Hillarius Pramanda, Peduli Sesama Lewat Organisasi Peduli Bencana Covid-19 Madiun

Hillarius Pramanda, millenial asal Madiun yang peduli sesama.

0 79

Katolikana.com—Kegalauan terhadap situasi pandemi Covid-19 yang kian parah mendorong Hillarius Pramanda (22) membuat suatu aksi dan menjadi berkat untuk masyarakat di kota tempat tinggalnya, Madiun.

“Awalnya saya galau karena pandemi Covid-19 makin ganas. Sebagai anak muda, masa sih kita tidak bisa berbuat apa-apa dan diam saja, tidak buat aksi untuk karya sesama,” jawabnya

Prama pun menuangkan pergumulan itu dalam tulisan dan berefleksi selama dua minggu, hingga suatu titik dia memutuskan untuk bergerak.

Prama sadar, dia tidak bisa melakukannya sendiri. Ia butuh bantuan orang lain untuk menjalankan aksi ini.

“Saya kontak teman-teman terutama anak-anak muda dari anak SMP sampai bekerja,” ujarnya.

Hillarius Pramanda

Risiko Terberat, Terinfeksi Covid-19

Sebelum memulai aksi, Prama memastikan semua tim bahwa risiko terberat adalah bisa saja terinfeksi Covid-19.

“Kita tidak tahu orang yang kita jumpai itu bagaimana. Kondisi fisik kita seperti apa. Kita semua tidak ada yang tahu. Kalau oke, ya sudah kita kumpul. Kita diskusikan masalah aksi di lapangan nanti bagaimana,” tegasnya.

Akhirnya ia berhasil mengumpulkan sekitar 20 orang yang terbagi dalam empat divisi: logistik, acara, survei, dan dokumentasi. Dari situ, secara resmi terbentuklah organisasi Peduli Bencana Covid-19 (PBC-19) Madiun, pada 5 Mei 2020.

“Selama setahun, kami melakukan lima kali aksi nyata, yakni berbagi makanan dan sembako. Saat bulan puasa, kami membagikan takjil dan menggalang dana. Puji Tuhan hasilnya baik, untuk melakukan aksi selanjutnya,” ujarnya.

Selama aksi ini ada suka dan duka yang ditemukan.

“Kebanyakan suka, karena ada perasaan suka cita ketika menolong sesama, dan yang kita tolong senang.”

“Perasaan dukanya, kalau terjadi salah paham atau mis-komunikasi antar tim dan hambatan-hambatan yang kami temukan saat menjalankan aksi,” ujarnya.

Prama berharap organisasi ini bisa berlanjut. “Harapan saya PBC-19 bisa melanjutkan perjuangan untuk kemanusiaan dan kemuliaan Allah,” ujarnya.

Ia juga berharap anak-anak millenial mau peduli pada sesama karena pandemi ini memang masa sulit. Jadi harus ada pergerakan, terutama dari anak-anak muda.

“Organisasi ini bersifat universal, tidak hanya dari Katolik. Berbagai agama berkumpul jadi satu, membaur, dan sama-sama bergerak membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Pembagian sembako kepada warga. Foto: istimewa

Pesan bagi Orang Muda

“Bukalah mata, hati, dan pikiranmu. Lihat sekitar. Adakah yang bisa kamu bantu, sekecil apa pun itu. Bergeraklah untuk saudara yang membutuhkan uluran tangan. Toh, bantuan itu tidak harus terjun,” pesannya.

Menurutnya, banyak cara bisa kita lakukan. Misalnya: berdoa, menyumbang dana, tenaga maupun pikiran, atau support pada teman relawan yang terjun.

“Sederhana namun bisa menjadi pergerakan untuk mengajak orang lain berbuat baik. Anak muda harus berani demi kemanusiaan,”  tambahnya.

“Tidak semua mau melayani, karena sifatnya sukarela. Namun anak muda yang mau melakukannya, itulah yang hebat,” ungkapnya.**

Pribadi yang terus belajar dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Mahasiswa asal Pandaan, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.