Paus Fransiskus dan Imam Besar Bakal Teken Deklarasi Istiqlal di Jakarta

Deklarasi Istiqlal menekankan isu dehumanisasi dan isu lingkungan.

0 467

Katolikana.com, Jakarta — Paus Fransiskus dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan apostoliknya ke Indonesia. Salah satu agenda penting dalam lawatan tersebut adalah mengunjungi Masjid Istiqlal.

Di sana, Paus Fransiskus direncanakan melakukan dialog lintas iman dengan ratusan tokoh lintas agama di Indonesia.

Dialog lintas iman ini menjadi perhatian utama Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia. Sebab, Paus memandang Indonesia sebagai role model negara multikultural yang dapat hidup dalam suasana relatif damai.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC, dalam konferensi pers jelang kedatangan Paus Fransiskus, di Gedung KWI, Rabu (28/8/2024).

Adapun Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. K.H. Nasaruddin Umar, akan bertindak sebagai pihak tuan rumah dalam pertemuan tokoh lintas agama tersebut.

 

Deklarasi Istiqlal

Seperti kunjungan Paus Fransiskus ke Abu Dhabi pada 2019 yang melahirkan Dokumen Abu Dhabi, Paus Fransiskus juga akan menandatangani sebuah deklarasi yang serupa saat berkunjung ke Istiqlal.

Sebagai satu bagian dari kegiatan diskusi lintas iman dengan para tokoh agama, Paus Fransiskus bersama Prof. K.H. Nasaruddin Umar diagendakan untuk melakukan penandatanganan deklarasi.

“Betul, nanti akan ada deklarasi yang ditandatangani Paus bersama Prof. Nasaruddin Umar selaku Imam Besar (Masjid Istiqlal),” ungkap Mgr. Anton.

Judul deklarasi yang akan ditandatangani keduanya ialah ‘Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan’. 

Poin deklarasi tersebut akan menggarisbawahi terkait dua hal, yakni isu dehumanisasi dan isu lingkungan. Namun Mgr. Anton menolak membagikan lebih jauh isi deklarasi tersebut.

“Isinya tidak akan saya bacakan, masih rahasia,” gurau Mgr. Anton sambil tertawa.

 

Pelataran Masjid

Dalam lawatannya ke Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus nantinya tidak direncanakan masuk ke dalam area dalam gedung masjid.

Agenda pertemuan itu bakal mengambil tempat di Plaza Al Fattah, sisi timur komplek Masjid Istiqlal. Plaza Al  Fattah merupakan pelataran Masjid Istiqlal yang menghadap langsung ke gerbang utama Gereja Katedral Jakarta.

Panitia akan memasang tenda di pelataran tersebut sehingga area Plaza Al Fattah dapat dipakai untuk menggelar diskusi para tokoh agama bersama Paus Fransiskus.

Saat Katolikana.com mengonfirmasi apa yang menjadi alasan dialog Paus Fransiskus digelae di luar gedung Masjid Istiqlal, panitia mengatakan tidak ada pertimbangan khusus.

Ketua Panitia Penyambutan Paus, Ignasius Jonan, memastikan pemilihan titik lokasi penerimaan Paus Fransiskus di Plaza Al Fattah bukan karena alasan keamanan atau menghindari sensitivitas umat Islam.

“Ini cuma pengaturan supaya acaranya lebih nyaman aja, sih. Ini cuma untuk pengaturan acara saja. Jadi nggak ada pertimbangan sensitivitas lain, nggak ada,” terang Jonan. 

Jonan menambahkan satu-satunya pertimbangan tertentu terkait pemilihan Plaza Al Fattah justru demi memfasilitasi kepentingan media.

Ia menyebut titik lokasi yang dipilih bakal memudahkan bagi personil media untuk mendapatkan potret acara dengan latar belakang Masjid Istiqlal.

“Kalau satu-satunya toh ada (pertimbangan) itu, malah untuk awak media. Supaya ngambil fotonya tuh background-nya, belakangnya Masjid Istiqlal. Kalau di dalam, ngambil background-nya gimana coba?” lanjut Jonan sembari tersenyum. (*) 

 

Menyambut lawatan apostolik Paus Fransiskus ke Jakarta pada tanggal 3-6 September 2023, Katolikana.com akan menyajikan serial liputan khusus kunjungan Paus Fransiskus. Serial liputan khusus tersebut bisa diikuti melalui tagar #PauskeIndonesia.

Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha

Leave A Reply

Your email address will not be published.