Paroki St. Yohanes Paulus II Namo Pecawir-Tuntungan Deli Serdang Galang Dana Pembangunan Gereja Stasi St. Agustinus-Rumah Kinangkung

RP Gindo Gervatius Saragih, OFMConv: Orang yang dipenuhi sukacita dan kegembiraan mengalami kehadiran Roh Kudus.

0 60

Katolikana.com—Sebanyak 800 umat Paroki St. Yohanes Paulus II Namo Pecawir-Tuntungan menghadiri Perayaan Paskah se-Paroki dan penggalangan dana untuk pembangunan Gereja Stasi St. Agustinus-Rumah Kinangkung.

Perayaan Paskah dan penggalangan dana ini digelar bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta dan Perayaan 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jambur Karya Jaya Pasar IV Desa Suka Rende, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (19/5/2024).

Acara dimulai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RP Gindo Gervatius Saragih, OFMConv., didampingi RP Cornelius Tri Chandra Fajaryanto, OFMConv.

Tema yang diusung adalah “Maka Penuhlah Mereka Dengan Roh Kudus” (Kis. 2:4) dan subtema “Dengan Dorongan Roh Kudus, Umat Paroki St. Yohanes Paulus II Semakin Berpartisipasi Dalam Hidup Menggereja”.

RP Gindo Gervatius Saragih, OFMConv. – Ketua Komisi Keluarga KAM

Pentakosta dan Transformasi

Pastor Gindo Gervatius Saragih dalam homili menjelaskan arti Pentakosta yang secara literer berarti “lima puluh”. Pentakosta dirayakan oleh orang Yahudi pada hari ke-50 setelah Paskah Yahudi dan oleh orang Kristen pada hari ke-50 setelah Kebangkitan Yesus Kristus.

Dia menekankan bahwa tujuan Roh Kudus adalah untuk membawa transformasi dalam kehidupan dan menciptakan perubahan positif sesuai kehendak Tuhan.

“Tujuan Roh Kudus adalah membawa pembaruan dan transformasi di dunia serta dalam kehidupan kita, yang mungkin penuh dengan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan,” kata Pastor Gindo Saragih.

Pastor Gindo Saragih  menambahkan tanda turunnya Roh Kudus adalah terjadinya transformasi.

Transformasi pertama adalah perubahan dalam diri para rasul, yang diberikan kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa yang sebelumnya tidak mereka ketahui.

Transformasi kedua adalah pertobatan banyak orang dan lahirnya Gereja.

Transformasi ketiga adalah kesatuan Jemaat Perdana yang hidup dalam sebuah persekutuan.

Ada empat hal yang menjadi dasar keberadaan mereka: menerima Pembaptisan, menerima Pengajaran dari para Rasul, pemecahan roti, dan ketekunan dalam doa.

“Empat hal ini merupakan ciri khas dari Gereja Perdana yang merupakan buah dari kehadiran Roh Kudus pada Pentakosta. Kehadiran, bimbingan, dan daya transformasi Roh Kudus tidak berhenti pada peristiwa Pentakosta awal, tetapi terus berlangsung sampai akhir zaman,” tandas Pastor Gindo.

Pastor Gindo juga menggarisbawahi pentingnya transformasi berkelanjutan dalam gereja, yang dirayakan melalui 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

KWI adalah wadah kerja sama di mana para Uskup di Indonesia membentuk kesatuan konferensi, berbagi, dan berjalan bersama untuk memajukan Gereja. Di Keuskupan Agung Medan (KAM) terdapat 69 paroki.

“Kita bersyukur memiliki para Uskup sebagai pemimpin kita, para Imam sebagai Gembala, dan para pengurus Gereja. Gereja kita adalah satu kesatuan yang tidak bisa tumbuh hanya karena seorang Uskup atau Pastor, tetapi semua kita harus berpartisipasi dan berjalan bersama, itulah buah dari Roh Kudus,” ujar Pastor Gindo Saragih.

Sering kali orang di luar Katolik mengatakan bahwa di Gereja Katolik tidak ada Roh Kudus dan bahwa Roh Kudus kurang berkarya di dalam Gereja Katolik.

Namun, Pastor Gindo Saragih menekankan bahwa Roh Kudus tidak datang melalui mukjizat-mukjizat yang spektakuler, melainkan melalui kehadiran yang diam-diam dalam diri kita, membawa damai sejahtera, sukacita, dan kegembiraan.

“Orang yang dipenuhi sukacita dan kegembiraan mengalami kehadiran Roh Kudus,” ujarnya.

