Pendeta GSJA Tanjung Enim, Tjin Ai Hoa: Allah yang Memanggil adalah Allah yang Setia

Tempat perintisan gereja pertama di garasi.

0 567

Katolikana.comTjhin Ai Hoa merupakan seorang pendeta di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Dia menjadi gembala gereja ini sejak 2005 hingga kini.

Banyak pasang surut dialami selama menggembalakan gereja tersebut.

Pada Februari 1997, dia mulai merintis gereja di daerah Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Enim, dia bertemu dengan Effendi Lukman yang sekarang menjadi suaminya.

Effendi adalah orang yang meminjamkan gudangnya untuk dijadikan tempat beribadah. Ai Hoa menempatkan seorang pendeta lain menjadi gembala sidang di gereja tersebut, karena dia sebenarnya bergerak di bidang misi.

Tahun 2005 pendeta yang ditempatkan di gereja tersebut harus meninggalkan gereja. Karena tidak ada yang menggantikan, akhirnya Ai Hoa menjadi gembala di gereja tersebut.

Tjhin Ai Hoa

Tantangan

Merintis gereja tidaklah mudah. Beberapa kendala yang dialami, misalnya, tidak adanya kenalan di wilayah gereja tersebut dan perlu untuk menyesuaikan diri, karena dia termasuk orang pendatang.

“Tantangan lain yaitu penolakan yang dilakukan masyarakat setempat. Mereka merasa kedatangan tim perintis seperti orang-orang yang melakukan kegiatan ‘Kristenisasi’. Padahal tujuannya menjangkau umat Kristen lain untuk lebih mudah beribadah serta melayani orang-orang yang belum mengenal Tuhan,” ujar Tjhin Ai Hoa.

Tjhin Ai Hoa bercerita, tahun 1997, belum ada sarana transportasi yang memadai seperti travel. “Jarak yang ditempuh juga cukup jauh dengan jalan yang buruk sehingga harus menggunakan bus. Tetapi, bus yang dinaiki sangat tidak nyaman sehingga membuatnya mabuk perjalanan setiap akan pergi-pulang dari Palembang-Tanjung Enim,” tambahnya.

Pendirian Gereja

Awal perintisan gereja dimulai dari garasi rumah. Namun, jemaat yang beribadah makin bertambah sehingga diperlukan tempat yang lebih besar.

Lalu, ibadah yang awalnya di garasi pindah ke gudang. Seiring berjalannya waktu jemaat menjadi lebih banyak dan makin bertumbuh, maka dibangun sebuah gereja.

Proses pendirian gereja dimulai ketika ada seorang jemaat yang memberikan tanah untuk pembangunan gereja pada 2006. Namun, ketika itu, gereja tidak langsung dibangun, karena dana yang dibutuhkan belum terkumpul.

Tahun 2012, ketika proses pembangunan gereja dimulai, dana yang terkumpul merupakan uang persembahan pembangunan dari jemaat.

Dana yang sudah terkumpul untuk membangun gereja tidak cukup. Dia berkata kepada ketua pembangunan dan seluruh jemaat bahwa mereka tidak akan meminta proposal dana kepada siapa pun.

Dia percaya bahwa Tuhan akan bekerja dan memberkati seluruh jemaat. Dia juga mengajak seluruh jemaat untuk gotong royong membangun gereja.

“Saya beriman bahwa Allah yang memanggil adalah Allah yang setia, Dia akan mencukupkan dan menyediakan semua,” ujar Ai Hoa. Hal tersebut selalu menjadi pegangan Ai Hoa dari membangun gereja hingga saat ini.

Tempat rintisan pertama gereja di garasi. Foto: Istimewa

Gebrakan

Menurut Ai Hoa, multiplikasi perlu dilakukan dalam gereja. Seorang gembala harus melahirkan gembala. Kini mereka sedang diadakan pelatihan untuk adanya regenerasi.

Tidak hanya gembala yang melahirkan gembala, namun jemaat juga harus melahirkan jiwa-jiwa yang baru.

Akhir 2022, Ai Hoa dan tim gereja merencanakan untuk membuka rintisan baru di Pagaralam, Sumatera Selatan.

Tim gereja sudah menempatkan seorang pemuda di Pagaralam untuk melakukan pelayanan kontekstual. Pelayanan kontekstual merupakan pelayanan untuk suku-suku yang terabaikan.

Harapan ke Depan

Ai Hoa berharap, semoga jemaat-jemaat makin bertumbuh, makin dewasa, karena pertumbuhan itu bukan hanya secara kuantitas tetapi juga harus secara kualitas.

“Semoga jemaat memiliki karakter seperti Kristus, memiliki hati yang berbelas kasih untuk jiwa-jiwa yang hilang, karena misi Tuhan di dunia ini adalah untuk menyelamatkan jiwa yang hilang,” kata Ai Hoa.

Dia juga berharap agar jemaat menjadi jemaat yang swadana, swadaya, dan swakarya, agar jemaat dan gereja bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Kontributor: Eunike Lois Stefania, Zefanya Septiani Haryanto, Hizkia Nandana Umbu Kawuji, Johanes Oxavasco J.P.M.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.