Pesan Mgr. Rubiyatmoko Bagi Krismawan: Kita Harus Siap Menerima Tugas Perutusan dari Tuhan

Penerimaan sakramen penguatan kepada 78 krismawan dari Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati, Sleman

0 309

Katolikana.com—Layar putih berukuran besar tergantung di langit-langit parkiran Gereja Santo Aloysius Gonzaga Mlati, Sleman. Di layar terpampang foto Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko bertuliskan: “Aku Siap Diutus”.

Layar putih ini menandai penerimaan sakramen penguatan kepada 78 krismawan dari Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati, Sleman, Minggu (17/9/2023).

Perayaan ekaristi konselebrasi dengan konselebran Pastor Lorensius Tata Priyana Pr dan Pastor Yulius Sukardi Pr berlangsung pukul 07.30-09.30 WIB.

Dalam homili, Bapa Uskup menyampaikan pesan mengenai tugas perutusan yang akan diterima oleh para krismawan.

“Melalui penerimaan sakramen penguatan, krismawan akan menerima Roh Kudus dan dimampukan untuk meneruskan karya perutusannya sebagai pembawa damai, sukacita, kerukunan dan persaudaraan,” ujar Mgr. Rubi.

Sebelumnya, ke-78 krismawan mengikuti pelajaran dan pendampingan oleh Tim Inisiasi Paroki Mlati sejak November 2022. Para calon krismawan mengikuti pendampingan di setiap Minggu siang.

Saat menerima pengurapan minyak krisma, para krismawan maju berdua-dua mengikuti arahan dari petugas.

Mengenakan pakaian serba putih, krismawan maju dan berlutut di depan Monsinyur Rubiyatmoko dengan penuh semangat.

Lagu Utuslah Roh-Mu ya Tuhan yang diadaptasi dari lagu Splendeur de la Creation menjadi lagu yang mengiringi prosesi penerimaan minyak krisma tersebut.

Lagu tersebut dibawakan dengan sangat baik oleh paduan suara Paroki Mlati dan menambah ke-khidmatan proses penerimaan krisma.

Setelah perayaan ekaristi, para krismawan beserta orang tua, wali krisma dan pendamping mengikuti audiensi bersama Monsinyur Rubiyatmoko, Pastor Tata dan Pastor Sukardi di halaman belakang gereja.

Acara audiensi diawali dengan sambutan dari ketua panitia penerimaan sakramen penguatan Yohanes Brintakudu. Yohanes mengutarakan dinamika yang terjadi selama proses pembelajaran dan persiapan.

Perwakilan dari krismawan, Alfonsa Setia Filia, dari kelas Sekolah Menengah Pertama mengutarakan perasaannya setelah menerima sakramen penguatan dan menceritakan bagaimana kesan yang ia dapatkan selama proses pendampingan.

Robertus Widodo Budi Santoso selaku perwakilan dari orang tua krismawan memberikan kesan dan pesan terkait dengan proses pendampingan calon penguatan.

“Proses pendampingan yang cukup ketat di mana harus menyesuaikan dengan jadwal kalender kegiatan paroki, membuat peserta harus bertahan dalam proses pembelajaran yang memakan waktu lebih dari delapan bulan” ujar Widodo.

Terakhir, perwakilan dari pendamping calon penguatan, Agustinus Hario Prabowo mengungkapkan kesan selama proses pendampingan dan pesan bagi krismawan setelah menerima sakramen penguatan.

Hario berharap agar para penerima sakramen penguatan mulai terlibat aktif dalam hidup menggereja dan mencintai gereja dan paroki.

Monsinyur Rubiyatmoko menutup sesi audiensi dengan beberapa pesan khususnya mengenai tugas perutusan yang diterima oleh para krismawan.

“Apapun panggilan hidup kita, kita harus siap menerima tugas perutusan dari Tuhan sendiri,” tutup Monsinyur Rubiyatmoko. (*)

Saat ini, penulis tercatat sebagai umat Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati dan aktif
dalam kepengurusan Berkhat Santo Yusup / BKSY Paroki Mlati. Instagram @rio.1979

Leave A Reply

Your email address will not be published.