Tim Ekstrakurikuler Teater SD Santo Markus Jakarta Saksikan Pertunjukan Teater Koma

Dari pengalaman ini, siswa mendapatkan pelajaran tentang akting yang sesungguhnya di atas panggung.

0 150

Jakarta, Katolikana.com — Galeri Indonesia Kaya di West Mall Grand Indonesia, Sabtu siang (3/8/2024), mendadak menjadi lebih ramai karena kehadiran 25 siswa anggota ekstrakurikuler teater SD Santo Markus Jakarta yang antusias menyaksikan pertunjukan lakon “Upacara” (Seri Panakawan) oleh Teater Koma.

Pertunjukan ini merupakan produksi ke-231 dari Teater Koma yang disutradarai oleh Rangga Riantiarno. Lakon “Upacara” dipentaskan setelah dua minggu persiapan intensif oleh Rangga, yang juga penulis naskah. Pemain dan pemusik telah berlatih sejak akhir Juni 2024 untuk mempersiapkan pertunjukan ini.

Rangga mengungkapkan bahwa teater tidak hanya sebagai sarana hiburan, tapi juga sebagai medium yang kaya pesan moral. “Sebelum menulis naskah, saya memikirkan siapa saja yang akan menonton dan pesan apa yang ingin saya sampaikan. Banyak hal yang bisa dipetik dari menonton pertunjukan teater,” kata Rangga.

Salah satu anak SD Santo Markus berkesempatan mewawancarai Rangga Riantiarno, sang sutradara.

Pertunjukan Lakon “Upacara” dikemas dengan seri Panakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, ingin menyampaikan makna dari peringatan kemerdekaan RI. Rangga menyatakan, “Cinta dan merdeka merupakan dua kata yang berbeda, namun saling berhubungan. Dalam kemerdekaan, kita bisa menyatakan cinta kepada negeri ini melalui ragam laku dan kata tanpa menyebarkan kebencian.”

Sinopsis Lakon “Upacara”

Para pemain melakukan riset mendalam tentang peran mereka, termasuk mencari informasi melalui internet untuk lebih memahami karakter yang akan diperankan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kesiapan dalam memerankan karakter tersebut di atas panggung.

Pertunjukan “Lakon Upacara” oleh Teater Koma.

Kegiatan ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para siswa SD Santo Markus. “Selain sebagai pengalaman baru, kegiatan ini juga menambah wawasan mereka bahwa dunia seni tidak hanya tentang musik atau lukis, tetapi juga seni peran yang mereka kenal melalui film, sinetron, atau wayang,” ungkap Mama Gabe, salah satu orang tua yang turut serta.

Dari pengalaman ini, siswa mendapatkan pelajaran tentang akting yang sesungguhnya di atas panggung, cara berinteraksi yang baik dengan pemain lain, dan bagaimana membawa penonton terlarut dalam cerita. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kurikulum merdeka, yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan keterampilan siswa dalam lingkungan yang positif dan mendukung. (*)

Kontributor: Ariani

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.