Katolikana.com—Berawal dari keisengan bermain di Pantai Pelangi Yogyakarta, founder komunitas 4K Yogyakarta Daru Aji Saputro mendapatkan inspirasi untuk berinovasi membantu lingkungan.
“Awalnya, karena sering main ke Pantai Pelangi, aku kerap mendapatkan keluh kesah dari para konservator terkait hal-hal di Pantai Pelangi. Salah satunya terkait konservasi penyu,” ujar Daru Aji Saputro kepada Katolikana akhir April lalu.

“Beberapa masalah itu seperti perburuan penyu pantai, sampah lingkungan, hingga pendanaan,” tambahnya.
Bersama tiga teman mahasiswa program studi Biologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Gracia A Glorizky, Sisilia Fitri Anggraini, dan Nindy Judithdithya Mikael, tahun 2020 mereka membuat komunitas 4K (fourkey) yang berpusat di Kota Yogyakarta.
Awalnya komunitas ini bernama Aksi Konservasi Yogyakarta. “Setelah brainstorming dengan teman-teman, untuk vokal penyebutannya dirasa cukup tricky, dan semisal dibuat keyword di Instagram akan susah. Jadi kami memutuskan cari nama lain, akhirnya ditentukanlah 4K,” papar Daru.
Nama 4K melambangkan empat founder yang diharapkan bisa menjadi kunci (key) terhadap aksi konservasi penyu khususnya di Pantai Pelangi Yogyakarta.
Kesadaran
Melihat permasalahan dan potensi yang ada di Pantai Pelangi, membuat Daru dan ketiga temannya segera melakukan sesuatu dengan memanfaatkan keadaan sekitar.
Ia berinisiatif merekrut beberapa anak muda di Yogyakarta yang memiliki ketertarikan dalam bidang konservasi penyu pantai.
Lambat laun, komunitas 4K berkembang dan memiliki kepengurusan dengan anggota yang berasal dari berbagai universitas di Yogyakarta.
“Anggotanya ada dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta,” kata Daru.

“Kami sadar banyak anak muda di Yogyakarta memiliki potensi dan ketertarikan dalam bidang konservasi. Karena itu, kami mencoba mengajak mereka untuk menyalurkan potensi tersebut ke kegiatan di 4K,” tambahnya.
Daru merasa mengajak anak muda jauh lebih mudah daripada mengajak masyarakat sekitar agar mau berkecimpung dalam bidang konservasi.
Hal ini karena banyak warga masyarakat belum bisa melihat potensi dari konservasi.
“Kami menarik anak muda terlebih dahulu. Baru nanti harapannya ke orang dewasa atau masyarakat sekitar,” ujar Daru.
Meskipun cukup memakan waktu, Daru yakin perlahan komunitasnya bisa dikenal dan membawa perubahan serta dampak baik bagi konservasi penyu di Pantai Pelangi.
“Sekarang sudah mulai terlihat perkembangannya. Ada beberapa media dan masyarakat yang mulai melirik keberadaan kami, seperti diliput, diwawancarai, masuk berita, dan lain sebagainya,” jelas Daru.
Daru berharap komunitas 4K bisa lebih dikenal masyarakat dan menumbuhkan kesadaran akan konservasi penyu khususnya di Pantai Pelangi Yogyakarta.
Pantai Pelangi
Komunitas 4K memilih lokasi konservasi penyu di Pantai Pelangi, Yogyakarta. Daru melihat di Pantai Pelangi belum terdapat kawasan konservasi penyu pantai.
“Di beberapa pantai sudah ada kawasan konservasi. Cuma, di Pantai Pelangi belum ada. Jadi kami memutuskan untuk mengambil lokasi di sana,” ujar Daru.
Menurut Daru, ada hal menarik lain yang menjadikan komunitas 4K memilih lokasi di Pantai Pelangi Yogyakarta.
“Yaitu keinginan agar ilmu dan rasa kemanusiaan kami bisa disalurkan melalui program-program yang dibuat,” ungkapnya.
Daru menambahkan potensi Pantai Pelangi terbilang cukup luar biasa. Di Pantai Pelangi terdapat tiga jenis penyu, sementara di tempat lain hanya dua jenis saja.
“Meskipun kondisi populasinya sangat terbatas, tetapi itu menjadi potensi yang luar biasa kalau kita bisa sama-sama merawat dan melestarikan mereka,” tambah Daru.
Ia merasa potensi tersebut jika dikembangkan lebih lanjut bisa membawa dampak dan perubahan khususnya pada penyu pantai dan lingkungan di sekitar Pantai Pelangi Yogyakarta.
Bersih-Bersih Hingga Patroli
“Ada beberapa proyek besar yang kami lakukan setiap bulan, yaitu Pantaiku Resik, penanaman, dan patroli,” kata Daru.

