‘Internnet’ Jembatani Mahasiswa Kenal Dunia Kerja

Internnet menghubungkan mahasiswa yang membutuhkan informasi tentang dunia kerja dan industri.

0 390

Katolikana.com—Bryan Aptana Widjaja (23) membentuk organisasi non-profit Internnet yang bertujuan menjadi jembatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengenal industri dan dunia kerja melalui program mentoring.

Organisasi Internnet ini dibentuk pada September 2020 sebagai bagian dari project Bryan pada program leadership Young Leader for Indonesia (YLI) yang diadakan oleh Mckinsey & Company Indonesia.

“Di YLI, peserta diminta untuk membuat program yang mampu menyelesaikan suatu masalah. Saat itu aku merancang Internnet,” ujar Bryan.

Pada awal pembentukan, Bryan melihat mahasiswa di Indonesia kurang mendapatkan pengetahuan dan kesempatan dalam mempersiapkan karir dari universitas.

“Padahal menurutku, 70 persen yang kuliah itu akan bekerja. Jadi, bisa dibilang pengetahuan tentang karir ini memang dibutuhkan oleh mahasiswa,” tuturnya.

Berdasarkan perhatian dan masalah tersebut, Bryan membentuk Internnet untuk bisa menghubungkan mahasiswa yang membutuhkan informasi kepada para pekerja industri.

Bryan Aptana Widjaja, Founder Internnet. Foto: Istimewa

Program Internnet

Salah satu program utama Internnet adalah sebuah 1-to-1 mentoring  Pada program ini akan ada mentor yang dipasangkan dengan mentee (peserta) untuk berdiskusi seputar dinamika dunia kerja dari awal perekrutan hingga di dalam suatu industri itu sendiri.

Mentor adalah mereka yang sedang atau pernah bekerja di suatu industri sedangkan mentee adalah mahasiswa peserta dari program mentoring tersebut. Program ini dilakukan secara online.

Program 1-to-1 mentoring  ini telah berjalan sebanyak lima kali di tahun 2022. Program mentoring terbaru yaitu Internnet Wave 5 diikuti oleh 700 mentee.

“Menurutku, membuat program yang membantu persiapan karir tidak perlu kurikulum. Yang penting bagaimana kita bisa mengobrol dengan mereka yang pernah terjun ke industri,” jelas Bryan.

Bryan mengatakan bahwa 1-to-1 mentoring ini adalah cara yang cocok untuk menjawab pertanyaan dari mahasiswa tentang dunia pekerjaan.

Infografis Internnet

“Dengan 1-to-1 mentoring ini mentee bisa langsung tanya atau minta dengan mentornya. Mentor juga bisa meningkatkan pemahaman mahasiswa melalui konsep ini,” ujarnya.

Program mentoring memiliki tujuh career path atau bidang industri yang bisa dipelajari oleh calon peserta. Career path tersebut terdiri dari Consulting, Start Up, FMCG, Banking, Public Sector (BUMN), Investments, & Law.

Selain program mentoring, Internnet juga memiliki program baru yaitu bootcamp untuk mahasiswa aktif.

Internnet juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan ternama seperti Unilever, P&G, Danone, Shopee, L’Oréal dan lain-lain. Organisasi ini juga memiliki LinkedIn community yang memiliki member sekitar 6000 orang

Kekuatan Relasi 

Program mentoring pertama atau disebut dengan Internnet Wave 1 hanya dilaksanakan untuk mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Saat itu mentornya dari ITB juga. Setelah mendapat respon yang bagus dan banyak yang minta diperluas. Akhirnya, kita buka untuk seluruh mahasiswa di Indonesia,” tutur Bryan.

Program mentoring Internnet Wave 2 mendapatkan respon baik. Terdapat 5000 calon peserta yang mendaftar dengan 100 mentor dari berbagai universitas. “Saat itu kami pikir hanya ada 1000-2000 peserta saja. Tidak menyangka bisa sebanyak itu pendaftarnya,” ungkap Bryan.