Sebagai Ketua Komisi Keluarga KAM, Pastor Gindo Saragih menambahkan bahwa kita harus berterima kasih karena Gereja kita tumbuh dan berkembang di bawah bimbingan Roh Kudus menjadi gereja yang berjalan bersama.

Identitas Umat Katolik

Pastor Gindo Saragih menambahkan bahwa Gereja Katolik mengingatkan kita akan identitas kita sebagai orang Katolik yang 100% Katolik dan 100% warga Indonesia. Artinya, kita harus merawat nilai-nilai budaya yang juga merupakan karya Tuhan yang baik.

Namun, menurut Pastor Gindo Saragih, kita tidak boleh menjadikan budaya lebih utama sehingga mengalahkan iman kita. “Saat ini, kita melihat bahwa ke-Indonesiaan kita mulai luntur. Nasionalisme perlu diteguhkan kembali, karena kita pertama-tama adalah Katolik di Indonesia. Baru setelah ada Indonesia, kita menjadi Katolik. Oleh karena itu, Gereja dan Negara harus berdampingan dan berpartisipasi bersama,” paparnya.

Pastor Gindo Saragih menekankan bahwa negara juga harus memperhatikan kepentingan dan aspirasi umat Katolik. Agar aspirasi Katolik didengar, umat Katolik harus menjadi pemimpin.

“Jika tidak ada yang menjadi pemimpin, siapa yang akan menyampaikan aspirasi kita? Ini adalah tanggung jawab kita sesuai harapan KWI. Kita harus mendukung para Uskup dan pemimpin agama kita untuk mewujudkan hidup yang 100% Katolik dan 100% Indonesia. Mari kita tunjukkan bahwa kita tidak hanya menekankan agama dan melupakan bangsa, atau sebaliknya,” paparnya.

Pastor Gindo Saragih menegaskan bahwa keyakinan dan iman adalah dua hal penting yang dapat menciptakan masyarakat yang diharapkan dari umat Katolik, khususnya dalam hal menolak korupsi. Inilah mentalitas yang perlu kita perbarui sebagai umat Katolik.

“Kita dipanggil Tuhan untuk menjadi warga gereja dan negara yang jujur, berdasarkan moral dan spiritualitas yang baik dan berbuah. Bukan hanya untuk sekarang tapi juga untuk masa depan. Ini adalah buah hidup dari orang Katolik yang diharapkan menjadi warga Gereja. Meski pun kita sedikit, kita harus menjadi garam dan terang dunia di mana kita tinggal,” tegasnya.

Perayaan Paskah, Pentakosta, dan 100 Tahun KWI memberikan semangat baru bagi kita, khususnya bagi Stasi Agustinus-Rumah Kinangkung sebagai tuan rumah.

“Saya percaya dan melihat semangat mereka dalam perayaan ini. Semoga berkat perayaan ini, kehidupan di Stasi Rumah Kinangkung semakin bersemangat dan penuh Gereja,” ucap Pastor Gindo Saragih di akhir homili.

Semangat Kebersamaan

Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah-tamah, termasuk sambutan dari berbagai tokoh, hiburan tari, dan lagu.

Ketua Panitia Pelaksana, Serasi Surbakti, menyatakan bahwa panitia telah mempersiapkan perayaan ini selama dua bulan.

Sekretaris Dewan DPRD Kab. Deli Serdang, Binsar T.H Sitanggang, mengapresiasi semangat umat Katolik di Kabupaten Deli Serdang dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam berbagai kegiatan.

Ketua Pelaksana I DPPH Paroki St. Yohanes Paulus II Namo Pecawir, Petrus M. Sinaga, menyampaikan bahwa Paroki ini memiliki 5.200 umat dan perayaan Paskah dilakukan secara bergiliran setiap tahun.

Tahun ini tuan rumah adalah Rayon St. Lukas, dan tahun depan Rayon St. Bonaventura. Fokus tahun ini adalah penggalangan dana untuk pembangunan Gereja Stasi St. Agustinus-Rumah Kinangkung.

Pastor Simon Kemit, OFMConv., menekankan pentingnya semangat kebersamaan dan partisipasi umat dalam pembangunan gereja.  Pastor Andreas Gurusinga, OFMConv., juga mengajak umat untuk bekerjasama membangun Paroki.

Sebagai puncak acara, diadakan lomba Fashion Show dan Tari Lagu Daerah Timor. Juara umum Grup A diraih oleh Stasi Induk Namo Pecawir dan Grup B oleh Stasi Rumah Kinangkung. (*)

 

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.