Kontroversi Katolik Karismatik: Diinisiasi oleh Mahasiswa, Didukung oleh Paus

Bagaimana keberadaan Katolik Karismatik di mata Gereja?

0 932

Karismatik dianggap bukan bagian dari ajaran Gereja Katolik karena tata cara doa yang terlihat asing atau berbeda dari kegiatan doa yang biasa dilakukan di dalam perayaan Ekaristi pada umumnya.

Alexandra Cynthia Ekaristi, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan ia merasa sangat tidak nyaman terhadap tata cara doa yang dilakukan dalam katolik karismatik.

“Biasanya misa di Gereja Katolik lebih pelan, lebih kusyuk, tapi kalau Katolik karismatik lebih ke senang-senang, teriak-teriak. Aku kurang nyaman dengan hal itu,” ujar Alexandra.

Lukas Indra, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan bahwa doa dan pujian kepada Tuhan sebenarnya hanya perlu dilakukan dengan pelan dan lembut.

Bagi saya, Katolik kalem saja. Tidak perlu teriak-teriak karena Tuhan juga kan pasti denger,” ujar Lukas.

Katolik karismatik juga dianggap bagian dari aliran agama Kristen karena tata cara doa dan nyayian yang dilakukan dengan penuh semangat.

“Katolik karismatik memang ajaran dari agama Katolik tapi dia memiliki tata cara yang berbeda dalam melakukan proses ibadah, yang lebih condong ke arah kekristenan,”papar Agata Wahyu Dahlia Pratama, mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sejarah Katolik Karismatik

Fakta nya, Katolik Karismatik adalah bagian dari Gereja Katolik yang telah ada sejak 1967.

Berawal dari 19 mahasiswa-mahasiswi Universitas Duken  En Alber Amerika Serikat yang merasa perihatin terhadap Gereja Katolik yang tidak mengalami perubahan liturgi setelah konsili Vatikan ditutup pada 1965.

Para mahasiswa tersebut memohon rahmat kekuatan dari roh kudus dan melakukan kegiatan doa-doa pujian selama satu tahun. Pada 19 Febuari 1967, setelah melakukan doa pujian, mereka merasa dipenuhi oleh roh kudus.

Mereka merasakan sensasi yang berbeda-beda. Ada yang merasakan hawa panas, dingin, sejuk, damai, seperti telah diperbaharui dan memperoleh kekuatan penuh.

Tak lama setelah itu, gerakan-gerakan penginjilan dan pendalaman kitab suci mulai banyak bermunculan.

Gerakan yang hanya berlangsung di Universitas Duken En Alber Amerika Serikat, menyebar ke universitas lain, hingga ke negara Filipina, India, dan Indonesia.

Rm. Gabriel Notobudyo, Pr, Co Moderator BPKK Keuskupan Agung Semarang mengatakan, kegiatan penginjilan dan pendalaman kitab suci sebenarnya merupakan hal yang wajib dan telah ditekankan oleh konsili vatikan sejak dulu.

Rm. Gabriel Notobudyo, Pr, Co Moderator BPKK Keuskupan Agung Semarang

“Konsili Vatikan sudah menganjurkan orang Katolik harus membaca Kitab Suci dan mewartakan injil, tapi tidak ada yang melaksanakan, maka lalu pembaruan Karismatik itu tergerak,” ucap Romo Noto.

Romo  Noto menambahkan Katolik Karismatik merupakan bentuk pembaruan dari ajaran agama Katolik yang mengajarkan tentang bagaimana menjadi umat yang penuh sukacita (people of joy) dalam melakukan pujian, doa, pelayanan, dan kegiatan lainnya dalam gereja katolik.

“People of joy atau menjadi umat yang penuh suka cita dalam Katolik Karismatik merujuk pada kegiatan pembaruan atau peningkatan semangat dan iman umat Katolik dalam melakukan pelayanan di dalam gereja. Karena banyak umat Katolik, khususnya anak muda yang di dalam gereja tidak penuh sukacita, maka dari itu diperbarui imannya,” kata Romo Noto.

Didukung Paus
Sejak awal, Katolik karismatik juga didukung oleh Paus Yohanes Paulus II hingga sekarang. Katolik karismatik dianggap sebagai karunia roh kudus untuk gereja dan jantung Gereja Katolik sejak 1983.

Menurut Romo Noto, Paus Yohanes Paulus II meminta para imam harus mendukung pembaruan katolik karismatik dan penginjilan.

“Pada tahun 1984, saya ke Roma, Paus mengatakan Katolik karismatik harus menjadi jantung gereja. Jadilah jantung Gereja,” kata Romo Noto.

Dengan kata lain, Katolik Karismatik merupakan perpanjangan dari ajaran kitab suci dan Gereja Katolik yang dijunjung tinggi.

Yosef Aldi, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan Katolik karismatik marupakan bagian dari gereja katolik Roma yang melakukan doa dan bernyanyi dengan lagu-lagu yang berbeda atau tidak sama seperti ibadah di gereja pada umumnya.

“Tata cara doa dan nyanyian yang dilakukan memang berbeda. Banyak orang berpendapat bahwa katolik karismatik merupakan hal yang menyimpang atau bukan bagian dari ajaran dan gereja katolik,” ujar Yosef.

Brigita Dina Febriani, mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan, jika dilihat lebih mendalam, tata cara doa dan pujian yang dilakukan kepada Tuhan tersebut, merupakan bentuk lain dari keyakinan dan kepercayaan seseorang, yang ingin ditunjukkan kepada Tuhan.

Awalnya ia menganggap Katolik Karismatik sebagai ajaran yang menyimpang. Namun, setelah mengikuti kegiatan doa karismatik, ia merasa hal tersebut tidak menyimpang atau negative.

“Setiap orang punya cara sendiri untuk memuji dan memuliakan Tuhan dengan cara yang mereka anggap berkharisma,” kata Dina.[]

Kontributor: Cyntia William, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Podcast:

Yohanes Widodo alias masboi. Guru jurnalisme di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ayah dua puteri: Anjelie dan Anjani. Bisa dihubungi melalui fb.com/masboi, Twitter @masboi, atau IG @idmasboi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.