Partisipasi Anak-anak pada Minggu Paskah: Bertumbuh dalam Sukacita

Sukacita yang terpancar dari wajah-wajah polos anak-anak yang bernyanyi, membaca, dan membawa persembahan adalah sukacita Gereja.

0 370
FX Juli Pramana

Oleh FX Juli Pramana

Katolikana.com—Gereja Katolik bukan sekadar institusi keagamaan, melainkan persekutuan umat beriman yang hidup dalam perutusan kasih dan kebenaran.

Melalui pembaptisan dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, setiap umat—termasuk anak-anak—mendapatkan panggilan untuk menjadi pewarta Injil.

Dalam terang amanat agung Matius 28:19-20, perutusan ini bukan hanya milik orang dewasa, tetapi juga menjadi panggilan bagi setiap generasi, termasuk anak-anak, untuk ambil bagian secara aktif dalam kehidupan menggereja.

Perayaan Minggu Paskah pada 20 April 2025 menjadi momentum istimewa yang menghadirkan sukacita kebangkitan Kristus tidak hanya melalui perayaan Ekaristi, tetapi juga lewat partisipasi nyata anak-anak dalam liturgi.

Di berbagai paroki, termasuk Paroki Santo Paulus Kleco di Solo, anak-anak dilibatkan secara langsung sebagai petugas liturgi—mulai dari tugas kor, pemazmur, lektor, pembawa persembahan, hingga misdinar.

Anak-anak saat bertugas koor di Paroki Kleco. Foto: Istimewa

Anak-anak sebagai Pewarta Sukacita

Keterlibatan anak-anak dalam tugas-tugas liturgis bukanlah sekadar pelibatan simbolik atau pengisi waktu ibadah.

Partisipasi mereka mencerminkan semangat Formasi Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB), sebuah pendekatan pastoral yang mengupayakan agar setiap umat—dari usia dini hingga usia lanjut—diperlengkapi untuk mengalami, menghayati, dan mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tugas sebagai koris, pemazmur, atau pembawa persembahan, anak-anak belajar bahwa iman bukan sekadar doktrin, melainkan tindakan nyata.

Mereka merayakan Paskah bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelayan dan saksi. Dalam diri mereka, sukacita kebangkitan tidak hanya diumumkan, tetapi dihidupi.

Sukacita yang Menular dan Menumbuhkan

Sukacita yang terpancar dari wajah-wajah polos anak-anak yang bernyanyi, membaca, dan membawa persembahan adalah sukacita Gereja.

Ini adalah sukacita yang tulus, murni, dan membebaskan—sukacita yang menjadi tanda bahwa kebangkitan Kristus benar-benar menggerakkan hati dan membarui kehidupan.

Keterlibatan ini juga menjadi sarana pertumbuhan iman. Anak-anak yang sejak dini diperkenalkan pada tanggung jawab liturgis akan tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya pelayanan dan persekutuan.

Mereka belajar bahwa menjadi umat Katolik bukan sekadar duduk dan menyimak, tetapi aktif mengambil bagian dalam kehidupan iman yang dinamis dan kontekstual.

Lebih dari itu, keterlibatan anak-anak dalam liturgi Paskah juga menjadi bentuk pewartaan di luar gereja. Anak-anak yang bersukacita dalam liturgi cenderung membawa semangat yang sama ke rumah, sekolah, dan lingkungan bermain mereka.

Mereka menjadi duta kecil sukacita Paskah, mewartakan Kristus yang hidup dengan cara sederhana: melalui senyum, kepedulian, dan semangat melayani.

Anak-anak yang sejak dini diperkenalkan pada tanggung jawab liturgis akan tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya pelayanan dan persekutuan.

Membangun Gereja Masa Depan

Dalam dunia yang kerap terperangkap dalam individualisme dan kesibukan teknologi, membimbing anak-anak untuk terlibat dalam hidup menggereja menjadi langkah profetik.

Gereja yang hidup adalah Gereja yang memberi ruang bagi suara, langkah, dan semangat generasi muda. Mereka bukan sekadar pewaris masa depan, tetapi bagian dari Gereja masa kini.

Karena itu, tugas kita sebagai komunitas iman adalah terus membuka ruang, memberi bimbingan, dan menumbuhkan semangat pelayanan sejak dini. Partisipasi anak-anak bukan sekadar sebuah kegiatan, melainkan bagian dari formasi jangka panjang menuju kedewasaan iman.

Semoga sukacita Paskah yang mereka alami dan hayati menjadi benih yang tumbuh menjadi pohon harapan bagi Gereja—Gereja yang hidup, penuh kasih, dan senantiasa menyala dalam terang kebangkitan Kristus. (*)

Penulis: FX Juli Pramana, katekis di Paroki Kleco, Solo

 

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Leave A Reply

Your email address will not be published.