
Katolikana.com—Dinas Arsip dan Perpustakaan Semarang bekerja sama dengan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang mengembangkan program Massive Open Online Course (MOOC) untuk meningkatkan literasi pendidikan di Kota Semarang.
Program ini memiliki sistem seperti layanan belajar Ruang Guru berbasis internet, berupa mata pelajaran sekolah, dari teori hingga keterampilan.
Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laurentia Anggunita Prasetya dan Elsa Ferlisia Sudirejo turut menjadi bagian dalam tim pengembangan MOOC. Keduanya turut mendukung perkembangan literasi digital di Kota Semarang melalui hadirnya MOOC.
Menurut Laurentia, rencananya MOOC akan memuat empat mata pelajaran utama, yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Untuk keterampilan, akan memuat pelajaran merajut, make-up class, dan memasak.
MOOC menyediakan layanan website yang memuat deskripsi, bahan ajar, video penjelasan, serta tugas mata pelajaran terkait yang dapat diakses pengguna dan digunakan sebagai bahan belajar mandiri.
‘’Saat ini masih dalam tahap pengembangan. Ke depan, MOOC akan memuat berbagai konten pelajaran yang dapat diakses secara gratis. Dari materi, video hingga tugas, semua disediakan untuk pengguna sehingga dapat mengembangkan pemahaman akan materi pelajaran terkait,’’ tambahnya.
Laurent menambahkan, dirinya bertugas untuk menyusun konten yang akan diunggah di website MOOC.
‘’Saya membantu memikirkan ide konten dan materi yang akan diunggah. Mulai dari riset, persiapan, produksi, hingga editing nanti,’’ imbuhnya.

Hadirnya Massive Open Online Course (MOOC) menjadi salah satu gebrakan Pengembangan Sistem Informasi Kearsipan dan Perpustakaan Semarang untuk mewujudkan Smart City Kota Semarang.
Program ini memanfaatkan penggunaan internet agar masyarakat tidak hanya mengakses hiburan atau komunikasi dunia maya saja, namun juga memanfaatkan layanan pendidikan melalui internet.
‘’Tujuan MOOC sangat bagus, untuk membantu digitalisasi masyarakat berupa pemberian informasi buku atau arsip, sehingga kita sebagai masyarakat dapat mengakses pendidikan dengan gadget. Mudah, menarik, dan user-friendly,’’ tutur Elsa.
Elsa menambahkan, literasi sangat penting dimiliki masyarakat, khususnya dalam era digital.
‘’Kemampuan literasi penting bagi masyarakat supaya dapat memilah informasi dengan benar. Biar tidak termakan hoaks. MOOC menjadi inovasi untuk meningkatkan hal tersebut,’’ tegasnya.
Elsa dan Laurent mempersiapkan berbagai konten untuk mengisi website MOOC yang berfokus pada siswa usia SD-SMA.
Namun, saat ini MOOC masih dalam tahap pengembangan, sehingga mata pelajaran baru tersedia untuk siswa SD, sedangkan keterampilan dapat diakses oleh siswa berbagai jenjang pendidikan.
‘’Untuk pelajaran utama, baru tersedia untuk anak SD. Tapi untuk keterampilan, bisa diakses semua usia dari SD, SMP hingga SMA. Jadi semua bisa belajar, walau masih dalam tahap pengembangan,’’ ujar Elsa.
Nantinya, Massive Open Online Course (MOOC) ini juga menghadirkan sistem Augmented Reality (AR), yang menjadi sistem AR perpustakaan pertama di Indonesia.
Secara sederhana, sistem ini dapat mengubah materi pelajaran menjadi kemasan audiovisual.
‘’Sistem AR ini ada di perpustakaan. Jadi membuat mahasiswa lebih bersemangat dalam belajar. Jadi inovasi yang keren sih,’’ tambah Laurent.
Elsa dan Laurent berharap agar MOOC dapat meningkatkan kemampuan literasi masyarakat dalam perkembangan era digital.
‘’Kemampuan literasi bisa dilatih dengan kebiasaan membaca. Minat literasi siswa dan mahasiswa di Indonesia masih minim. Ini menjadi peran penting perpustakaan untuk mengubah hal tersebut. Dengan program MOOC yang diadakan Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, diharapkan dapat meningkatkan literasi masyarakat,’’ tegas Laurent. (*)
Kontributor: Josephine Olivia Abdisusilo, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.