Katolikana.com—Komunitas Relawan Grigak mengirim delapan anggota untuk belajar pertanian di Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga, 10-12 Juni 2022.
Tim 8 ini mengikuti pelatihan pertanian ini untuk mengembangkan potensi diri dalam membimbing adik-adik di Pedukuhan Karang dalam upaya mengintegrasikan proses belajar bareng dengan bertani. Tim dibimbing oleh beberapa widyaiswara, di antaranya Bruder Sigit, SJ., Bruder Dieng, SJ., dan Jeje.
Di hari pertama tim 8 menjalani kelas malam dengan materi tentang media tanaman yang dibimbing oleh Bruder Dieng, SJ.
Hari kedua tim 8 belajar tentang hidroponik dan nutrisi hoagland dan Organisme Pengganggu Tanaman yang dibimbing oleh Bruder Sigit, SJ. Selain itu, tim belajar praktik media tanaman dan pembibitan serta stek tanaman yang dibimbing oleh Anton dan Irna.
Selain belajar tentang tanaman, tim 8 belajar cell dan instalasi solar cell yang dibimbing oleh Jeje. Hari kedua ditutup dengan pengenalan Trichoderma sp yang dibimbing oleh Bruder Dieng, SJ.
Hari ketiga, tim 8 belajar mengenal OPT dan membuat pestisida alami yang dibimbing oleh Bruder Sigit, SJ, serta praktek membuat Trichoderma sp yang dibimbing oleh Bruder Dieng, SJ.
Hari terakhir Tim 8 di KPTT dirangkai dengan refleksi kegiatan bersama Romo Paulus Wiryono, SJ., dan Br. Dieng, SJ. yang dimulai pukul 10.00-selesai.

Refleksi Tim 8
Anggota Komunita Relawan Grigak asal Pulau Timor Regina Serafina Mauk mengungkapkan kegiatan kursus pertanian di Salatiga merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi Komunitas Relawan Grigak
“Banyak ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan ketika mengikuti kursus pertanian di KPTT Salatiga, di antaranya adalah nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan bagaimana cara mengendalikan hama tanaman,” ujar Regina.
Anggota Komunitas Relawan Grigak asal Pulau Mentawai Aurel Trimaris Salakkau mengungkapkan KPTT menyediakan pengalaman berinteraksi dengan alam secara umum dan aneka tanaman secara khusus.
“Ada banyak ilmu dan pengalaman seperti tanaman membutuhkan nutrisi dalam jumlah makro dan mikro, serta bagaimana cara pengendalian hama tanaman, salah satunya dengan penggunaan pestisida nabati, penggunaan pupuk organik yang efektif bagi tanaman, trichoderma sebagai salah satu solusi dari tanaman yang terkena penyakit jamur Fusarium oxysporum, media tanaman yang baik terhadap pertumbuhan tanaman, dan lain sebagainya,” papar Aurel.
Anggota Komunitas Relawan Grigak asal Pulau Mentawai Sermon Ricardo berharap pembelajaran dan praktik yang berikan Kursus Pertanian Taman Tani (KPPT) tentang pertanian organik bisa menggerakkan setiap peserta kursus untuk menerapkan dan mengembangkan di seluruh penjuru Indonesia.
“Cara bertani di KPTT Salatiga menginspirasi saya untuk mencoba dan mengimplementasikan di tempat asal saya Mentawai dan di tempat pengabdian saya, di Grigak, Kabupaten Gunungkidul. Grigak memanggil saya untuk kembali berperan dalam menata hijaunya Grigak. Semoga ilmu dan pengalaman yang saya bawa dari KPTT Salatiga dapat saya kembangkan di Grigak dan Mentawai,” paparnya.
KPTT Salatiga
Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) merupakan tempat bagi orang-orang yang mau belajar melalui kursus pertanian. KPTT berdiri tahun 1965 dan berlokasi di Jalan Mayang Sari No. 2, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
KPTT bertujuan sebagai sebuah rumah belajar bagi setiap orang yang mau belajar pertanian demi memajukan perkembangan ekonomi masyarakat khususnya di bidang agraria dengan menyelenggarakan kursus pertanian.
KPTT Salatiga menawarkan program Kursus Pertanian 1 Tahun, Kursus Pertanian 3 Bulan, dan Kursus Superkilat (3-5 Hari).**
Sermon Ricardo, Anggota Komunitas Relawan Grigak

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.