
Katolikana.com—Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol. Albertus Rachmad Wibowo, SIK., MIK mengajak mahasiswa Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC) Palembang agar menyamakan identitas. Albertus berharap agar mahasiswa agar tidak terkotak-kotak atau terpecah belah.
“Mahasiswa jangan berkelompok sendiri-sendiri atau terpecah belah sehingga memiliki integritas mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh. Mahasiswa memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran yang merupakan sesuatu hal tidak bisa tergoyahkan,” ujar Albertus.
“Generasi muda agar dapat memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sesuai dengan tujuan bernegara,” tambah Albertus.
Kapolda Sumatera Selatan Albertus Rachmad Wibowo menyampaikan hal ini di depan mahasiswa Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC) di Jalan Bangau 60 Palembang dalam kuliah perdana tahun 2023/2024 di Aula Lt. 3 Gedung Yoseph Kampus Bangau UKMC, Jumat (22/9/2023).
Selain dihadiri oleh Kapolda Sumatera Selatan, kuliah umum bertema “Penanaman Budaya Integritas pada Mahasiswa Penerus Bangsa” ini juga dihadiri oleh Uskup Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono dan Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel Ir. Antonius Prabowo Argo, MBA., dengan moderator Frans Sugiyana.
Rektor UKMC Antonius Singgih Setiawan mengatakan alasan menghadirkan narasumber yang luar biasa di kampus UKMC sesuai dengan nilai-nilai Unggul, Bermartabat dan Cintakasih. Hal itu dapat tercapai jika integritas dimiliki oleh segenap civitas akademika.
“UKMC menghadirkan narasumber yang berkompeten dengan bidangnya seperti kompeten dalan spiritual agama, penegakan hukum, dalam pengelolaan bisnis,” kata Singgih.

Integritas Terlihat dari Tindakan
Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono mengawali kuliah perdana di UKMC dengan menjelaskan makna budaya yaitu dari berasal bahasa Sansekerta.
“Budi artinya memiliki akal, pikiran; daya berarti usaha, tenaga atau kekuatan. Jadi, segala aktivitas atau perbuatan manusia membentuk diri, mengolah, mengubah hidup alam lingkungannya menjadi lebih baik,” ujar Mgr Harun.
Mgr Harun berharap agar mahasiswa memiliki integritas atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh dari berbagai sudut pandang sehingga dapat memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Menurut Mgr Harun, integritas dapat terlihat dari tindakan hidup keseharian sesuai konsistensi antara ucapan dan keyakinannya yang tercermin dalam sehari-harinya.
“Melalui sembilan nilai luhur yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, bekerja keras, sederhana, berani dan adil,” jelas Mgr Harun.
Komunikasi Antarbudaya Penting
Ketika memperkenalkan diri, Kapolda Sumatera Selatan Albertus Rachmad Wibowo bercerita sejak dari SD-SMP-SMA bersekolah di sembilan sekolah Katolik.
“Saya berpindah-pindah tempat karena tugas orangtua yang selalu berpindah,” ujar Albertus.
Albertus Rachmad Wibowo menjelaskan bahwa Indonesia terdiri dari 1340 suku bangsa, 300 etnis, 1213 bahasa daerah.
Dengan kondisi ini, maka komunikasi antarbudaya itu sangat penting.
“Kita harus bangga dulu dengan karakter budaya setempat. Tidak boleh memberi label kepada salah satu suku dengan hal negatif agar jangan digeneralisir,” ujar Albertus.
Integritas Menjadi Dasar
Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo mengungkapkan bahwa mengucapkan integritas itu mudah, namun bagaimana pelaksanaannya sangat sulit.
“Integritas merupakan suatu nilai tambah untuk berlaku objektif, adil, dan jujur. Prinsip integritas menjadi dasar dalam melakukan bisnis di perbankan guna memelihara kepercayaan masyarakat dan menjaga stabilitas keuangan,” ujar Antonius. (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang