Diet Hormon untuk Menyeimbangkan Kadar Hormon dalam Tubuh Kita

Hormon adalah ‘pesan’ berupa zat kimia yang mampu menggerakkan tubuh dan alam pikiran.

0 146

Katolikana.com—Sepertinya hampir semua perempuan peduli dengan diet. Tujuannya, membuat tubuh menjadi lebih langsing. Atau, bagi yang sudah langsing, agar tetap langsing. Ada juga perempuan yang menjalankan diet tertentu untuk membuat tubuhnya makin berisi.

Sejumlah perempuan mencoba berbagai macam diet yang paling cocok dan sesuai, karena diet yang tidak sesuai akan membuat tubuh kembali ke kondisi sebelumnya, alias yo-yo.

Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih diet yang sesuai adalah apakah diet tersebut sehat atau tidak bagi tubuh kita.

Diet Hormon

Diet Hormon adalah pola makan yang berfokus untuk menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh kita. Program diet ini dibuat oleh seorang ahli naturopati bernama Natasha Turner.

Natasha berpendapat bahwa ketidakseimbangan hormon tertentu dalam tubuh dapat menyebabkan kondisi berat badan berlebih.

Hormon adalah ‘pesan’ berupa zat kimia yang mampu menggerakkan tubuh dan alam pikiran yang diproduksi oleh kelenjar pada sistem endokrin.

Hormon menjadi pengendali sebagian besar fungsi yang terjadi dalam tubuh manusia, seperti perasaan lapar hingga sistem reproduksi, emosi dan suasana hati.

Hormon-hormon yang berperan dalam pengendali berat tubuh dikenal dengan sebutan hormon diet.

Pengelolaan kadar hormon-hormon diet dengan benar tentu dapat mempercepat keberhasilan program penurunan berat badan Anda.

Hormon Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

Dalam menjalankan diet hormon, ada beberapa hormon yang memerlukan perhatian khusus, karena hormon-hormon inilah yang berperan penting dalam keberhasilan program penurunan berat badan.

1. Leptin

Leptin termasuk hormon untuk diet yang diproduksi oleh sel lemak dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar.

Lemak tubuh yang berlebih dapat menimbulkan kondisi dimana otak menjadi tak lagi sensitif terhadap leptin sekalipun kadar leptin dalam tubuh anda sedang tinggi atau disebut juga leptin resisten.

Salah satu pemicu terjadinya leptin resisten adalah kebiasaan mengkonsumsi gula atau tepatnya fruktosa, yang ditemukan dalam buah dan makanan olahan.

Saat Anda mengkonsumsi secara berlebihan, organ hati tidak dapat dengan cepat menggunakannya sebagai bahan bakar, hingga akhirnya tubuh lalu mengubahnya menjadi lemak.

Makin banyak fruktosa yang diubah menjadi lemak, kadar leptin dalam tubuh akan meningkat, lalu ketika tubuh memiliki banyak leptin, maka tubuh akan menjadi kebal terhadap pesan yang disampaikannya.

Kondisi ini menyebabkan otak Anda terus mengirim sinyal lapar, sehingga tidak menangkap bahwa anda sebenarnya sudah kenyang. Untuk mempercepat penormalan kerja hormon leptin, Anda bisa menghentikan kebiasaan mengkonsumsi gula dan makan manis, dan bisa membiasakan mengkonsumsi sayuran di pagi hari untuk menunda rasa lapar.

2. Kortisol dan Serotonin

Kedua hormon ini memegang peranan penting untuk urusan stres. Kortisol adalah hormon yang dilepas oleh kelenjar adrenal yang menyebabkan stres. Serotonin adalah hormon yang berperan dalam menenangkan stres.

Meningkatnya hormon kortisol dalam tubuh seringkali menjadi pemicu kita mencari makan manis. Hal ini terjadi karena tubuh merasa membutuhkan energi lebih untuk mengatasi stres.

Dengan konsumsi makan manis berlebihan, tentunya dapat dipastikan berat tubuh pun akan cepat meningkat. Karena itu penting bagi kita untuk bisa mengurangi stres dan menjauhi makanan dan minuman yang dapat memicu peningkatan kadar kortisol dalam tubuh kita seperti kopi.

Bagaimana kita dapat meningkatkan hormon serotonin dalam tubuh? Caranya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B seperti asparagus dan bayam, tidur cukup, dan menerapkan pola hidup sehat lainnya.

3. Insulin

Insulin termasuk hormon diet yang akan dilepaskan tiap kali Anda selesai mengkonsumsi makanan yang mengandung gula. Kandungan gula berlebih dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak oleh insulin.

4. Irisin

Sel lemak terdiri dari sel yang berfungsi untuk menyimpan lemak (sel lemak putih) dan sel yang berfungsi untuk membakar lemak guna menghangatkan tubuh (sel lemak coklat).

Keberadaan hormon irisin yang dihasilkan selama berolahraga, diyakini mampu mengatasi resistensi insulin serta dapat mengubah sel lemak putih menjadi sel lemak coklat.

Cara Menjalankan Diet Hormon

Diet hormon terbagi dalam tiga fase atau tahapan.

Fase pertama, melakukan detoksifikasi selama dua minggu. Selama fase ini, Anda disarankan untuk mengosumsi berbagai jenis makanan, seperti:

  • Biji-bijian bebas gluten
  • Pati alami bebas gluten
  • Sayur-sayuran
  • Buah-buahan, kecuali buah jeruk
  • Kacang-kacangan, kecuali kacang tanah
  • Daging unggas, seperti daging ayam
  • Ikan
  • Telur
  • Susu nabati
  • Susu hewani kecuali susu sapi

Fase kedua, dua minggu setelahnya, Anda akan memasuki fase kedua. Pada fase ini, Anda boleh kembali mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang dilarang di fase sebelumnya, yaitu biji-bijian bergluten, produk susu sapi, minyak, alkohol, kafein, kacang tanah, gula, pemanis buatan, daging merah, dan buah jeruk.

Anda juga memperhatikan bagaimana respon tubuh Anda setelah mengonsumsi makanan-makanan yang sempat tidak dikonsumsi tersebut. Meski diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang sempat dilarang, Anda tetap harus mengontrol jumlahnya.

Fase ketiga, bertujuan meningkatkan hormon irisin yang dapat membantu membakar lemak. Tahap ini akan berfokus pada kesehatan fisik secara keseluruhan.

Setelah memperhatikan perubahan tubuh terhadap pola makan pada empat minggu sebelumnya, Anda disarankan untuk fokus pada kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan pada dua minggu terakhir. Anda juga harus terus menerapkan pola makan yang telah dijalani.

Pada fase ini, Anda juga disarankan untuk melakukan beberapa olahraga kardio, seperti jalan cepat, berenang, bersepeda, atau olahraga kardio lainnya.

Meskipun ada beberapa pro dan kontra seputar diet hormon ini, paling tidak kita bisa mengambil banyak hal baik dari diet ini, seperti makan makanan yang bergizi dengan nutrisi seimbang, mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan mengkonsumsi gula berlebihan, mengatur pola hidup sehat, berolahraga, yang menunjang program penurunan berat badan.

Semua diet harus dilakukan dengan mengubah gaya hidup, karena diet yang dilakukan sesekali lalu kembali ke pola hidup asal, akan mengakibatkan siklus diet yo-yo.

Tentu, sangat baik bila Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum melakukan diet.**

Disiarkan pada program Healthy Lifestyle Katolikana Siang di Radio Katolikana, Senin (31/1/2022).

 

Penyiar Radio Katolikana

Leave A Reply

Your email address will not be published.