Pernah Rusak Akibat Gempa, Gereja Paroki Santa Maria Immaculata Lombok Galang Solidaritas bagi Sesama yang Terdampak Pandemi

Targetkan Jangkau 150 Kepala Keluarga

2 521

Katolikana.com—Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi kesejahteraan masyarakat Lombok. Seperti diketahui, kebanyakan masyarakat Lombok memiliki penghasilan utama dari pariwisata.

Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2021 mengangkat tema ‘Membangun Ekonomi Yang Berbela Rasa, Semakin Beriman, Semakin Bertobat dan Semakin Solider’.

Untuk merealisasikan tema ini, umat Paroki Santa Maria Immaculata Mataram Lombok berupaya membantu sesama yang kekurangan.

Kepala Paroki  Santa Maria Immaculata Mataram Romo Patrisius Woda Fodhi Trisno Pr menjelaskan program penggalangan dana solidaritas dari antara umat berupaya membantu 150 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak pandemi.

Romo Patrisius Woda menjelaskan kebanyakan mereka adalah keluarga yang bekerja di Gili Trawangan dan Senggigi yang mengalami PHK dari agen travel, penginapan, dan fasilitas wisata akibat omset pemasukan yang kecil.

“Setelah didata, gerakan pengumpulan dana disiarkan lewat gereja dengan misa live streaming. Dana yang terkumpul mampu memenuhi kebutuhan pokok sebanyak 150 Kepala Keluarga. Sejauh ini sudah pada tahap bantuan keenam,” papar Romo Woda.

Bantuan lain dialokasikan bagi staf gereja yang digaji dari dana kolekte serta dana solidaritas untuk pendidikan anak sekolah. Selama pandemi jumlah kolekte menurun drastis dan gereja harus memikirkan cara lain.

Membantu Secara Kreatif

Kreativitas paroki berhasil mengajak umat bekerja sama membantu sesama. Selain dari umat, bantuan dari pemerintah hadir lewat TNI yang memberikan kebutuhan pokok. Hal ini sudah berjalan selama 18 bulan.

Selain pengumpulan dana, paroki juga mengembangkan unit usaha kolam ikan yang dikerjakan bersama umat dan staf paroki. Selain itu, OMK dan Kelompok Karismatik Katolik juga melakukan penggalian dana. Jika ada yang kesulitan dalam melapor di grup untuk dilakukan urunan.

“Urunan ini mungkin untuk orang lain sepele. Ini bentuk nyata solidaritas yang sangat baik,” kata Romo Woda.

Prioritas Bantuan

Ada dua kelompok yang mendapatkan prioritas bantuan. Pertama, mereka yang tinggal di rumah kost dan kaum pendatang yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah karena tidak terdaftar sebagai penduduk.

Kedua, mereka yang paling membutuhkan karena tidak memiliki tempat tinggal tetap, dan tidak memiliki pekerjaan.

Romo Woda berharap umat Katolik Lombok dapat menjadi contoh umat Katolik dunia. “Mereka yang memberikan bantuan tidak berada di keadaan yang jauh lebih baik. Tidak perlu berkecukupan untuk bisa membantu, hanya perlu semangat solidaritas yang tinggi,” ujar Romo Woda.

Bantulah Saudaramu Setiap Hari

Romo menambahkan, memberi tidak perlu menabung sampai akhir bulan baru memberinya saat akhir Pra Paskah. Berilah dan bantulah saudaramu setiap hari. Hal yang rutin walaupun kecil akan sangat membantu.

“Saudara kita yang terkena PHK tidak hanya membutuhkan makan di akhir bulan tapi setiap hari. Kita perlu bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup dan kesempatan untuk membantu,” ujar Romo Woda.

Dalam waktu dekat mereka berencana membangun gereja dengan mengandalkan kerjasama umat. Kegiatan seperti ini mudah dilakukan karena umat sudah terbiasa bekerja sama seperti pada tahun 2018 saat gereja mengalami kerusakan akibat gempa.

Satu hal menggembirakan bahwa umat Katolik di Lombok memiliki komitmen yang solid untuk menjaga protocol kesehatan dengan sangat teliti sehingga misa masih dapat dilakukan secara offline. Sejauh ini belum ada umat yang diberitakan positif covid-19. []

Kontributor: Prycilia Grace, Priyanka Audrey, dan I Putu Eggy, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

 

 

2 Comments
  1. pram says

    menolong sesama itu penting🙏🏻

  2. Ria Selli says

    Semoga artikel ini terinspirasi untk saling menolong sesama umat manusia

Leave A Reply

Your email address will not be published.