Katolikana.com—Ikan arwana dikenal ikan yang dapat mendatangkan hoki. Bisnis ikan arwana menjadi salah satu bisnis yang digandrungi oleh sebagian penduduk di Kalimantan Barat.
Pemuda Pontianak, Alvin Bhenarivo, telah terjun di bisnis budidaya ikan arwana sebelum lulus SMA saat berusia 18 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA ia mulai fokus pada usaha ini.

Bisnis ikan arwana yang dipegang Alvin awalnya merupakan bisnis keluarga yang dijalankan oleh ayahnya. Kini usaha ini diteruskan kepada Alvin.
Sejak 2015, Alvin mulai terjun langsung dalam budidaya ikan arwana. Lokasi budidaya ikan arwana yang Alvin jalankan berada di Kuala Mandor, Kabupaten Kubu Raya.
Menurut Alvin, minat pembeliaan ikan arwana kini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Masih tinggi, malahan lebih tinggi daripada tahun-tahun lalu,” ungkap Alvin kepada Katolikana, Minggu (3/4/2022).
Permasalahan dan Risiko
Permasalahan paling sering terjadi adalah saat air tercemar. Akibat air tercemar, ikan-ikan di tambak juga ikut tercemar.
“Resikonya, ikan mati atau terkena penyakit,” ujar Alvin.
Hal lain yang juga diwaspadai Alvin adalah saat ikan cacat. Hal ini mengakibatkan ikan tidak bisa dijual.
Selain pasar lokal, Alvin juga sudah masuk ke pasar luar negeri. Setiap tahun Alvin mengekspor ikan arwana ke luar negeri.
“Tiap tahun pasti melakukan ekspor ikan arwana, ke negara-negara tetangga seperti China, Jepang, dan Vietnam,” ujarnya.
Ikan arwana dikirim menggunakan jalur udara ke negara-negara tetangga. Angkutan pesawat lebih dipilih untuk mengurangi risiko ikan mati di perjalanan.

Foto: dok. pribadi Alvin Bhenarivo
“Ikan akan lebih cepat sampai jika dibandingkan menggunakan jalur laut menggunakan kapal,” ujar Alvin.
Hal ini juga berlaku untuk pengiriman di pasar lokal. “Jika di kota lain, misalkan di Jakarta, kita juga menggunakan jalur udara dengan sistem pembayaran di muka. Jika sudah langganan tetap kita tidak permasalahkan sistem pembayarannya,” ujar Alvin.
Ikan mati saat pengiriman kerap kali terjadi. Inilah salah satu risiko yang harus diantisipasi oleh pebisnis budidaya ikan arwana.
Untuk meminimalisir risiko, Alvin kerap mengirimkan pesanan pembeli secepat mungkin.
Namun, jika saat pembeli membuka box ikan dan ternyata ikan yang dipesan mati, saat itu juga ia akan mengganti kerugian tersebut.
Ia akan mengirimkan ikan baru, dengan syarat pembeli wajib memberikan video saat unboxing.
Jika ikan yang diterima telah dibuka maka kompensasi tidak akan diberikan oleh pihak Alvin, baik dalam bentuk mengganti uang maupun ikan baru.

Dukungan Masyarakat
Masyarakat sekitar selalu mendukung bisnis yang dijalankan oleh Alvin. Budidaya ikan arwana ini juga mempekerjakan masyarakat sekitar.
Bisnis yang dijalankan oleh Alvin tak hanya untuk kepentingan bisnis semata akan tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar.
Selama menjalani budidaya ikan arwana, Alvin mengaku bahwa hal terberat yang telah ia lalui adalah ketika ikan yang seharusnya dapat dijual secepatnya malah cacat sehingga ia harus menunda penjualan ikan tersebut.
Saat pandemi Covid-19, harga ikan arwana menurun. Ikan-ikan tersebut tidak dapat diekspor keluar negeri sehingga pemasukan berkurang.
“Permasalahan lain saat ikan tidak bertelur selama setahun sehingga tidak ada pemasukan sama sekali pada tahun tersebut,” pungkas Alvin.**
Kontributor: Verryn Priscilla Limbert (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.