
Bernadeta Cahya Kumala adalah sosok pekerja keras. Semangatnya dalam menempuh pendidikan, mengejar passion, dan berbisnis patut diacungi jempol. Mala berhasil menyelesaikan kuliah dalam jangka waktu tiga tahun dan memperoleh predikat sebagai wisudawan tercepat dan terbaik di Jurusan Manajemen Universitas Gadjah Mada, tahun 2019 lalu.
Predikat tersebut merupakan salah satu pencapaian terbaik dalam hidupnya. Ia sangat bangga dengan kerja keras dan proses yang telah ia lalui.
“Di jurusan manajemen, lulus tiga tahun itu seperti agak mustahil, impossible gitu,” ucap Mala.
Hal serupa diungkapkan oleh teman kuliah seangkatan Mala.
“Aku kaget dan amaze banget pas denger tiba-tiba dia udah mau sidang, jarang banget anak Manajemen bisa lulus dalam 3 tahun, langka!” ujar seorang temannya.
Lihat postingan ini di Instagram
Selepas lulus dari SMA Negeri 3 Yogyakarta “Padmanaba”, gadis kelahiran 22 Agustus 1998 di Bantul, Yogyakarta ini melanjutkan pendidikannya di Jurusan Manajemen Universitas Gajah Mada.
Mala juga mengambil program pendidikan tanpa gelar di luar negeri, yakni program Summer School di EWHA Womans University, Korea Selatan pada 2017 selama satu bulan dan program exchange di Mahidol University International College, Thailand pada 2018 selama satu semester.

Ia mengaku mengalami kesulitan bahasa selama kuliah di Korea dan Thailand karena masyarakat di kedua negara tersebut memang tidak fasih dalam berbahasa Inggris. Hal itu tidak menjadi halangan bagi Mala untuk tetap semangat menimba ilmu.
Mala kini sedang sibuk belajar dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan S2. Ia akan mengambil jurusan yang lebih spesifik tentang strategi dan inovasi bisnis serta kewirausahaan.
Ambisi Sejak Sekolah Dasar
Semangat Mala dalam menempuh pendidikan dan menimba ilmu memang patut ditiru. Sejak SD ia selalu mendapatkan peringkat di sekolahnya. Sejak SMA ia juga sibuk dengan aktivitas di luar rumah.
“Memang dari dulu udah ambisi dia mah,” ujar Peter Satria, adik Mala, saat ditanya mengenai bagaimana kakaknya sewaktu sekolah.
Ketika kuliah, Mala memang aktif dan sangat berprestasi. Ia suka mencoba berbagai hal baru dan mengikuti beberapa lomba yang berkaitan dengan passion sejak kecil, yaitu bisnis.
“Aku lebih suka mencoba-coba. Misalnya aku tertarik program exchange atau summer school. Terus aku tertarik di bisnis, biasanya business competition,” ujar Mala.
Saat awal semester, gadis penyuka makanan Thailand dan Korea ini lebih fokus untuk berorganiasi. Lalu pada semester berikutnya, Mala lebih suka mengikuti business competition.
Ia pernah menjuarai kompetisi di tingkat nasional dan internasional. Pada kompetisi terakhir, Mala bersama timnya yang tersebar di berbagai negara berhasil mendapatkan predikat tim paling favorit dalam lomba business plan yang diadakan secara virtual oleh salah satu universitas di New Zealand.
Pengalaman di dunia kerja juga sudah tidak perlu diragukan lagi. Mala sudah pernah menjalani magang di tiga perusahaan besar:
- Price Water House Coopers, perusahaan management consulting international.
- Kalibrr Indonesia, perusahaan multi-nasional, ada di berbagai negara, khususnya di ASEAN.
- Fortia Strategic Partner, berlanjut hingga Mala kerja full time di perusahaan tersebut. Namun ia memutuskan untuk berhenti dan fokus mempersiapkan S2nya.
Keberhasilan Mala dalam kuliah karena ia punya tekad yang sangat kuat, disertai usaha keras. Ia selalu membuat plan dan strategi untuk mencapai visi yang telah dibuat untuk hidup dan masa depannya.
“Bagiku, pencapaian itu sebagai sebuah kepuasan pribadi. Jadi aku ingin meraih sesuatu yang memang bisa dibilang tinggi,” ungkap Mala.

Socio-entrepreneurship
Selain sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan S2, Mala tengah sibuk menjalankan bisnis online shop dan mengerjakan project sosial bersama kedua temannya.
Project ini bertujuan meningkatkan pasar UMKM di Yogyakarta. Bermula dari keresahannya ketika KKN di Imogiri, Mala melihat banyak usaha mikro dari masyarakat sekitar yang cukup potensial, namun mereka tidak mengetahui teknik pemasaran produk yang baik dan benar.
Latar belakang studi tentang bisnis mendorong Mala untuk membantu masyarakat di sana. Walaupun sempat menyelesaikan beberapa problem ketika KKN, Mala merasa masih ada beberapa problem yang belum terselesaikan.
“Mereka sulit buat mengakses teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Padahal sekarang semuanya serba digital. Shopping juga digital. Namun mereka masih banyak yang jualan hanya ke teman-teman dan kerabatnya,” ungkap Mala.
