Yubileum 75 Tahun Gereja St. Yohanes Pemandi Waghete, Marten Kuayo, Pr: Gereja Katolik dan Pendidikan Berjalan Bersama

Ribuan umat padati misa syukur yubileum ke-75 tahun Paroki St. Yohanes Pemandi Waghete, Kabupaten Deiyai

2 371

Katolikana.com, Deiyai – Ribuan orang di tiga dekenat Keuskupan Timika turut merayakan misa Yubileum ke-75 tahun Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi, Waghete, Deiyai, Papua Tengah pada Selasa (25/6/2024) yang dipimpin oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Pastor Marten Ekowaiby Kuayo, Pr.

Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Waghete berdiri pada 1949. Pada 2024, Gereja Katolik di Waghete itu telah berusia 75 tahun. Momen bersejarah ini mendapatkan sambutan meriah dari kurang lebih dua ribuan umat yang datang dari berbagai wilayah. Seperti stasi-stasi di Dekenat Tigi, Dekenat Paniai, dan Dekenat KAMAPI, serta umat lain di sekitar Waghete.

Misa yang diadakan di halaman Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi berlangsung meriah. Bahasa Mee dipakai dalam misa tersebut, terutama saat homili. Bahasa Mee diterjemahkan oleh pewarta di Paroki Waghete, Bertus Takimai, yang sudah selama 38 tahun melayani bidang liturgi di gereja tersebut.

Setelah misa selesai, Bertus Takimai memandu seremonial pemotongan kue hari ulang tahun ke-75 Gereja Santo Yohanes Pemandi Waghete. Sebelum pemotongan kue, ia menjelaskan arti dan makna kue ulang tahun tersebut. Ia menjelaskan, bahwa dahulu para orang tua perintis memasak hasil bumi dengan hewan kurban kaki empat, maka pada hari ini kami mengucap syukur dengan hewan kurban pula.

Menurut Ketua Panitia Perayaan Syukur Yubileum, Bruno Mote, bahwa hewan kurban yang dipersembahkan dalam acara yubileum ini sebanyak 100 ekor babi dan 1 ekor sapi. Hewan korban ini disantap bersama-sama dengan seluruh umat yang hadir dalam perayaan syukur ini.

Para perwakilan para tamu undangan dipanggil satu persatu untuk maju di depan panggung untuk membuka bingkisan kecil yang dilapisi dengan daun pisang. Tamu undangan pertama yang maju yaitu Administrator Keuskupan Timika Pastor Marten Kuayo, Pr. Disusul selanjutnya dari perwakilan-perwakilan umat dan pimpinan daerah.

Pantauan Katolikana.com para tamu yang hadir dalam perayaan Yubileum yang ke-75 tahun yaitu Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Penjabat Bupati Kab. Deiyai, Asisten I Provinsi Papua Tengah, Kelompok Majelis Rakyat Papua di Provinsi Papua Tengah, Dandim Kabupaten Deiyai, Kapolres Kabupaten Deiyai, Kepala Dinas PU Provinsi Papua, Tim Pastoral Dekenat Paniai, Tim Pastoral Dekenat KAMAPI, dan pimpinan klasis Gereja Kingmi di Tanah Papua.

Pemotongan Kue HUT ke 75 tahun, bersama Uskup Administrator Diosesan Martin Kuayo, Pr dengan wakil Pemerintah Provinsi, MRP Prov Papua Tengah, Kapolres, Dandim, Pihak Klasis Gereja Kingmi pada Selasa, 25 Juni 2024. Foto: Marinus Gobai/katolikana.com

 

Peran Gereja Katolik Memajukan Pendidikan

Dalam seremonial perayaan yubileum ke-75 tahun itu, Pastor Marten Ekowaiby Kuayo, Pr menyampaikan dua hal, yaitu tentang pelayanan keutamaan dan pentingnya pendidikan untuk pembenahan ulang.

Menurut mantan Pastor Dekan Dekenat Paniai bahwa sebelum Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Waghete memasuki usia satu abad atau 100 tahun, maka kita sama-sama harus membenahi pendidikan yang ada. Mulai dari TK, SD YPPK, SMP YPPK, SMAK, dan Sekolah Tinggi Katolik (STK) Touye Papua, selama 25 tahun ke depan.

“Kita sama-sama mendengar sejarah (Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Waghete) bahwa pendidikan Katolik masuk bersama dengan dengan gereja umurnya sudah memasuki 75 tahun. Oleh sebab itu, di sini kita akan fokus pada pelayanan pendidikan yang lebih baik. Dan pula pelayanan keutamaan kita tingkatkan untuk iman kita,” kata Marten Kuayo, Pr. ketika memberi sambutan perayaaan itu.

Ucapan terima kasih juga datang dari Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Deiyai, Elimelek Edowai. Ia mengucapkan selamat kepada seluruh umat Katolik di Tigi dan seluruh lapisan umat Tuhan yang ada di Kabupaten Deiyai. “Melalui misionaris Katolik yang telah masuk 75 tahun lalu, kita mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) ke arah yang baik,” kata Elimelek Edowai.

Menurut Elimelek Edowai, perkembangan Kabupaten Deiyai tidak terlepas dari proses kepanjangan tangan dari para misionaris Katolik. Para pastor misionaris juga telah berjuang menyediakan fasilitas umum seperti gereja, yayasan pendidikan Katolik, klinik atau rumah sakit, sekolah penyuluh lapangan (SPL), juga membuka lapangan terbang.

Dalam sambutannya, ia juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para perintis Gereja Katolik karena mereka membuka cakrawala baru di dunia ini. Banyak tokoh-tokoh lahir atas berkat jasa para perintis gereja dan pendidikan ini.

“Untuk itu kami berharap Gereja Katolik dan pendidikan Katolik perlu menjadi garam dan terang di tengah-tengah masyarakat, di mana rakyat seringkali terlibat dalam persoalan sosial dalam kehidupan sehari-hari,” kata Elimelek Edowai.

Asisten I Pj. Gubernur Papua Tengah, Ausilius You, mewakili Pemerintah Provinsi Papua Tengah menyerahkan bantuan Rp500 juta kepada pimpinan Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Waghete, Selasa (25/6). (Foto: Marinus Gobai/katolikana.com)

 

Pj Gubernur Papua Tengah Membantu Rp500 Juta

Pada perayaan syukur ke-75 tahun hadirnya Gereja Katolik di Waghete, Pj. Gubernur Provinsi Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.I.P., juga memberikan ucapan selamat. Ucapan itu dibacakan oleh Asisten I Provinsi Papua Tengah, Ausilius You, S.Pd., M.M. 

Sebelum membacakan sambutan, Ausilius You mengundang Pastor Paroki dan Panitia Yubelium ke-75 tahun maju ke atas panggung untuk menerima bantuan dari Pj. Gubernur berupa uang tunai sebesar Rp500 juta.

Dalam sambutannya, ia berpesan tempat ibadah ialah tempat untuk kita meningkatkan wawasan etika, moral, dan iman. Maka kita tetap harus menjaga toleransi antarumat beragama.

“Harapan kita, bahwa marilah memupuk persaudaraan diantara kita dalam cinta dan kasih sesama kita,” kata Ausilius You.

BACA: Yubileum 75 Tahun Umat Bentangkan Poster Leo Boersma OFM, Perintis Gereja Katolik Waghete

Editor: Basilius Triharyanto

Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.

2 Comments
  1. Yulian Adii says

    Sungguh luar biasa

  2. Theodorus Doo says

    Sangat luar biasa

Reply To Yulian Adii
Cancel Reply

Your email address will not be published.