Komunitas Friendship Beri Perhatian Kepada Anak Panti Asuhan di Bali

Katolikana.com—Komunitas Friendship adalah komunitas yang berisi anak muda dari Bali.  Tak sekadar perkumpulan biasa, Komunitas Friendship menggerakkan anak muda ke arah positif.

Salah satunya, dengan melakukan kegiatan sosial, seperti membagikan sembako dan menghibur anak-anak di panti asuhan.

Anggota komunitas Friendship Kadek Wika Arinata mengungkapkan dirinya tertarik untuk bergabung di komunitas ini karena dia merasa memiliki naluri untuk membantu sesama.

Komunitas Friendship sering berkunjung ke panti asuhan. Hal tersebut membuat Wika termotivasi untuk membantu anak-anak di panti asuhan.

“Aku tertarik bergabung di komunitas Friendship karena aku senang membantu masyarakat. Aku itu orang yang gak mampu. Tapi, aku ingat dari guruku, kalau membantu selagi kita kurang mampu itu sangatlah bagus,” ujar Wika.

“Selain itu, aku juga belajar dari kehidupan orang lain. Misalnya, ada anak-anak yatim piatu, namun mereka masih semangat menjalani hidup. Itu menjadi salah satu motivasi buat aku,” tukasnya.

Bermanfaat bagi Sesama

Menurut Wika, komunitas ini bertujuan agar bermanfaat bagi masyarakat, khususnya anak-anak panti asuhan yang kurang dalam fasilitas atau motivasi.

“Kami hadir untuk memotivasi dan memberikan sedikit rezeki yang kami punya kepada mereka,” ujar Wika.

Wika mengungkapkan, komunitas Friendship juga memberikan pelajaran hidup kepada anggota sehingga anggota komunitas Friendship dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik.

“Manfaatnya banyak. Mungkin tidak bisa disebutkan detail, tetapi pasti namanya hidup, jadi berproses. Community service sangat penting buat hidup kita agar kita tidak hanya mikir hidup enak saja, dan bisa memandang sulitnya hidup orang lain,” tambahnya.

Dengan adanya manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, tak heran anggota komunitas Friendship bertambah dari 20 orang menjadi 30 orang.

Tak Hanya Sembako

Komunitas Friendship tidak hanya memberikan sumbangan berupa sembako kepada panti asuhan, namun juga turut membuat acara yang baik bagi panti asuhan yang dikunjungi.

Misalnya, memotivasi anak-anak panti asuhan untuk menjalankan hidupnya, khususnya dalam segi pendidikan. Harapannya, anak-anak panti asuhan tidak malas untuk belajar serta memiliki tujuan yang jelas untuk masa depannya.

Mereka juga mengemas games untuk menghibur dan menciptakan bonding dengan anak-anak panti asuhan. Harapannya, suasana menjadi lebih cair dan muncul kedekatan satu sama lain.

Suka Duka

Wika mengaku bahagia karena bisa membantu anak-anak yatim piatu di panti asuhan bersama teman-teman seusianya.

“Lebih banyak sukanya. Apa yang kami lakukan selain bermanfaat juga untuk mengisi waktu luang. Jadinya merasa enjoy, happy, dan senang bisa membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujar Wika.

Membantu sesama menjadi kewajiban yang membuat mereka senang menjalaninya. Sesuai tujuan dibentuknya komunitas ini, Wika berharap anak muda di Bali makin terbuka untuk membantu orang lain.

Ia berharap agar komunitas Friendship bisa terus bertahan sehingga makin banyak orang-orang yang bisa terbantu.

“Semoga komunitas ini makin berproses dan makin luas. Meski susah, tapi aku yakin komunitas ini baik bagi orang-orang yang ingin membantu orang lain,” tegas Wika.

“Intinya semoga komunitas ini tetap ada sampai kapan pun itu,” pungkasnya.

Kontributor:  Zefanya Pilar Tiarso  (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)