7 Mei 2025, Asap Hitam Mengepul

Seluruh dunia kini menantikan asap putih

0 242

Vatikan, Katolikana.com—Gereja Katolik masih belum memiliki Paus baru. Asap hitam yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Rabu (7/5/2025) malam menandakan bahwa putaran pertama pemungutan suara dalam konklaf belum menghasilkan mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan untuk memilih Uskup Roma pengganti Paus Fransiskus.

Asap hitam muncul lebih dari tiga jam setelah 133 kardinal pemilih, yang semuanya berusia di bawah 80 tahun, memasuki Kapel Sistina dan memulai konklaf secara tertutup.

Proses yang berlangsung dalam keheningan dan kesakralan itu diawali dengan prosesi dari Kapel Paulus, pengambilan sumpah rahasia di bawah lukisan dinding karya Michelangelo, hingga perintah “Extra omnes!” — “Semua keluar!” — yang menandai ditutupnya pintu kapel bagi dunia luar.

Tradisi pembakaran surat suara masih menjadi cara utama untuk mengumumkan hasil pemungutan suara. Asap hitam menandakan belum ada hasil; asap putih nantinya akan menjadi tanda bahwa seorang paus telah terpilih.

Ribuan umat memadati Lapangan Santo Petrus sejak pagi. Di antara doa, nyanyian rohani, dan penantian dalam hening, mereka mengikuti siaran langsung ritus dari layar-layar besar yang dipasang di sekitar Basilika Santo Petrus.

Namun harapan hari itu belum terpenuhi. Beberapa menit sebelum pukul 21.00 waktu setempat, asap hitam akhirnya mengepul. Gereja Katolik akan menunggu setidaknya satu hari lagi.

Konklaf ini disebut sebagai salah satu yang paling beragam secara geografis dalam sejarah Gereja Katolik, dengan kardinal pemilih berasal dari hampir 70 negara. Meski begitu, belum tampak satu pun nama yang jelas mengemuka sebagai calon kuat penerus Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025, setelah 12 tahun kepemimpinannya yang dikenal karena fokus pada sinodalitas, reformasi struktural, serta keberpihakan pada kaum miskin dan isu-isu sosial global.

Paus yang baru akan menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk krisis pelecehan klerus, ketegangan doktrinal internal, kemunduran partisipasi umat di negara-negara Barat, serta instabilitas geopolitik.

Sementara para kardinal melanjutkan pemungutan suara pada Kamis (8/5/2025), umat Katolik di seluruh dunia tetap tekun dalam doa. Di Filipina, Uskup Danilo Ulep dari Keuskupan Batanes mengajak umat untuk terlibat secara rohani dalam konklaf.

“Ini adalah momen penting bagi Gereja dan dunia,” ujarnya. “Marilah kita berdoa agar para Kardinal-Pemilih tercerahkan oleh kebijaksanaan, keberanian, dan kerendahan hati, dan agar pilihan mereka membawa harapan dan persatuan.”

Ia mendorong umat Katolik untuk mendaraskan Rosario, mengikuti adorasi Ekaristi, dan memohon perantaraan Santa Perawan Maria serta semua orang kudus.

Sementara itu, di India, para uskup yang tergabung dalam Konferensi Uskup Katolik India (CCBI) turut merayakan Misa khusus dalam rangka konklaf yang sedang berlangsung. Liturgi Ekaristi ini dipimpin oleh Uskup Agung Vincent Aind dari Ranchi selama Pertemuan Eksekutif ke-97 CCBI di Bangalore.

“Engkaulah, ya Tuhan, yang mengenal hati setiap manusia. Tunjukkanlah siapa di antara mereka yang Engkau pilih untuk menjadi penerus Petrus,” demikian doa para uskup. “Semoga Paus yang baru menjadi seorang pendoa, pelayan kebenaran, penuh kasih namun berani, dan berakar dalam kasih-Mu.”

Seluruh dunia kini menantikan asap putih—tanda bahwa seorang gembala baru telah dipilih untuk memimpin Gereja menuju masa depan yang penuh harapan. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Leave A Reply

Your email address will not be published.