Felicia Angela: Anak Berkebutuhan Khusus Itu Anugerah

Pengalaman menjadi guru ABK membuat Fella sadar bahwa sejatinya dalam mengajar ABK tidak melulu soal akademik.

0 842

Katolikana.comFelicia Angela (35), akrab disapa Fella, merupakan sosok yang patut dikagumi karena ketulusannya dalam merawat dan mengajari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Wanita kelahiran 12 Januari 1986 itu merupakan lulusan Strata 1 Psikologi dan Strata 2 Master of Disability. Ia melanjutkan karirnya dengan bekerja sebagai shadow teacher di salah satu sekolah kristen di Surabaya selama 3,5 tahun.

ABK adalah Anugerah

Baginya ABK bukanlah sebuah kesalahan, namun Tuhan menciptakan mereka dengan keunikan masing-masing.

Fella dan Otniel, suaminya. Foto: Instagram @fel_la12

“Mereka ada karena diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing. Mereka itu anugerah. Tuhan pun pasti memiliki tujuan dan rencana, bahkan kalau dibimbing dengan tepat mereka akan bisa berkarya,” ujarnya.

Dengan kegigihan dan ketulusannya Fella memutuskan membangun sekolah untuk mendidik ABK secara intensif.

Ia ingin mendidik ABK menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan kemampuan dan perkembangan mereka sehingga nantinya mereka bisa produktif.

Rumah Adeka

Berkat dukungan utama dari suami dan orang tua, pada Januari 2019, Fella berhasil membangun tempat pendidikan khusus ABK dan menamainya Rumah Adeka, di Lebak Arum, Surabaya.

Dalam mendidik ABK, Fella tidak sendiri. Ia juga menerima tenaga pendidikan yang akan diberi pelatihan.

“Akan ada pelatihan ketika tenaga pendidik sudah bergabung. Pelatihan itu tidak selalu di awal,” katanya.

Awalnya Fella seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah. Namun Fella memutuskan untuk resign dan memilih menjadi seorang private teacher dan menerima panggilan untuk mengajar home schooling ABK selama dua tahun.

Pengalaman menjadi guru ABK membuat Fella sadar bahwa sejatinya dalam mengajar ABK tidak melulu soal akademik.

Fella (kanan) bersama rekan-rekan guru Rumah Adeka.
Foto: Instagram @rumah_adeka

Itulah yang mendorong niatnya membangun Rumah Adeka. Ia melihat bahwa pendidikan ABK di sekolah selama ini kurang tepat sasaran.

“Dari pengalaman shadow teacher saya melihat kebutuhan ABK bukan akademik saja. Saya melihat kebutuhan ABK yang kurang tepat sasaran ketika diajar di sekolah. Ada anak-anak yang bisa sekolah tapi banyak yang tidak bisa atau kurang bisa mengikuti pelajaran di sekolah,” imbuhnya.

Fella membangun Rumah Adeka untuk memenuhi kebutuhan ABK yang seharusnya mereka dapatkan. Selain itu kebanyakan kurang mendapatkan penanganan yang tepat.

Beberapa kegiatan aktivitas mengajar guna melatih sensorik dan motorik sang anak
Foto: Instagram @rumah_adeka

Perjalanan karirnya dalam mendidik ABK pun tidak mudah. Ada suka duka yang ia temukan.

“Sukanya, bisa melayani lebih banyak anak dengan bantuan tim pengajar yang ada. Melihat adanya perkembangan setiap anak ketika berada di Adeka. Dapat bekerjasama dengan orang tua dan menjadi support system bagi mereka,” paparnya.

“Dukanya, sulit menemukan tim pengajar yang benar-benar memiliki hati untuk ABK,” pungkasnya.**

Pribadi yang terus belajar dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Mahasiswa asal Pandaan, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.