Mataloko, Katolikana.com — Para imam Congregatio Sanctissimi Redemptoris (C.Ss.R) atau yang lebih dikenal sebagai Redemptoris dari wilayah daratan Flores dan Lembata mengadakan retret komunitas selama tiga hari di Rumah Retret Tabor, Mataloko.
Kegiatan ini berlangsung dari [Selasa-Kamis (5–8/8/2025)] dan diikuti oleh para imam Redemptoris yang berkarya di Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, dan Keuskupan Labuan Bajo.
Retret tiga hari di Tabor Mataloko ini menjadi momentum pembaruan panggilan dan refleksi mendalam bagi para imam Redemptoris yang berkarya di Keuskupan Larantuka, Maumere, dan Labuan Bajo.
Retret bertema “Kembali ke Akar Panggilan Kongregasi Redemptoris” ini bertujuan untuk menyegarkan kembali semangat panggilan religius, menumbuhkan refleksi mendalam atas identitas misi, serta mempererat persaudaraan hidup religius di tengah tantangan zaman yang terus berkembang.
Sebagai pendamping retret, RP. Thomas Wungo, C.Ss.R memfasilitasi proses permenungan dalam tiga pokok utama yang menjadi fondasi spiritualitas Redemptoris: semangat pastoral, kesederhanaan, dan persaudaraan yang solid.
“Pelayanan pastoral bukan sekadar tugas, tetapi jalan untuk menemukan Kristus Sang Penebus dalam diri orang yang kita layani,” ujar RP. Thomas Wungo dalam salah satu sesi retret.
Kembali ke Spirit Santo Alfonsus Maria de Liguori
Para peserta diajak kembali merenungkan semangat pendiri Kongregasi Redemptoris, Santo Alfonsus Maria de Liguori, yang mendirikan kongregasi ini pada tahun 1732 di Scala, Italia.
Dalam refleksi yang dibagikan, para imam diajak memperdalam warisan spiritual Santo Alfonsus: kesetiaan pada Injil, keberpihakan pada kaum miskin dan terpinggirkan, serta kesediaan untuk meninggalkan segala hal yang mengikat agar dapat bebas membawa Kristus ke tengah umat.
Retret ini juga menekankan pentingnya kesederhanaan sebagai bentuk konkret dari kebebasan batin. Kesederhanaan bukanlah kemiskinan pasif, tetapi semangat melepaskan diri dari hal-hal yang mengganggu misi, dan membangun kehadiran yang membebaskan bagi umat.
Komunitas yang Menjadi Rumah Misi
Hal lain yang sangat ditekankan dalam retret adalah pentingnya membangun komunitas persaudaraan yang solid. Menurut RP. Thomas, keberhasilan pelayanan pastoral selalu bermula dari komunitas religius yang saling mendukung dan menjadi tempat bertumbuh dalam iman dan kasih.
“Komunitas yang hidup adalah tempat kita belajar mencintai dalam hal konkret. Jika komunitas kering, pelayanan kita pun akan kehilangan daya,” jelasnya.
Seluruh permenungan selama tiga hari diangkat dari Kitab Suci, termasuk kisah penolakan Yesus di kampung halamannya dan perjumpaan-Nya dengan dua murid di jalan menuju Emaus.
Dua kisah ini menjadi simbol bagaimana pelayanan dan perutusan seorang imam Redemptoris kerap menemui tantangan, namun justru di sanalah pengalaman perjumpaan dengan Kristus menjadi nyata.
Misi yang Terus Bertumbuh dalam Roh Kudus
Kongregasi Redemptoris sendiri merupakan salah satu kongregasi misi dalam Gereja Katolik yang hingga kini terus berkembang. Di Indonesia, karya mereka berpusat di Sumba (Keuskupan Weetebula) dan tersebar di berbagai wilayah, termasuk Nusa Tenggara Timur.
Para imam Redemptoris dikenal dengan semangat pengutusan ke wilayah-wilayah pinggiran, mendampingi umat kecil dengan pendekatan pastoral yang ramah, akrab, dan membebaskan.
“Kami percaya bahwa Roh Kudus terus membimbing kami dalam pelayanan. Retret ini menjadi waktu khusus untuk membuka hati, mendengarkan Roh, dan memperbaharui komitmen kami sebagai misionaris penebusan,” ungkap salah satu peserta retret.
Doa dan Dukungan untuk Misi Redemptoris
Retret ini ditutup dengan komitmen bersama untuk terus menghidupi nilai-nilai pendiri kongregasi dan memperkuat solidaritas antaranggota komunitas. Para peserta menyampaikan harapan agar karya-karya misi Redemptoris di tiga keuskupan ini terus ditopang dengan doa dan dukungan umat.
Sebagaimana ditekankan dalam refleksi penutup, pelayanan pastoral yang hidup dan menyentuh lahir dari kesetiaan pada akar panggilan, semangat hidup sederhana, dan persaudaraan yang nyata dalam hidup sehari-hari.
Kongregasi Redemptoris mengajak seluruh umat Katolik untuk terus menyertai mereka dalam doa, agar mereka dapat mewujudkan keadilan, damai, dan kasih Kristus Penebus di tengah dunia yang penuh tantangan. (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.