Hidup Sederhana Membawa Kita Lebih Dekat dengan Tuhan?

Hidup sederhana bukan hanya soal mengurangi kepemilikan, tetapi juga mengarah pada Tuhan.

0 301
Fr. Nikolaus Molan Teluma CSsR

Katolikana.com—Dalam era modern yang penuh dengan kemewahan dan gaya hidup konsumtif, ajakan untuk menjalani hidup sederhana sering kali terdengar asing atau bahkan sulit dilakukan.

Teknologi dan media sosial semakin mengikat manusia pada harta benda, sementara kebahagiaan dan kesuksesan sering diukur berdasarkan kepemilikan materi, seperti rumah mewah, kendaraan mahal, dan gaya hidup eksklusif.

Namun, di tengah gemerlap dunia ini, muncul pertanyaan mendasar: Apakah hidup sederhana benar-benar membawa kita lebih dekat kepada Tuhan?

Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kekurangan atau menolak kenyamanan duniawi. Kesederhanaan lebih berkaitan dengan sikap hati yang tidak terikat pada materi, mampu bersyukur atas apa yang dimiliki, serta menggunakan harta dengan bijaksana.

Santo Fransiskus dari Assisi, salah satu teladan kesederhanaan dalam Gereja Katolik, memilih meninggalkan kekayaan duniawi agar dapat hidup sepenuhnya dalam kasih Tuhan. Baginya, kesederhanaan bukan sekadar pelepasan benda-benda materi, tetapi sebuah kebebasan batin untuk mencintai Tuhan dengan sepenuh hati.

Dalam Kitab Suci, Yesus memberi teladan hidup sederhana. Ia lahir di palungan, tumbuh sebagai anak tukang kayu, dan berkarya di tengah masyarakat biasa.

Dalam Matius 6:19-21, Yesus mengajarkan: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi… tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga… Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Ayat ini menegaskan bahwa hidup sederhana membantu kita memusatkan hati pada hal-hal yang kekal, bukan sekadar pada kesenangan duniawi. Kesederhanaan juga mencerminkan sikap kerendahan hati dan ketaatan kepada kehendak Tuhan, seperti yang ditunjukkan dalam Filipi 2:7 yang menyatakan bahwa Yesus “mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Yesus memberi teladan hidup sederhana.

Dekat dengan Tuhan

Kesederhanaan memungkinkan kita untuk lebih menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup. Ketika seseorang tidak lagi terjebak dalam mengejar harta atau gengsi sosial, ia lebih mudah merasakan kedamaian batin dan kehadiran ilahi.

Gaya hidup berlebihan sering kali membuat manusia terlena dan melupakan hakikat hidupnya, sementara kesederhanaan membawa seseorang untuk lebih peka terhadap suara Tuhan.

Hidup sederhana juga membuat kita lebih mudah berbagi dengan sesama. Santa Teresa dari Kalkuta menunjukkan bahwa dengan hidup sederhana, seseorang dapat lebih peduli kepada orang miskin dan tertindas.

Kasih kepada sesama adalah salah satu cara paling nyata untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, sebagaimana dikatakan dalam Matius 25:40: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Selain itu, kesederhanaan menciptakan ruang bagi pertumbuhan spiritual. Tanpa keterikatan pada kepemilikan materi, seseorang lebih mampu meluangkan waktu untuk doa, refleksi, dan pelayanan kepada sesama.

Para mistikus Kristen seperti Santo Yohanes dari Salib dan Santa Teresa dari Ávila menekankan bahwa semakin seseorang meninggalkan hal-hal duniawi, semakin ia dapat mengalami kedekatan dengan Tuhan.

Kesederhanaan juga membawa damai dalam hati. Santo Ignatius dari Loyola mengajarkan konsep indifferencia, yaitu sikap tidak terikat pada hal duniawi, tetapi hanya mencari kehendak Tuhan dalam segala hal. Dengan demikian, hidup sederhana membantu kita untuk lebih fokus pada kehendak Tuhan dan mengalami kedamaian sejati dalam hidup.

Tantangan

Meskipun memiliki banyak manfaat spiritual, menjalani hidup sederhana bukanlah hal yang mudah, terutama di era modern yang dipenuhi tekanan sosial dan gaya hidup konsumtif. Media sosial dan iklan mendorong orang untuk selalu menginginkan lebih banyak hal, sementara budaya modern sering kali mengaitkan kesuksesan dengan kepemilikan materi.

Gereja Katolik mengajarkan prinsip kesederhanaan dalam kelimpahan, yaitu bahwa memiliki harta bukanlah sesuatu yang salah, tetapi harta itu harus digunakan dengan bijaksana untuk kebaikan bersama.

Orang yang diberkati dengan kekayaan dipanggil untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan, sehingga harta tidak menjadi berhala yang menjauhkan seseorang dari Tuhan.

Tekanan sosial juga menjadi tantangan besar dalam menjalani hidup sederhana. Banyak orang merasa perlu mengikuti tren agar diterima dalam pergaulan. Namun, kebahagiaan sejati tidak datang dari barang mewah atau gaya hidup mahal, melainkan dari hubungan yang erat dengan Tuhan dan sesama.

Selain itu, kesederhanaan sering kali disalahartikan sebagai kemiskinan atau kelemahan. Padahal, kesederhanaan adalah kebijaksanaan dalam menggunakan sumber daya, bukan hidup dalam kekurangan. Gereja menekankan pentingnya keadilan sosial, di mana setiap orang memiliki hak untuk hidup layak tanpa harus terjebak dalam gaya hidup konsumtif.

Jalan Menuju Tuhan

Hidup sederhana bukan hanya soal mengurangi kepemilikan, tetapi juga mengarah pada Tuhan. Dengan hidup sederhana, kita belajar bersyukur, lebih peka terhadap kebutuhan sesama, dan lebih fokus pada hal-hal yang bernilai kekal.

Meskipun tantangannya besar, kesederhanaan adalah jalan yang membawa manusia lebih dekat kepada Tuhan. Dalam kesederhanaan, kita menemukan kebebasan sejati, dapat mencintai Tuhan dan sesama dengan tulus, serta mengalami kedamaian yang tidak tergantikan oleh harta duniawi.

Hidup sederhana mengajarkan kita untuk lebih menghargai kehidupan, melihat keindahan dalam hal-hal kecil, dan menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada materi. Dengan demikian, hidup sederhana bukanlah sekadar pilihan, tetapi panggilan bagi setiap orang yang ingin semakin dekat dengan Tuhan dan mengalami damai sejati dalam hidupnya. (*)

Penulis: Fr. Nikolaus Molan Teluma, CSsR, sedang menempuh pendidikan di Fakultas Teologi Wedhabakti, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.