Mengenal Tradisi Metatah, Upacara Potong Gigi di Masyarakat Hindu Bali

Tanda seorang anak beranjak dewasa dan bukti pembayaran hutang dari orang tua kepada anak.

0 983

Katolikana.com—Seseorang dapat dikatakan sudah beranjak dewasa ketika kita melihat ada perubahan pada orang tersebut seperti tutur katanya, moral, pola pikir, fisik atau dari usianya.

Menurut pandangan umat Hindu di Bali, tanda orang sudah dewasa adalah saat dirinya telah melaksanakan upacara potong gigi (metatah).

Ritual potong gigi merupakan upacara yang harus dilakukan oleh anak ketika beranjak dewasa. Upacara ritual potong gigi juga sebagai bentuk pembayaran hutang orang tua kepada anak karena sudah bisa menetralkan sifat jelek dalam diri manusia.

Seorang gadis Bali sedang menjalani tradisi Metatah. Foto: Istimewa

Makna Potong Gigi

Cokorda Agung Istri Wirawati, warga Hindu Bali yang sudah melaksanakan ritual potong gigi, mengatakan makna dari metatah adalah untuk menghilangkan sifat-sifat buruk dari hati manusia agar dalam menjalankan kehidupannya tidak mudah terusik dengan keinginan batin dari manusia itu sendiri.

Cokorda mengatakan, menurut agama Hindu Bali, setiap orang pasti punya sifat jelek atau sifat buruk alami mereka. Seperti marah, iri dengki, nafsu seksualitas atau nafsu biologis yang dimiliki seriap semua orang.

“Setelah menuju dewasa pasti akan ada salah satu dari sifat-sifat buruk itu yang dominan. Tujuan Metatah untuk menetralisir agar sifat-sifat buruk itu netral, tidak ada yang dominan,” ujar Cokorda.

Potong gigi memiliki arti kiasan. Karena, yang dilakukan saat upacara adalah mengikir gigi taring.

“Gigi taring pada kepercayaan kami, merupakan sifat buruk. Maka dari itu, gigi taring harus dikikir supaya sifat baik lebih dominan daripada sifat buruk,” ujar Cokorda.

“Kalau tidak salah ada enam gigi, bagian atas depan dan di bawah bagian depan. Yang dikikir bagian taring. Aku jarang melihat orang Hindu Bali yang taringnya tajam karena dikikir. Jadi untuk menetralisir sifat-sifat buruk alaminya, mereka bikin tidak ada yang dominan. Biar yang dominan  sifat baik,” papar Cokorda.

Aturan-Aturan Metatah

Ritual Metatah tidak hanya kewajiban melainkan mengamalkan nilai keagamaan yang sangat sakral. Inilah yang menjadi kebanggaan dalam keluarga.

Cokorda mengatakan, di Bali tepatnya di Kabupaten Karangasem, orang yang akan menikah tidak diperbolehkan jika belum menjalankan upacara Metatah.

Metatah dilakukan sebelum matahari terbit. Tidak boleh ketika siang bolong atau saat subuh.

“Ritual mengikir gigi harus dilakukan sebelum mata hari terbit, tidak dianjurkan saat siang hari. Selain itu saling erat berkaitan dengan kasta,” ujar Cokorda.

Proses Metatah. Foto: Istimewa

Cokorda mengatakan saat ritual dilakukan, ada gangguan dari hal-hal mistis yang akan terjadi.

Maka dari itu, ia menyarankan mereka yang belum melaksanakan Metatah, harus memiliki pikiran yang baik. Karena, imbas yang akan didapat yaitu akan mendatangkan malapetaka.

“Saat akan melaksanakan rebahan lilitan, saya harus naik di atas dipan. Pada waktu akan melaksanakan ritual pengikiran gigi, kita tidak boleh memiliki pikiran  negatif. Percaya tidak percaya, saat melakukan Metatah seolah-olah kita sedang mati suri,” ujar Cokorda.

Cokorda menambahkan, jika kita tidak melakukannya dengan baik dan khusyuk atau melakukan kesalahan, besar kemungkinan akan mendapatkan malapetaka seperti kecelakaan.

“Ritual sakral dan penuh mistis terjadi menimbulkan tanda tanya, saat melakukan Metatah semua orang menangis, ” imbuh Cokorda.

Kontributor: Hizkia Nandana Umbu Kawuji, Eunike Lois Stefania, Zefanya Septiani Haryanto, Johanes Oxavasco J.P.M.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.