Katolikana.com – Situasi Pandemi Covid-19 yang belum usai hingga saat ini merupakan fase hidup paling berat, terutama bagi yang mengalaminya maupun terkena dampaknya. Situasi Pandemi Covid-19 membuat banyak orang merasa kehilangan, ada yang harus kehilangan mata pencaharian karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat) yang berlaku di seluruh Pulau Jawa & Bali terhitung mulai tanggal 3 – 20 Juli 2021. Ada juga yang kehilangan keluarga, saudara, sahabat, maupun kenalan dalam situasi pandemi Covid-19.
Dalam situasi Pandemi Covid -19 ini membuatku sejenak merenungkan tentang kehilangan. Bahkan dalam benakku terlintas tanda tanya besar mengenai “Haruskah kita juga kehilangan harapan dalam situasi pandemi Covid -19?”
Saat merenungkan pertanyaan ini, aku terigat akan kisah Ayub salah seorang tokoh suci dalam Alkitab. Dalam Kitab Suci, dikisahkan Ayub, sosok saleh dan beriman yang diuji oleh Tuhan melalui berbagai peristiwa kehilangan. Dalam situasi pandemi covid-19, kita bisa belajar dari pribadi Ayub yang taat setia, tidak kehilangan iman dan harapan pada Tuhan meskipun berbagai ujian menimpa hidupnya.
“Jika kita sungguh-sungguh Katolik sejati, maka kita sekaligus seorang patriot sejati, karenanya kita merasa bahwa seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia.” Ungkapan Mgr. Soegijapranata SJ ini begitu menarik dan baik untuk kita sungguh-sungguh resapi, terutama dalam situasi pandemi covid-19.
Saat ini, negara kita, Indonesia sedang berjuang melawan virus corona. Segala daya dan upaya maksimal dan terbaik telah dilakukan baik oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan, mulai dari program vaksinasi, PPKM Darurat, dan hal lainnya. Tenaga medis di rumah sakit pun berjuang begitu keras mempertaruhkan semua risiko yang menjadi bagian karya pengabdiannya.
Perjuangan melawan virus corona tidak hanya tugas pemerintah maupun tenaga kesehatan saja, melaikan setiap elemen masyarakat juga harus ikut bersatu mendukung dengan menjadi patriot atau pahlawan sejati dengan meneladan pribadi Ayub yang taat. Dalam situasi pandemi covid-19, kita semua wajib taat, jika ingin selamat.
Kita perlu sadar, bahwa melawan virus corona ini dibutuhkan kesatuan bukan individual dan keegoisan masing-masing pribadi atau kepentingan tertetu. Keegoisan pribadi maupun kepentigan justru bisa membahayakan semakin banyak jiwa. Dalam situasi pandemi covid-19, kita bersatu untuk taat pada anjuran dan kebijakan pemerintah, serta taat serta disiplin protokol kesehatan. Ketakutan dan kekhawatiran berlebihan bukanlah solusi terbaik dalam situasi pandemi covid-19. Tidak meremehkan serta taat merupakan cara terbaik dalam melawan virus corona.
Beberapa bulan terakhir ini, terjadi lonjakan kasus covid – 19 dan munculnya berbagai varian virus corona terbaru yang juga bisa menyerang anak-anak. Tidak hanya itu, sejumlah rumah sakit pun juga terisi penuh pasien yang terpapar covid-19. Lonjakan kasus covid-19 yang terjadi pun juga meninggalkan duka bagi yang kehilangan keluarga, saudara, maupun sahabat. Bahkan banyak juga tenaga medis yang juga harus gugur dalam tugasnya berjuang melawan virus corona.
Kehilangan orang-orang yang dicintai di masa pandemi covid-19 memang bukanlah situasi yang mudah bagi siapapun yang mengalaminya. Sulit bagiku sendiri, harus membayangkan perasaan mereka yang campur aduk ketika harus mengalami kehilangan dalam situasi pandemi covid-19.
Ini sungguh kenyataan yang memprihatinkan dan sulit untuk dimengerti bagi yang mengalaminya. Namun, sebagai orang beriman kita diajak untuk merenungkan dan memaknai peristiwa kehilangan itu, terutama dalam situasi pandemic covid – 19.
Dalam hal ini, kita bisa kembali meneladan Ayub untuk menimba segala rahmat baik dibalik setiap peristiwa hidup yang terjadi. Saat Tuhan menguji Ayub dengan berbagai ujian peristiwa hidup kehilangan berbagai hal, tapi kesalehan dan kesucian hidupnya membuatnya tidak kehilangan iman dan harapan pada Tuhan.
Dalam situasi pandemi covid-19, kita dapat meneladan Ayub untuk tidak kehilangan iman dan harapan pada Tuhan. Kita bersatu dalam doa dan usaha terbaik dalam melwan virus corona dengan taat dan tidak kehilangan iman, serta harapan kepada Tuhan. Percayalah bahwa Bumi ini akan lekas membaik.
Kontributor Katolikana di Jember, Keuskupan Malang. Ia aktif menulis di media komunitas gerejani, seperti Majalah Paroki Santo Yusup Jember, Renungan Harian Anak Pelangi Kasih, Utusan. IG: yolandaaprilia.w