
Katolikana.com—Tanggal 13 Mei 2021 menjadi hari istimewa dan langka karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih. Hal ini pernah terjadi pada tahun 1727 Masehi atau 1139 Hijriah dan akan terjadi lagi pada tahun 2248 M atau 1676 H.
Banyak konten yang membahas mengenai pertemuan ini di berbagai platform media sosial, seperti Twitter atau Tiktok. Contohnya konten yang diunggah oleh akun Tiktok @indriyanikanaitang.
@enamjunimeultahBuat 13 MEI 2021 nanti , lonceng gereja dan azan masjid bunyi bersamaan 😇 #fypシ #13mei2021 #idulfitri #kenaikanisaalmasih #salamtoleransi #fypppp♬ original sound – adiknya kang ubi 🥔 – cornsalad✔
Di saat masyarakat Indonesia ramai membahas dan merayakan hari istimewa Idulfitri dan Kenaikan Tuhan Yesus dalam suasana toleransi, di Jalur Gaza pecah konflik antara Palestina dan Israel.

Foto: Getty Image/BBC Indonesia.
Media sosial pun riuh rendah dengan berbagai komentar dan pernyataan keprihatinan mengenai konflik yang terjadi.
Salah satu keprihatinan ditunjukan oleh Tor Wennesland, Koordinator Spesial atas Proses Perdamaian Timur Tengah di PBB.
Pada 8 Mei 2021, Tor, melalui cuitannya, menyatakan:
“(Saya) Sangat mengkhawatirkan akan tingginya tekanan dan kekerasan di dalam, serta di sekitar #Yerusalem. Saya memohon seluruhnya untuk tetap bertanggung jawab dan tetap tenang. Semua harus menghargai keadaan dari situs-situs suci di Kota Lama Yerusalem dalam mewujudkan kedamaian dan stabilitas. Politikus dan Pemimpin Agama harus bertindak sekarang.”
Deeply concerned by the heightened tensions & violence in & around #Jerusalem. I call on all to act responsibly & maintain calm. All must respect the status quo of holy sites in Jerusalem’s Old City in the interest of peace & stability. Political & religious leaders must act now.
— Tor Wennesland (@TWennesland) May 7, 2021
Dalam cuitannya melalui akun @TWennesland miliknya ini, pada 12 Mei 2021, Tor juga menyatakan bahwa penyerangan-penyerangan ini sudah mulai berubah menjadi sebuah full-scale war atau sebuah peperangan yang berskala besar, sehingga ia meminta serangan yang akan dilakukan untuk dihentikan.
Stop the fire immediately. We’re escalating towards a full scale war. Leaders on all sides have to take the responsibility of deescalation. The cost of war in Gaza is devastating & is being paid by ordinary people. UN is working w/ all sides to restore calm. Stop the violence now
— Tor Wennesland (@TWennesland) May 11, 2021
Gerakan Masyarakat
Pengguna media sosial memberikan atau menyebarkan berita mengenai tragedi yang sedang berlangsung antara Palestina dengan Israel ini, misalnya menggunakan media sosial seperti Twitter dan Tiktok.
Di Twitter, banyak akun yang mengunggah thread untuk memberikan bantuan dalam bentuk donasi bagi masyarakat sekitar atau gerakan-gerakan yang terjadi di lapangan.
this shit. pic.twitter.com/hTDVsomb7Y
— ً cat ?! (@louisgayass) May 16, 2021
Misalnya, penyebaran informasi mengenai keadaan di jalur Gaza oleh Google Maps yang tidak menggunakan foto-foto atau keadaan dari Jalur Gaza seperti sekarang untuk disaksikan oleh masyarakat, sehingga mereka bisa mendapatkan gambaran akan apa yang tengah terjadi di sana.
Meskipun begitu, masyarakat dapat menggunakan Snap Maps untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dan dialami oleh masyarakat sekitar.
Informasi ini disebarkan dalam bentuk video Tiktok dari akun @obeysyed yang disebarkan kembali menggunakan akun Twitternya dengan username yang sama.
Idk if I was shocked but.. the differences are STARK pic.twitter.com/ODmkIhrMep
— Suede (@obeysyed) May 17, 2021
Kontributor: Inezia Sukonco, Clarisa Natania, Katarina Widhi, Rufus Christian (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.