Kabanjahe, Katolikana.com – Di sebuah sudut sunyi di ujung Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Kabanjahe, terdapat sebuah komunitas kecil bernama Stasi Pertumbuken.
Letaknya di wilayah perbatasan Karo dan Simalungun membuat umat setempat sering menyebutnya “Buntu”—sebuah nama yang mencerminkan posisi geografis yang jauh dari pusat paroki.
Meski sederhana, umat di stasi ini menyimpan kerinduan yang besar: kerinduan akan Allah, dan kerinduan untuk menerima sakramen.
Umat kecil dengan harapan besar
Jumlah umat Stasi Pertumbuken memang tidak banyak dan hingga kini belum diresmikan penuh seperti stasi-stasi lain. Namun, keterbatasan itu tidak pernah memadamkan semangat mereka.
Setiap minggu umat tetap berkumpul, berdoa, dan setia merawat iman Katolik. Di balik kehidupan sederhana mereka, tersimpan kerinduan agar Gereja selalu hadir, terutama lewat pelayanan sakramen sebagai sumber hidup rohani.

Hari bersejarah: 21 September 2025
Kerinduan itu terjawab pada Minggu, 21 September 2025, ketika Pastor rekan Paroki SPM Kabanjahe, RD. Dedi Ananta Sembiring, hadir memimpin misa sekaligus merayakan sejumlah sakramen.
Hari penuh sukacita itu diwarnai dengan:
- Sakramen Baptis:
- Anak: Elnathan Kendrick Sembiring
- Dewasa: Junaidi Aprianta Ginting
- Sakramen Ekaristi Pertama bagi delapan anak: Chelsea Elvania br. Ginting, Lusia Noelita br. Bangun, Ray Amanda Sembiring, Inka Lovika br. Sinibulan, Clarensia Vio Sinta br. Tarigan, Tio Pratiwi br. Barus, Prili Gadista br. Barus, dan Riska Alicia br. Barus.
- Penerimaan resmi umat dari stasi tetangga: Indri Sitepu, Monica br. Ginting, dan Pijai Prayuda Ginting.
Senyum iman terpancar dari wajah umat. Di tengah bangunan sederhana, mereka bersyukur karena kerinduan panjang akhirnya terjawab.
Pendampingan iman yang tekun
Perayaan ini tidak terjadi begitu saja. Para calon baptis, penerima komuni pertama, dan penerima resmi telah menjalani katekese intensif bersama mahasiswa KKNP STP St. Bonaventura KAM dan Seksi Katekese stasi.
Melalui pembelajaran iman, umat—terutama anak-anak—dipersiapkan untuk mengenal Allah lebih dalam, memahami iman Katolik, serta menyambut sakramen dengan hati yang siap.
“Kekuatan terbesar Gereja adalah persekutuan. Kita berjalan bersama untuk mewartakan kasih Kristus,” kata RD. Richardus Manggu, Vikaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo, dalam salah satu sesi pembekalan yang menjadi inspirasi pendampingan iman di stasi-stasi pelosok.
Makna bagi umat
Bagi umat Stasi Pertumbuken, peristiwa ini bukan sekadar rutinitas paroki. Sakramen yang diterima menjadi tanda nyata kasih Allah yang hadir bahkan di tempat yang jauh dari pusat kota. Kehadiran Gereja di Buntu meneguhkan bahwa tidak ada satu pun umat yang dilupakan.
Sakramen memperkuat iman umat, memupuk persaudaraan, dan menjadi awal harapan baru.
“Selama praktik pastoral, kita tidak boleh membawa idealisme pribadi. Kita harus beradaptasi dengan konteks umat,” ungkap Frater Patrik Pata, salah seorang frater TOP yang berkarya di Labuan Bajo, sekaligus menggarisbawahi pentingnya kehadiran Gereja yang membumi.
Harapan ke depan
Selain perayaan sakramen, Pastor Dedi juga melantik pengurus Perbapaan dan Pernanden Stasi Pertumbuken.
Dalam pesannya, ia menegaskan: “Jadilah pengurus yang tidak sekadar diurus, melainkan sungguh menjadi bapa dalam Perbapaan dan nande dalam Pernanden. Hadirlah bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”
Umat berharap pelayanan di Stasi Pertumbuken semakin rutin dan berkelanjutan: lewat misa, doa bersama, katekese, dan kegiatan menggereja lainnya. Peristiwa 21 September 2025 menjadi pengingat bahwa Allah selalu hadir, bahkan di ujung-ujung paroki sekalipun.
Sabda Yesus dalam Matius 18:20 menjadi nyata: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Bagi umat kecil di Pertumbuken, janji itu bukan sekadar kata, tetapi kenyataan iman yang mereka alami sendiri. (*)
Kontributor: Nasrita Limbong, mahasiswi STP St. Bonaventura Medan

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
This heartwarming article beautifully captures the joy and significance of the sacraments in a remote paroki community. The dedication of the clergy and lay workers is truly inspiring, showing the Churchs enduring presence. A powerful reminder of faith in action!