Katolikana.com, Jakarta — Kafe Guyonan, sebuah ruang kreatif baru untuk komunitas di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel) resmi dibuka pada Jumat (5/7/2024).
Sebelum acara dimulai, hadirin disugui penampilan musik dari Iwenk, seorang penyanyi independen yang dikenal dengan lagu-lagu bertema keberagaman Indonesia seperti “Sedulur Salawase”.
Peresmian kafe ini diawali dengan talk show yang dimulai pukul 18.00 WIB, menghadirkan narasumber Deni Iskandar dari Lahfadz Institute, yang berbagi pengalaman studinya di Vatikan dan pertemuannya dengan Paus Fransiskus, menyoroti nilai toleransi dalam agama Katolik.
Selain itu, Fiona Wiputri dari Konde.co, Evi Mariani dari Project Multatuli, Thomas Fatma dari Paguyuban Gembala Utama (PGU), dan RTS Masli dari Yayasan Tiga Pertiga. Masing masing narasumber menceritakan pengalaman sebelum dibentuknya Kafe Guyonan.
Evi Mariani mengungkapkan, tempat ini sebelumnya adalah ruko biasa. Kemudian Fiona juga mengungkapkan, sangat senang karena kafe ini hadir. Tempat ini tidak hanya sebagai tempat nongkrong, namun menjadi tempat untuk diskusi atau berkreasi.
Menurut Fiona, tempat ini bukan hanya sebagai lokasi nongkrong biasa tetapi juga sebagai pusat diskusi dan kreasi. Thomas Fatma memuji kenyamanan dan keaslian rasa kopi di kafe.
Sementara RTS Masli menekankan kemudahan dan keunikan penggunaan ruko kantor bagi lembaga-lembaga sosial yang sebagian besar bergerak di bidang media. Menurutnya, upaya ini bagian dari upaya mengembalikan atau ‘returns’ di bidang sosial, yang sebelumnya kantor ini dipakai usaha bisnis periklanan.
Tadeus Prio, pemilik Kafe Guyonan, mengungkapkan harapannya agar kafe ini bisa menjadi tempat berkumpul dan berkreasi bagi semua orang. Acara peresmian ditandai dengan pemotongan kue oleh Prio, disusul dengan pertunjukan musik dari Varid Peristiawan, anak dari almarhum Mbah Surip.
Kafe Guyonan diharapkan menjadi pusat baru untuk bertukar pikiran, berkarya, dan tentu saja, berbagi tawa, mencerminkan spirit dari komunitas yang diharapkan berkembang di sini. (*)
Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.