Kisah Tiga Pelajar Indonesia yang Merantau ke Luar Negeri di Saat Pandemi

Jam kerja di Taiwan saat ini sudah normal.

0 261

Katolikana.com—Merantau di mancanegara merupakan suatu hal yang lebih menantang. Tiga pelajar ini merantau untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Florensia pergi ke Australia, George ke Kanada, dan Rio ke Taiwan.

Florensia memilih melanjutkan pendidikan ke Australia untuk mencari uang dan menikmati Australia selama masih muda.

George melanjutkan pendidikan ke Kanada karena untuk belajar mandiri. “Karena jauh dari Indonesia jadi bisa belajar mandiri,” ujar George.

Rio memilih Taiwan sebagai negara yang dituju karena ingin belajar bahasa Mandarin. “Untuk belajar bahasa, budaya, bahasa Mandarin dan mengamati orang luar, dan mencari uang juga,” ujar Rio.

Tiga pelajar ini merantau dan melanjutkan pendidikan di luar negeri. George Geraldo pergi ke Kanada, Florensia ke Australia, dan Rio Febrian Dylan ke Taiwan.

Vaksinasi di Luar Negeri

Pemerintah Australia cukup memperhatikan warga negara asing dalam vaksinasi, sehingga Florensia dengan mudah mendapatkan vaksin di Sydney.

“Di Australia, kami diberi vaksin gratis oleh negara untuk semua penduduk Australia walau kami hanya temporary resident,” ujar Florensia.

Di Kanada, vaksin diberikan secara bergilir. “Vaksin diberikan sesuai giliran, dari yang paling membutuhkan terlebih dahulu,” ujar George.

Di Taiwan vaksin diberikan langsung oleh pemerintah. Cara mendapatkan vaksinasi dengan mendaftarkan diri di website. Setelah itu tinggal menunggu SMS berupa konfirmasi dan lokasi vaksin.

Warga negara asing (WNA) dengan mudah mendapatkan vaksin dan tidak perlu rebutan dengan warga lokal. Pelajar hanya perlu mendaftarkan Alien Resident Certificate (ARC)  dan kartu asuransi untuk mendapatkan vaksin.

“Memang tersedia untuk WNA, ke website, lalu mendaftarkan Alien Resident Certificate (ARC) dan asuransi,” ujar Rio.

Florensia. Foto: instagram/f.lorensia

Kendala di Saat Pandemi

Pandemi Covid 19 membatasi kegiatan kita. Hal ini juga dirasakan oleh ketiga mahasiswa asal Indonesia yang merantau di luar negeri.

Menurut Florensia, kendala yang paling terasa saat pandemi Covid-19 adalah susahnya mendapatkan pekerjaan karena saat ini Australia masih lockdown dan banyak pelajar yang jam kerjanya dikurangi.

Kanada. Foto: instagram/georgegeraldo

Dalam masa pandemi ini, perekonomian di Australia menurun. Agar bisa mempertahankan bisnis, pemilik bisnis hanya bisa memotong labour cost, maka ada beberapa orang yang tidak dapat bekerja.

“Begitu pula dengan jam kerja, kebanyakan pemilik bisnis hanya mempekerjakan kita pada jam-jam ramai dan selesai bekerja di jam-jam sepi,” ujar Florensia.

Menurut George, kendala yang ia alami selama pandemi adalah stres. “Stres pasti. Saya selalu pakai mental health resources dari kampus atau government,” ujar George.

“Susah dapat part time pada masa pandemi,” ujar Rio mengenai kendala apa yang dialami saat pandemi.

Rio Febrian Dylan, pelajar Kao-Yuan Vocational High School of Technology & Commerce. Foto : Rio Febrian Dylan

Bantuan Pemerintah

Pemerintah Australia memberikan tunjangan kepada pelajar. Syaratnya, tunjangan itu diberikan untuk pelajar yang kehilangan pekerjaan atau kehilangan banyak jam kerja.

Tunjangan ini di berikan kepada seluruh penduduk Australia termasuk temporary resident.

“Bagi orang yang kehilangan jam kerja di atas 20 jam, akan mendapatkan 750 AUD tanpa potongan pajak dan diberikan setiap minggunya hingga akhir lockdown,” ujar Florensia.

“Orang yang kehilangan jam kerja 8-20 jam, akan mendapatkan 450 AUD tanpa potongan pajak dan diperpanjang setiap minggunya hingga akhir lockdown,” tambah Florensia.

Student atau resident yang tidak punya pekerjaan atau tidak pernah bekerja selama di Australia, atau yang tidak dapat membuktikan Nomor Registrasi Bisnis (NIB) maka mereka tidak dapat mengajukan tunjangan ini.

Di Kanada pelajar tetap bisa bekerja part time, dan pernah mendapatkan tunjangan saat awal pandemi total sebesar $9000. Dari federal government menerima total $8000, masing-masing $2000 selama empat bulan, lalu dari provincial government  $1000 diterima satu kali,” ujar George.

Untuk part time di Taiwan, pelajar dapat bekerja secara full. Di Taiwan, pelajar tidak mendapatkan tunjangan apa pun. Jam kerja di Taiwan saat ini sudah normal. Bahkan, kadang pelajar harus melakukan lembur.**

Kontributor: Devina Meliani, Immanuella Devina Florentina Sihaloho, Fiona Troyandi, Verryn Priscilla Limbert, Charles Durand (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

 

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.