Muhammadiyah: Kedatangan Paus Fransiskus Simbol Perdamaian Untuk Dunia

Paus Fransiskus dapat menguatkan hubungan antarumat beragama. Khususnya relasi antara Islam dan Katolik.

0 161

Katolikana.com, Yogyakarta — PP Muhammadiyah merilis sebuah pernyataan untuk menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. Pernyataan tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, melalui keterangan pers yang dirilis pada Selasa (3/9/2024).

Muhammadiyah menekankan kedatangan Paus Fransiskus merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia. Lebih lanjut, mereka juga mengatakan dialog yang dibangun antara Indonesia dan Paus Fransiskus dapat mendiskusikan upaya-upaya perdamaian dunia, khususnya untuk mencari solusi permanen atas permasalahan Palestina.

Dalam keterangan pers tersebut, Muhammadiyah mengambil inspirasi dari Paus Fransiskus tentang kesederhanaan. Selain itu, Paus Fransiskus juga bisa memberikan inspirasi bagi upaya perdamaian untuk seluruh dunia. Termasuk terciptanya perdamaian di Indonesia.

Berikut ini adalah pernyataan sikap lengkap yang disampaikan oleh Muhammadiyah. 

  1. Menyambut baik kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Hal ini merupakan sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia. Di tengah kesibukan yang sangat padat, Paus Fransiskus menempuh perjalanan yang cukup panjang, dengan menggunakan pesawat komersial serta tidak menginap di hotel berbintang. Hal ini menunjukan keteladanan, bagi pemimpin nasional maupun global.
  2. Dalam konteks hubungan antar umat beragama, khususnya hubungan Islam dan Katolik, kunjungan Paus Fransiskus menunjukkan arti penting Indonesia dan komitmen Paus Fransiskus dalam membangun dan memperkuat hubungan Katolik dengan dunia Islam. Bersama dengan Grand Syeikh al-Azhar, Ahmad el-Thayeb, Paus Fransiskus menandatangani Dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity. Dokumen Abu Dhabi merupakan dokumen yang menunjukkan kesamaan spirit ajaran dan komitmen Islam dan Katolik dalam membangun harkat dan martabat kemanusiaan serta kerjasama antar iman dalam perdamaian. Rencana pertemuan Paus Fransiskus dengan kelompok-kelompok agama menunjukkan keterbukaan dalam dialog dan kerjasama antar iman serta memperkenalkan Indonesia kepada dunia sebagai negara yang memiliki kemajemukan serta kerukunan Agama dan Budaya.
  3. Bangsa Indonesia sebagai tuan rumah, sudah seharusnya menyambut dan menghormati kunjungan Paus Fransiskus dengan penuh keramahan dan kesantunan yang mencerminkan budaya dan peradaban Indonesia yang luhur. Pemerintah Indonesia dapat menjadikan pertemuan dengan Paus Fransiskus untuk menyampaikan dan mendialogkan masalah- masalah perdamaian dan posisi Indonesia dalam perdamaian dunia, khususnya masalah Indonesia penting menjadikan kedatangan dan pertemuan dengan Paus Fransiskus sebagai momentum mengambil prakarsa dan mengembangkan peran perdamaian dunia secara lebih proaktif dalam mencari solusi permanen bagi masa depan Palestina dengan melibatkan berbagai pihak di tingkat dunia. (*)

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.