Walaupun begitu, Bryan merasa tidak kesusahan dalam mencari mentor untuk mengimbangi jumlah mentee. Hal ini karena Ia dan tim memanfaatkan relasi yang mereka miliki.

“Cari mentor tidak susah karena setidaknya aku pernah ikut banyak organisasi dan lomba, jadi tahu dan kenal nama orang-orang. Mereka juga banyak yang bersedia,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, atensi dari mahasiswa atau pekerja industri juga meningkat. Banyak orang menghubungi Internnet untuk menawarkan diri menjadi mentor.

Selain itu, bentuk promosi kegiatan untuk mahasiswa dilakukan juga melalui grup-grup.

“Menurutku ini cara paling efektif. Apalagi kalau misalnya mereka lihat dari temannya yang pernah ikut. Mereka jadi lebih tertarik,” tutur Bryan.

Hal senada diungkapkan oleh Marsella Silvia,  mahasiswi Universitas Bandar Lampung. Berawal dari profil teman yang pernah mengikuti Internnet, akhirnya Sella mendaftar di Internnet Wave 4 bidang FMCG (Marketing). Ia mengaku merasa senang menjadi mentee Internnet.

“Di daerah Lampung cukup sulit menemukan mentor yang bekerja di career path dan industri yang aku mimpikan. Itu kenapa aku memutuskan untuk mendaftar jadi mentee di Internnet,” jelasnya.

Marsella Silvia, Mentee Internnet Wave 4. Foto: Istimewa

Sella juga setuju dengan pentingnya mentor dalam membantu mahasiswa sepertinya dalam mempersiapkan karir.

“Saat sesi mentoring, aku mendapat kesempatan untuk bertanya dengan mentor terkait karir dan dunia kerja. Setelah itu, aku jadi punya pandangan lebih jelas tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan,” jelasnya.

Tantangan

Sebagai founder, Bryan mengaku tantangan paling terlihat ketika ada member dari tim Internnet yang berhenti dari Internnet karena ada tanggung jawab lain.

Saat ini Internnet memiliki 30 anggota aktif yang terdiri dari beragam orang seperti pekerja dan mahasiswa yang Bryan kenal dari organisasi, lomba, dan acara-acara sosial.

“Di Internnet, kita tidak mengikat dan memaksa orang untuk aktif. Kalau sibuk dan ingin mengurangi tanggung jawab juga bisa. Pada kondisi inilah kita harus bisa atur dan menyesuaikan,” tutur Bryan.

Bryan menekankan bagaimana Internnet tetap memberikan yang terbaik walaupun dengan anggota yang berbeda dan berganti.

Tantangan kedua adalah memastikan program berjalan baik. Bryan dan Tim Internnet juga pernah mendapatkan keluhan baik dari mentor atau pun mentee.

“Dalam program mentoring 1-to-1, kita tidak bisa memantau satu per satu. Namun, hal ini bisa menjadi  catatan untuk bisa memberikan pelayanan dan program yang lebih baik lagi ke depan,” ungkapnya.

Management Team Internnet. Foto: Istimewa

Harapan

Bryan mengatakan ia bersyukur jika ada mentee yang bisa sukses, khususnya anggota di Tim Internnet.

“Aku rasa mentee sukses memang memberikan rasa fulfilling. Tetapi aku lebih senang jika melihat orang-orang di timku diterima kerja di sini, menang lomba itu. Rasanya senang bisa melihat tim growing,” ungkapnya.

Setelah berjalan dua tahun, Bryan berharap Internnet terus berjalan dan membantu banyak orang.

“Mungkin aku  tidak selamanya ada di Internnet. Tetapi aku berharap program ini tetap berjalan. Kalau bisa Internnet mendapat ribuan atau puluhan ribu mentor dan mentee agar lebih berdampak bagi Indonesia,” jelasnya.**

Kontributor: Immanuella Devina Florentina Sihaloho (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.