan 40 tahun kaul kekal dan hidup membiara, antara lain, Sr. M. Dien Kristifera, FCh, Sr. M. Ferdinanda, FCh Sr. M. Petra, FCh, Sr. M. Ronita, FCh.
Beberapa suster yang merayakan pesta emas atau telah menjalani selama 50 tahun hidup membiara yaitu Sr. M. Winanda, FCh.
Pada momen syukur ini juga dua suster yang mengikrarkan Profesi Kekal, yaitu Sr, M.Avila, FCh dan Sr. M. Pia, FCh.

Suster itu Sudah ‘Disegel’, Setia Sampai Akhir
Mgr. Yohanes Harun Yuwono yang memimpin misa selebrasi tersebut dalam homilinya mengungkapkan pesan bahwa hidup bersama Yesus bukan sekedar mengatur hidup ke arah yang benar, tetapi tentang pribadi Yesus seutuhnya, semangat hidup, cita-citanya dan harapannya bagi keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Dalam mengikut Yesus, ungkap Mgr. Harun, sama seperti Yesus yang mengorbankan nyawanya. “Jalani kehidupan pemuridan dengan sukacita dan kebahagiaan, bukan kesedihan dan ketakutan.”

Lebih lanjut Mgr Harun mengatakan untuk menjadi murid Yesus yang sejati, kita harus hidup tanpa rasa takut, dengan sukacita yang membara. Kita harus mempunyai harapan bahwa kita dapat memberikan kesaksian yang dapat dipercaya.
“Dengannya iman kita bergembira, perbuatan kita menjadi antusias, kita masing-masing dapat memberikan senyuman, sedikit tanda persahabatan, tatapan ramah, telinga yang siap sedia, menuju perjumpaan dengan Tuhan yang mulia,” ungkap Mgr. Harun.
Di penghujung homili, Mgr. Harun menekan pesan tentang kesetiaan yang kekal. “Menjadi suster itu berarti sudah disegel. Setia sampai akhir hayat,” ungkap Mgr. Harun.
Editor: Basilius Triharyanto

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang