Ketua YSA Gerarda Sinaga KSSY: Pandemi Jadi Peluang Kembangkan Pembelajaran Digital

Saat pandemi, Yayasan Seri Amal kembangkan sistem pembelajaran digital di sekolah-sekolah dari PAUD hingga SMA di Sumatera Utara.

0 301

Pandemi Covid-19 yang mendera Indonesia sejak Maret 2020 tak membuat surut lembaga pendidikan di kota Medan yang dikelola oleh Yayasan Seri Amal (YSA). Ketua YSA Suster Gerarda Sinaga KSSY menilai pandemi ini sebagai peluang bahkan semacam loncatan bagi pendidikan ke arah digital.

Sr. Gerarda Sinaga KSSY kepada kontributor Katolikana.com pada November 2020 lalu mengatakan telah mendesain sistem dan metode pembelajaran digital di sekolah-sekolah di kota Medan, Sumatera Utara, yang dikelola oleh YSA. Ia telah menyiapkan sistem agar guru-guru bisa beradaptasi dengan pembelajaran digital.

YSA yang didirikan sejak Oktober 1958 mengembangkan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA di berbagai daerah di Sumatera Utara, antara lain Sidikalang, Lankat, Medan, Medan Johor, Pasoburuan. Sejak berdiri hingga sekarang YSA telah mendirikan dan menjalankan sekitar 18 sekolah.

“Ternyata pandemi ini seperti blessing in disguise. Jadi kami melihat pandemi tidak melulu tantangan, namun ada juga sisi peluangnya,” ujarnya kepada kontributor Katolikana.com.

“Sebelum pandemi, kami sudah merancang sistem pembelajaran berbasis digital, kelas virtual sebanyak dua kali dalam seminggu. Rancangan ini memadukan sistem pembelajaran khas Indonesia dan Amerika Serikat,” katanya.

“Itu sudah disampaikan dalam pertemuan dengan para kepala sekolah yayasan ini pada Januari dan Februari 2020 lalu,” katanya.

Dalam perspektif YSA, kata Suster Gerarda menambahkan, anak didik saat ini sudah termasuk generasi alpha. “Yakni, kalangan generasi yang sudah terbiasa dengan multi tasking. Mereka bisa mengerjakan chat, tugas sekolah, dan sambil makan kerupuk.”

“Sebelumnya saya juga sempat membuat pemetaan tenaga pejajar di Yayasan ini. Dan mendapati ada 7% pengajar dari generasi baby boomers. Sedangkan di generasi Y ada 45%. Dan sudah ada 8 % tenaga pengajar dari generasi alpha. Sehingga kami sudah siap untuk pengajaran berbasis teknologi baru,” ucapnya dengan optimis.

Kuncinya Terus Belajar

Walau telah membuat strategi perencanan untuk budaya pembelajaran digital dengan cermat, Suster Gerarda tak menutupi ada beberapa personil pengajar ada yang enggan untuk sistem baru ini. Tapi ternyata kondisi pandemi memaksa semua staf pengajar untuk membiasakan diri. “Sistem ini memindahkan konsep hard copy ke format digital. Sebagai simulasi awal, kami coba di SD St. Antonius pada waktu itu, dengan menggunakan tablet.

“Semangatnya adalah pro ekologi, untuk mengurangi penggunaan kertas. Dalam tablet ini sendiri juga dilengkapi berbagai fitur untuk kreativitas anak. Seperti menggambar, dan yang lainnya,” terangnya.

Suster Gerarda mengungkapkan harapannya bahwa kelak setiap sekolah di bawah naungan YSA akan difasilitasi pembuatan buku digital dengan server milik yayasan tersebut untuk pengumpulan file digital kelas virtual.

Menurutnya, hambatan untuk memahami budaya baru tersebut tergantung pribadi masing-masing. “Dari Yayasan kami menerapkan STIFIn, sehingga kami bisa mengenal baik seluruh jajaran pengajar. Selain ini juga menjadi oppurtinity, ini juga bisa menjadi tantangan. Dengan STIFIn, saya sudah bisa masuk ke pintu mereka. meskipun sebenarnya goals kita sama. kuncinya adalah kita harus belajar terus menerus, tanpa henti,” kata Suster Gerarda.

Dia mendapati bahwa pemahaman STIFIn (Sensing, Thingking, Intuiting, Feeling, Insting) di kalangan personil YSA juga bisa mengurangi ketegangan dalam komunikasi organisasi. “Jika kita tegang, ketika tidak bisa terima. Sehingga saya harus menemukan bagaimana bahasanya agar mereka masing-masing paham,” pungkasnya.

Editor: Basilius 

Kontributor Katolikana.com di Medan. Redaktur Pelaksana Menjemaat, majalah Keuskupan Agung Medan. Penulis, trainer, dan speaker di Komisi Komunikasi Sosial – Keuskupan Agung Medan. Ia aktif dan senang menulis di blog anantabangun.wordpress.com.

Leave A Reply

Your email address will not be published.