KB-TK Santo Markus Tampilkan Indahnya Keberagaman Indonesia dalam Balutan Pentas Budaya

Katolikana.com, Jakarta — Lapangan tengah sekolah Santo Markus II di daerah Lubang Buaya, Jakarta, Jumat (17/5/2024) lalu tampak meriah.

Panggung  tampak mewah karena dihiasi dengan nuansa kain merah putih, kain hitam, dekorasi payung, miniatur candi, dan gunungan wayang. Sorotan lampu menambah suasana menjadi lebih meriah.

Hari itu, peserta didik KB-TK Santo Markus I dan II menampilkan indahnya keberagaman Indonesia lewat balutan Pentas Budaya Indonesia yang bertemakan “Indahnya Keberagaman Indonesia”.

Pentas Budaya ini digelar dengan maksud mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia, sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional dan menyambut hari Kebangkitan Nasional.

Lebih Cinta Budaya Asing

Ketua Pengurus Yayasan Santo Markus Joko Supangkat mengungkapkan, Indonesia kaya dengan keragaman budaya. Setiap daerah, dari Sabang sampai Merauke, memiliki potensi budaya yang unik, menarik dan perlu terus-menerus dilestarikan.

Namun, menurut Joko, perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini menawarkan hal-hal menarik dan menggoda, terutama bagi orang muda dan anak-anak untuk lebih mencintai budaya asing.

“Lebih parah lagi apabila kencintaan itu berkembang seakan-akan budaya asing paling baik,” ujar Joko.

Jika demikian, tambah Joko, kekayaan budaya Indonesia akan mati suri. Oleh karena itu, kekayaan dan keberagaman budaya ini perlu kita jaga secara baik dalam wujudnya yang asli dan bermakna.

Joko Supangkat menambahkan, di tengah-tengah perkembangan dunia, banyak hal yang saat ini dirasakan termasuk di dunia pendidikan.

Contohnya, kemajuan teknologi yang sudah membawa perubahan karakter anak-anak dalam berpikir maupun perubahan berprilaku.

“Pendidikan adalah suatu proses bagi anak-anak yang terus berjalan. Mulai dari pendidikan TK, kita sangat berharap dasar-dasar profil Pelajar Pancasila sudah mulai ditanam,” ujar Joko.

Joko menegaskan bahwa pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Enam ciri utama Pancasila, menurut Joko, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Pentas Budaya Daerah

Pentas Budaya resmi dibuka dengan pemukulan drum oleh Ketua Pengurus Yayasan dan angklung oleh 138 anak KB-TK Santo Markus I dan II.

Setelah itu anak-anak siap berkolaborasi dalam menampilkan kemampuan mereka dalam tarian budaya dan nyanyian dari berbagai daerah di Indonesia.

Pentas budaya diawali dengan penampilan drum band lagu Apuse, dilanjutkan dengan tari Rasa Sayange dan tari Jaranan, tari Tak Tong Tong, kemudian vokal dengan lagu Rambadia dan Sipatokaan, serta lagu Anak Kambing Saya.

Selain penampilan tari dan lagu, anak-anak menampilkan permainan tradisional Wak Wak Gung, dan angklung lagu Gundul-Gundul Pacul, serta kirab puisi.

Semua anak yang tampil mengenakan pakaian daerah sesuai dengan tarian yang mereka bawakan.

Acara ditutup dengan penampilan seluruh peserta didik bersama semua guru yang mendampingi dengan lagu Pelajar Pancasia.

Pentas Budaya ini, juga dimeriahkan dengan pembagian doorprize dari sponsor kepada para undangan yang hadir.

Joko Supangkat berharap, dengan pentas budaya ini, seluruh peserta didik makin mengenal keragaman budaya, memiliki kenangan indah, dan ingin melestarikan budaya Indonesia dengan menggunakannya terus-menerus.

Joko menambahkan, semua itu hanya terjadi secara bersama-sama dengan membangun kolaborasi yang semakin baik antarguru, Komite Sekolah, orang tua murid, dan anak-anak KB-TK Santo Markus I & II.

“Semoga anak-anak Santo Markus makin bergairah membangun budaya Indonesia, dimulai dengan balutan pentas budaya di sekolah,” tandasnya. (*)

Kontributor: Ariani