
Oleh T.H. Hari Sucahyo
Katolikana.com—Di kaki salib, di tengah ratapan dan kegelapan yang menyelimuti Golgota, berdirilah tiga perempuan bernama Maria.
Satu adalah Bunda Yesus, Maria dari Nazaret. Satu lagi adalah Maria Magdalena, murid yang setia dan saksi kebangkitan. Dan ada satu lagi, Maria yang sering terlupakan, yang hanya sekali disebut dalam Injil Yohanes: “Maria, istri Kleopas.”
Misteri yang menyelubungi sosok ini memikat teolog, sejarawan, dan para pembaca Kitab Suci. Tidak ada catatan tentang kata-katanya, ia tidak banyak berbicara, tetapi kehadirannya di kaki salib bukanlah kebetulan.
Yohanes menyebutnya dengan cara khas: bukan sebagai “anak” siapa atau dari “kota” mana, melainkan “istri Kleopas.” Penyebutan ini memberi petunjuk bahwa komunitas Kristen perdana tahu betul siapa dirinya dan mengapa kehadirannya penting.
Jejaring Keluarga dan Tradisi Awal
Tradisi kuno menyebutkan Kleopas adalah saudara Yusuf, suami Maria, ibu Yesus. Jika demikian, Maria istri Kleopas adalah ipar Bunda Maria. Ada juga tradisi yang menyebut ia sebagai anak Yusuf dari pernikahan sebelumnya, sehingga menjadi anak tiri Maria ibu Yesus sekaligus kerabat dekat Yesus.
Perdebatan ini menunjukkan betapa komunitas Kristen awal menaruh perhatian pada keluarga Yesus sebagai bagian dari kesaksian iman. Kehadiran Maria istri Kleopas di Golgota bukan sekadar simbol kesetiaan keluarga, tetapi tanda keterikatan spiritual yang melampaui darah.
Yohanes sengaja menuliskan namanya, menegaskan bahwa karya penebusan Kristus melibatkan bukan hanya murid, tetapi juga lingkaran keluarga.
Dalam Yohanes 19:25 tertulis: “Dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria istri Kleopas, dan Maria Magdalena.”
Istilah “saudara” di sini dipahami secara longgar dalam budaya Semitik, mencakup kerabat dekat, sepupu, atau ipar. Jika Kleopas benar adik Yusuf, maka Maria istri Kleopas adalah kerabat erat keluarga Nazaret.
Simbolisme Tiga Maria
Yohanes menghadirkan tiga Maria di bawah salib sebagai simbol penuh makna. Angka tiga dalam tradisi Yohanes melambangkan kepenuhan karya Allah.
- Maria ibu Yesus melambangkan Israel dan Perjanjian Lama.
- Maria Magdalena mewakili Gereja yang kelak bersaksi tentang kebangkitan.
- Maria istri Kleopas menjadi jembatan antara keluarga Yesus dan komunitas murid perdana.
Kesaksian tiga Maria menunjukkan kepenuhan kasih, iman, dan pengharapan di Golgota.
Dari Golgota ke Emaus
Tradisi Gereja mencatat Kleopas sebagai salah satu murid yang bertemu Yesus di Emaus (Luk 24). Jika benar orang yang sama, maka keluarga ini memainkan peran ganda: Maria menyaksikan penyaliban, Kleopas menyaksikan kebangkitan. Dari Golgota menuju Emaus, dari kesedihan menuju sukacita: kesaksian utuh iman Kristiani.
Hegesippus dan Eusebius menulis bahwa Maria istri Kleopas adalah ibu Yakobus Tua atau Yakobus yang Adil, pemimpin jemaat Yerusalem. Jika benar, ia adalah ibu dari salah satu tokoh kunci Gereja perdana.
Kesetiaan dalam Keheningan
Maria istri Kleopas tidak dicatat berbicara. Ia hanya berdiri di bawah salib. Dalam keheningan itu, ia mengajarkan kesetiaan.
- Bunda Maria melambangkan ketaatan.
- Maria Magdalena melambangkan keberanian bersaksi.
- Maria istri Kleopas melambangkan kesetiaan tenang, iman yang teguh tanpa sorotan.
Ia adalah gambaran para saksi iman yang hadir dalam diam: tidak menulis kitab, tidak berkhotbah, tetapi tetap setia menemani penderitaan.
Gereja Belajar dari Kesetiaan
Dengan menyebutnya sebagai “istri Kleopas,” Yohanes menghubungkan Maria ini dengan keluarga Yesus, seakan menegaskan bahwa karya keselamatan dimulai dari lingkaran terdekat dan meluas ke seluruh dunia.
Maria istri Kleopas juga dapat dilihat sebagai simbol Gereja yang setia mendampingi Kristus di tengah penderitaan dunia. Gereja dipanggil untuk berdiri bersama mereka yang menderita, sering kali dalam keheningan dan doa, bukan hanya dengan suara lantang.
Saksi Iman Tanpa Nama Besar
Narasi tentang Maria istri Kleopas mengajak kita merenungkan panggilan pribadi:
- Maukah kita menjadi saksi iman dalam kesunyian, meski nama kita tak disebut?
- Mampukah kita tetap setia berdiri di kaki salib kehidupan tanpa mengharapkan pengakuan?
Ia hanya sekali disebut dalam Injil, tetapi satu kali itu cukup untuk mengajarkan bahwa keselamatan juga ditopang oleh kesetiaan yang kecil, diam, dan tersembunyi.
Di bawah salib, Maria istri Kleopas berdiri sebagai saksi diam kasih Allah. Kehadirannya mengingatkan kita bahwa iman sejati tidak diukur dari seberapa sering nama disebut, tetapi dari keberanian untuk tetap tinggal bersama Kristus sampai akhir. (*)
Penulis: T.H. Hari Sucahyo, Umat Gereja Santo Athanasius Agung, Paroki Karangpanas Semarang

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.