Berawal dari Mimpi, Davin Geovanni Irawan Bangun Platform ‘Ruang Memberi’

Davin melihat jalan lain untuk membantu sesama melalui media sosial.

0 1,490

Katolikana.com—Berawal dari mimpi untuk membangun panti asuhan atau panti jompo, Davin Geovanni Irawan (23) dan keenam teman SMA-nya bersama-sama membentuk platform untuk berbagi kebaikan, Ruang Memberi pada tahun 2020.

Pandemi Covid-19 menjadi perhatian Davin Geovanni Irawan untuk membantu masyarakat sekitar. Namun, karena saat itu masih duduk di bangku kuliah, Davin merasa belum mampu secara finansial untuk mendirikan sebuah panti asuhan atau panti jompo.

Davin Geovanni Irawan, Founder dan Head Project Ruang Memberi. Foto: Istimewa

Davin melihat jalan lain untuk membantu sesama melalui media sosial. “Saat itu, saya merasa diingatkan kembali oleh Tuhan untuk memanfaatkan potensi yang saya punya di bidang ilmu komunikasi khususnya di media sosial,” jelasnya kepada Katolikana, Sabtu (2/4/2022).

Davin lalu menghubungi teman dekatnya sejak SMA di Cirebon. Bersama Trifosha Adi Wiyono, Maya Eka Putri Ha Zhen Zhu, Sarani Gracia Cahyadi, Brenda Christi Arifin, Ester Veronika Susilo serta Nathania Neysabella, ia mendirikan platform berbagi.

Perbedaan latar belakang individu dan minimnya pengalaman mengelola organisasi non-profit tidak menghalangi mereka.

Bermodalkan pengalaman di organisasi dan keyakinan, mereka resmi mendirikan organisasi “Ruang Memberi” pada 22 April 2020.

“Di awal, saya sampaikan gakpapa kalau kita tidak punya pengalaman tentang NGO. Ketika kita punya panggilan untuk berbagi, kita pasti bisa menjalani ini,”ujarnya.

SERUPA PROJECT (Kupang, NTT) Kolaborasi dengan Victory Team. Foto: Ruang Memberi

Memberi untuk Siapa Saja

Ruang Memberi berperan sebagai perantara bagi orang yang memiliki berkat lebih dan orang-orang yang membutuhkan melalui proyek sosial.

Platform Ruang Memberi melaksanakan sejumlah proyek berbagi kepada sesama. Fokus dan target dari proyek Ruang Memberi meliputi individu, komunitas, atau organisasi.

“Proyeknya memang beragam karena saya ingin membangun Ruang Memberi sebagai wadah bagi semua orang yang membutuhkan,” jelas Davin.

Memasuki usia dua tahun, Ruang Memberi melaksanakan sedikitnya 10 proyek untuk beragam orang atau komunitas di berbagai daerah, mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Basis kami memang cukup tersebar di banyak tempat, mayoritas memang di Jawa seperti Sentul, Bandung, dan Cirebon,” papar Davin.

Tahun 2022, Ruang Memberi mengembangkan segmen proyek bagi masyarakat umum yang ingin donasi, meliputi Proyek Lingkungan Hidup, Proyek Pendidikan, dan Proyek Sosial.

“Teman-teman bisa donasi sesuai panggilannya. Setelah itu Ruang Memberi akan mengolah donasi tersebut ke dalam proyek-proyek ke depannya,” jelas Davin.

Davin menjelaskan, tidak semua proyek di Ruang Memberi membuka donasi. Donasi akan dilakukan untuk proyek besar yang sekiranya butuh dana besar.

Calon donatur bisa mendapatkan informasi seputar proyek melalui akun Instagram Ruang Memberi.

“Donatur akan mendapatkan formulir. Jadi, ada hitam di atas putih agar donatur merasa aman dengan dana yang diberikan kepada Ruang Memberi. Kami juga selalu update perkembangan proyek kepada donatur,” papar Davin.

Tips sebelum berdonasi. Infografis: Immanuella Devina Florentina Sihaloho

Riset dan Kolaborasi

 Proyek dan kegiatan di Ruang Memberi telah melalui riset panjang yang dilakukan oleh divisi riset.