Ia beranggapan jika masyarakat bisa berjualan secara online, maka peluang mereka akan lebih besar, mengingat selalu ada cerita di balik produk-produk yang mereka jual, seperti pembuat produk merupakan kaum difabel.
Berbisnis Sejak Sekolah Dasar
Wanita yang memiliki hobi memasak dan travelling ini juga mempunyai bisnis online shop yang menjual aksesoris dan perhiasan wanita yaitu @lotta.estelle dan @lotta.estelle.gold yang menjual produk versi premium pun menggunakan bahan yang lebih premium, seperti stainless steel dan silver.
“Lotta Estelle itu artinya lebih ke keindahan gitu sih, lebih kayak ke sesuatu yang beautiful gitu,” ujar Mala.
Ia mengakui menyukai dunia bisnis dan memiliki keinginan untuk berbisnis sejak SD. Bahkan, sejak kecil Mala suka bermain game yang berhubungan dengan bisnis.
“Ada tuh namanya gim Mr. Jack. Gim itu tentang bagaimana kamu memilih untuk mengambil peluang tapi itu beresiko atau enggak. Pokoknya aku benar-benar suka semua hal tentang itu dari dulu,” ujar Mala.
Passion di bidang bisnis sudah tertanam sejak kecil dan terus ia kembangkan dan kejar sampai sekarang.
“Aku dulu bikin aksesoris yang handmade, aku jual ke teman-teman di kelas. Aku bawa katalognya ke sekolah dalam bentuk buku. Waktu itu karena kan masih belum jamannya digital banget,” ungkap Mala diiringi dengan nada tertawa.
Ketika di Sekolah Dasar, Mala juga pernah mencoba usaha peminjaman buku. Diawali hobinya membaca novel dan terdapat banyak buku di rumahnya. Saat itu, persediaan buku di perpustakaan sekolah juga tidak lengkap. Ia pun melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang tersebut.
Sewaktu duduk di bangku SMP-SMA Mala sempat berjualan case HP hingga tas, namun tak bertahan lama. Pada awal kuliah, ia menemukan bisnis yang sesuai dengan kesukaannya, yakni berjualan aksesoris dan perhiasan.
Mala berharap bisnisnya ini bisa menjadi suatu brand yang besar. Ia juga sudah mempunyai beberapa plan untuk mengembangkan bisnisnya itu.
”Ke depan aku ingin bikin brand lagi, tapi belum bisa dalam waktu dekat ini, tapi itu emang kayak visiku sih,” ujar Mala.
Memberdayakan Perempuan
Melalui produk-produk aksesoris dan perhiasan yang dijual di @lotta.estelle maupun @lotta.estelle.gold, Mala mempunyai keinginan untuk memberdayakan perempuan.
“Aku ingin, lewat perhiasan ini bagaimana caranya bisa empower perempuan Indonesia. Bagaimana cara mereka gain confidence lewat perhiasan dan sebagainya,” ungkap Mala.
Ketertarikan Mala terhadap sociopreneurship mendorongnya untuk menjadikan bisnisnya ini lebih fokus ke sosial.
“Nanti Lotta Estelle ini ke depan ingin aku hubungkan dengan NGO. Aku ingin membuat organisasi non-profit yang fokus untuk empower woman,” ungkap Mala.
Harapannya, Lotta Estelle akan menjadi penyokong sekaligus mensponsori dana untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan.
Misalnya, beasiswa untuk perempuan, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil, mendorong perempuan untuk lebih independen agar bisa membangun bisnis sendiri, dan sebagainya.
Suka Duka Berbisnis
Selama menjalankan bisnis, berbagai suka duka sudah Mala rasakan. Penjualan yang tiba-tiba menurun, konflik dengan supplier dan konsumen, hampir ditipu oleh konsumen sudah pernah ia alami.
Tenaga dan waktu yang dibutuhkan untuk mengurus bisnisnya cukup banyak, ditambah ia juga harus membagi waktu dengan kesibukannya yang lain.
Namun, karena ia menjalankan berdasarkan passion, ia tetap merasa senang, bukan hanya semata-semata mencari uang, tetapi ia juga menikmati segala proses yang dilalui.
Dari segala perjalanan hidup yang dilewati, menurut Mala, selain kerja keras, hal terpenting yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang besar ialah kerja cerdas.
“Selama kita punya visi besar, lalu kita percaya bisa mencapai visi itu dan kita kerja cerdas membuat strategi untuk mencapai visi itu, aku yakin bisa mendapatkan apa yang diinginkan,” ucap Mala.
Bagi generasi milenial Mala berpesan agar di dalam hidup, kita harus berani mencoba sesuatu yang baru dan keluar dari comfort zone untuk bisa lebih berkembang dan bertumbuh.
“Memang mungkin tidak mudah, tapi jika kalian sudah masuk ke situ pasti bakal merasakan dan mungkin tidak semenakutkan yang kita pikirkan sebelumnya. Lebih baik mencoba dari pada menyesal di akhirnya,” pesan Mala.*
Kontributor: Filma Dewi Lukito, Vanessa Salvathea, Maria Grace Evanda, Yudha Setya Nugraha (mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.