Katolikana.com, Nunukan — Keuskupan Tanjung Selor (KTS) merayakan peringatan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang dirangkai dengan perayaan Tahbisan Imam Baru Diakon Alfrid Mali pada Rabu-Kamis (22-23/5/2024) di Stasi Santo Petrus Labang, Paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong, Nunukan, Kalimantan Utara.
Perayaan dipimpin oleh Uskup KTS Mgr. Dr. Paulinus Yan Olla, MSF bersama dengan para imam, biarawan-biarawati, keluarga calon imam, serta perwakilan dari umat paroki seluruh keuskupan.
Rangkaian acara Perayaan 100 Tahun KWI diisi dengan sarasehan sejarah berdirinya KWI dan masuknya kekatolikan di wilayah Timur Kalimantan, khususnya wilayah KTS, pada Rabu (22/5/2024).
Sekretaris KTS RP. Agustinus Maming, MSC, Fr. Erik Meko, dan Camat Kecamatan Lumbis Pansiangan, Nunukan, Kalimantan Utara Lumbis Pangkayungon, S.Sos bertindak sebagai pemateri.
Melalui sarasehan ini diharapkan agar umat Katolik KTS dapat kembali bercermin pada sejarah dan iman mereka semakin bertumbuh. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan Salve Agung dan pemberkatan alat misa bagi calon imam baru.
Esok harinya, Kamis (23/5/2024), pukul 09:00 WITA, diselenggarakan Misa Perayaan 100 Tahun KWI dan Tahbisan Imam Baru Diakon Alfrid Mali, menjadi imam Diosesan KTS.
Mgr. Dr. Paulinus Yan Olla, MSF, bertindak selaku selebran utama sekaligus sebagai Uskup Pentahbis didampingi oleh para imam di KTS.
Pada kesempatan kali ini, Bapa Uskup, para pastor, dan semua umat dan tamu undangan diajak untuk mengunjungi kompleks Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Labang di sore hari. Malam harinya, diadakan resepsi syukur atas 100 tahun KWI dan Tahbisan Imam Baru.
Perbatasan Indonesia-Malaysia
Stasi Santo Petrus Labang adalah salah satu wilayah terluar di utara KTS. Stasi ini berbatasan langsung dengan Malaysia. Labang merupakan wilayah pastoral Paroki Santa Maria Bunda Karmel, Mansalong, Nunukan, Kalimantan Utara.
Perjalanan ke tempat ini dari pusat Keuskupan yang berada di Tanjung Selor, memakan waktu sembilan jam.
Dari Keuskupan kita menempuh jalur darat selama kurang lebih lima jam hingga pusat paroki Mansalong, kemudian dilanjutkan melalui jalur sungai dengan perahu mesin atau long boat selama empat jam.
Medan yang tidak mudah dan jarak yang jauh menjadi tantangan tersendiri bagi reksa pastoral di wilayah KTS, khususnya paroki Mansalong.
Namun demikian, umat stasi Labang dapat dikatakan telah menghidupi slogan “100% Katolik, 100% Indonesia”. Hal ini nampak dari warga di sini yang 100% beragama Katolik.
Di tempat ini juga telah dibangun PLBN Terpadu, Indonesia-Malaysia. Dibutuhkan waktu 15-30 menit untuk tiba kampung pertama di Malaysia, yaitu kampung Bantul.
Kampung ini hanya berjarak dua jam perjalanan darat dari pusat kota Keningau, Sabah, Malaysia.
Uskup KTS Mgr. Dr. Paulinus Yan Olla, MSF menyampaikan bahwa perayaan di tempat ini menjadi jawaban kerinduan umat akan lawatan pastoral KTS.
Selain itu, melalui perayaan-perayaan iman seperti ini diharapkan dapat terbangun solidaritas, kesatuan dan penguatan iman umat di wilayah KTS hingga ke pedalaman. Hal ini senada dengan tema umum 100 tahun KWI di atas.
Taman Doa dan Gua Maria
Lebih jauh, Bapa Uskup menyampaikan perlu adanya pembangunan fisik. Di daerah ini direncanakan akan ada pembangunan taman doa dan gua Maria berbasis “Laudato Si”.
Tanah seluas empat hektar telah dihibahkan ke KTS oleh pihak aparat desa dan lembaga adat untuk mewujudkan hal ini.
Dengan menjadikan stasi Labang menjadi objek wisata rohani, diharapkan mampu mengembangkan kehidupan umat baik secara iman, perekonomian, dan kehidupan yang lebih baik nantinya.
Upaya-upaya persiapan yang telah dilakukan antara lain dengan melakukan kunjungan studi banding ke objek wisata rohani Sapak Bayo, Tana Toraja dan ke kepulauan Derawan, Berau, Kalimantan Timur.
Uskup berharap, semoga rencana ini benar dikembangkan sehingga menjawab kerinduan akan kehadiran simbol Kekatolikan di tempat ini, di mana ada permintaan pembangunan kapel di kawasan PLBN.
“Tentang kebutuhan pendidikan, tahun lalu kami telah mengirim para suster ordo FMM untuk melakukan peninjauan di tempat ini. Kita berharap semoga akan segera mendapat konfirmasi dari mereka dimana mereka mengatakan bahwa misi Labang sejalan dengan spiritualitas misi mereka,” imbuh Uskup Yan Olla MSF. (*)
Komsos Keuskupan Tanjung Selor