“Tim riset pasti memiliki pertimbangan tertentu saat menentukan project, bentuk donasi, hingga orang yang akan kita bantu. Mereka akan melihat siapa yang paling membutuhkan dan bentuk bantuannya seperti apa,” jelas Davin.

“Pertama melihat konteksnya terlebih dahulu seperti hari-hari besar di Indonesia. Lalu, kami mulai mencari panti asuhan atau komunitas yang bisa kami bantu di suatu daerah. Setelah itu baru kami menyusun project untuk Ruang Memberi,” jelas sekretaris dan anggota divisi riset Maya Eka Putri Ha Zhen Zhu (23).

Bentuk donasi yang diberikan juga beragam mulai berupa uang, sembako, alat tulis dan lain-lain.

Distribusi bantuan dan donasi bisa dilakukan oleh pihak Ruang Memberi maupun pihak eksternal.

“Jika tidak ada pengurus Ruang Memberi di suatu daerah, kami biasa meminta tolong bantuan himpunan atau mahasiswa yang ada di sana,” jelas Vice Head Project Ruang Memberi, Trifosha Adi Wiyono (22).

Davin menjelaskan beberapa proyek di daerah  bisa mereka lakukan karena Ruang Memberi juga open collaboration.

Ruang Memberi terbuka jika terdapat orang yang tertarik untuk memberikan bantuan, donasi, atau dukungan untuk orang lain.

“Nanti kita akan brainstorming bersama untuk mengelola bantuan dari donatur untuk diberikan kepada orang-orang yang tepat,” jelasnya.

LOVE Project kolaborasi dengan HIMA MG OLB ITHB berupa donasi sembako ke Panti Werdha Budi Pertiwi di Bandung. Sumber: Ruang Memberi.

Perjalanan Panjang

Melihat kilas balik perjalanan Ruang Memberi, Davin teringat sempat khawatir dengan proyek pertama dari Ruang Memberi yaitu “Zarephath Project.”

“Jujur, saat itu cukup khawatir kalau tidak ada yang memberikan donasi. Apalagi, Ruang Memberi bisa dibilang baru saja lahir,” tutur Davin.

Namun, kekhawatiran itu sirna karena Ruang Memberi berhasil mendapatkan donasi yang dibutuhkan.

“Saya dan teman-teman hanya bermodalkan panggilan hati serta melakukan yang terbaik. Puji Tuhan proyek itu berhasil,” ujarnya.

Setiap pengurus secara bergilir menjadi person in charge dari proyek berbagi di Ruang Memberi. Davin merasa hal ini dapat membantu setiap anggota untuk berkembang.

“Walaupun saya adalah Founder dan Head Project dari Ruang Memberi, saya ingin semua di sini belajar menjadi ketua dan memiliki pengalaman yang sama,” ujarnya.

Hal ini dibenarkan oleh Ocha dan Maya yang pernah ditunjuk menjadi memimpin suatu proyek.

“Saya pernah menjadi wakil ketua Proyek Reindeer On The Road. Proyek kolaborasi dengan mahasiswa Sastra Inggris Universitas Maranatha. Tahun ini menjadi ketua untuk Proyek Grow Project tentang lingkungan hidup,“ tutur Ocha.

Maya juga memimpin proyek internal maupun kolaborasi. “Saya pernah memegang proyek kolaborasi SERUPA untuk NTT,” jelasnya.

Proyek kolaborasi ‘SMILE Project’ membantu Panti Asuhan Pelayanan Kasih Bhakti Mandiri di Jakarta Timur. Sumber: Ruang Memberi.

Harapan

Setelah berjalan dua tahun dengan anggota baru, Davin tetap akan bekerja mengikuti arus dan kesempatan yang ada. “Sejauh ini yang paling penting adalah setiap pribadi dapat bekerja dan bertumbuh dengan sepenuh hati,” harap Davin.

“Kalau Tuhan sudah titipkan dan percayakan ini ke kita pasti akan selalu dicukupkan,” tambahnya.**

Kontributor: Immanuella Devina Florentina Sihaloho (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.