Proyek Pantaiku Resik sudah direncanakan sejak awal 2021, tetapi baru bisa terlaksana pada akhir tahun.
“Setiap mau bikin kegiatan, bertabrakan dengan kegiatan dari komunitas lain yang sudah melakukan partnership dengan kami,” ujarnya.
Meskipun sempat terhalang, kegiatan Pantaiku Resik akhirnya mulai aktif Kembali. Hingga kini telah berjalan empat kali.
Kegiatan tersebut tidak hanya sekadar bersih-bersih pantai melainkan juga melakukan penanaman pandan laut, pohon, hingga screening film.
“Ada beberapa anggota 4K yang pernah ikut lomba film. Sebagai selingan, kami mengadakan acara nobar film bersama anggota komunitas,” tambahnya.
Untuk proyek penanaman, komunitas 4K melakukan kegiatan menanam pohon dan berbagai tanaman. Salah satunya, pandan laut dengan tujuan menstabilkan kembali ekologi dan ekosistem gumuk pasir di Pantai Pelangi.
“Ada permasalahan ekologi yaitu cemara udang yang dulu menjadi salah satu kebijakan di sana, tetapi efek jangka panjangnya kurang baik. Dampaknya, ekosistem gumuk pasir sudah mulai mengalami suksesi, dan mau tidak mau harus mengambil tindakan,” ujar Daru.
Untuk mengambil tindakan tersebut harus dilakukan penebangan pohon yang membutuhkan izin dari pemerintah setempat.
Karena merasa itu bukan kewenangan komunitas, mereka mengambil solusi lain yaitu menanam pandan laut untuk membantu mengatur suhu telur penyu di sarang alaminya.
“Dampak positif dari penanaman pandan laut ini lebih banyak. Kami memutuskan mengambil solusi tersebut untuk ekosistem gumuk pasir yang lebih baik lagi di Pantai Pelangi,” tambahnya.

Proyek patroli untuk melakukan penyelamatan penyu dilakukan agar tidak ada perburuan di Pantai Pelangi Yogyakarta.
“Selama ini, kami menemukan perburuan penyu itu hanya tiga kali. Angka terbilang rendah karena komunitas cukup intens melakukan patroli,” kata Daru.
Selama patroli, mereka sempat menemukan keberadaan penyu belimbing yang menurut masyarakat setempat sudah 20 tahun tidak pernah muncul ke daratan.
“Ini luar biasa karena sudah selama itu dan baru tahun 2021 muncul lagi. Kami menduga apa karena kondisi sudah lumayan membaik atau karena aktivitas masyarakat berkurang akibat pandemi, belum ada penelitiannya. Tapi ini jadi momentum bersejarah untuk kami semua,” tambahnya.
Dampak
Beberapa proyek tersebut membuat Daru merasa cukup senang karena bisa membantu lingkungan khususnya dalam bidang konservasi penyu.
Hal senada diungkapkan oleh mahasiswa program studi Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Christina Lucky Trianjani yang pernah terlibat kegiatan komunitas 4K.
“Awal tahu 4K itu dari kakak tingkat. Setelah beberapa kali ikut kegiatannya, aku merasa senang dan bersemangat,” ujar Lucky.

Ia mengaku kegiatan yang diadakan oleh 4K memberikan dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Menurut Lucky, dampak kegiatan konservasi pantai bisa membuat populasi penyu bisa tetap lestari. “Terlebih dari tujuh spesies penyu di dunia, enam di antaranya ada di Indonesia,” ungkapnya.
Kegiatan Pantaiku Resik berdampak setiap musim penghujan, sampah yang biasanya berserakan di bibir pantai, kini mulai berkurang.
Daru menambahkan selama satu tahun kegiatan Pantaiku Resik dijalankan, total sampah yang terkumpul sebanyak 3,5 kwintal, dan 64 persennya bisa didaur ulang.
“Hal ini membuktikan apa yang kami lakukan bisa memberikan dampak perubahan bagi lingkungan sekitar,” kata Daru.
Harapan
Daru berharap masyarakat bisa lebih sadar akan populasi penyu pantai yang makin langka.
“Untuk masyarakat sekitar Pantai Pelangi agar lebih sadar kalau potensi penyu di sana itu besar. Jadi, sebisa mungkin dijaga, dirawat, dan dilestarikan. Jangan sampai malah diburu dan dikonsumsi,” ujar Daru.
Ia juga berharap tidak hanya 4K saja yang melakukan konservasi penyu pantai, tetapi menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.
“Ketika konservasi bisa dilakukan secara mandiri dan ada sistem yang lebih terarah, pasti akan jauh lebih baik. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk konservasi di tempat lain,” pungkas Daru.**
Kontributor: Marsha Bremanda T.R (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
Keren!
Keren, bolehkah minta kontak Mas Daru ini, terima kasih
Halo Kak, bisa hubungi beliau secara personal via Instagram di @i.dare_u yaa