Kilas Balik: Pidato Perpisahan Paus Paulus VI di Bandara Jakarta
Paus Paulus VI: Selamat tinggal. Sampai berdjumpa lagi.
Katolikana.com, Jakarta — Pada 4 Desember 1970, Paus Paulus VI mengakhiri kunjungan apostoliknya di Indonesia. Setelah melakukan serangkaian kegiatan selama satu hari penuh, Paus Paulus VI bertolak dari Jakarta untuk menuju Hong Kong.
Sehari sebelumnya, agenda Paus Paulus di Jakarta benar-benar padat. Setelah mendarat di Bandara Kemayoran, Sri Paus lantas bertemu dengan Presiden Suharto di Istana Negara. Lalu beranjak ke Gereja Katedral Jakarta untuk bertemu para imam, biarawan/biarawati, dan kaum awam.
Puncaknya adalah saat Paus Paulus VI memimpin misa suci di hadapan puluhan ribu umat yang berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK). Ini menjadi momentum sejarah bangsa karena inilah pertama kalinya Bapa Paus mempersembahkan misa suci di Indonesia.
Kunjungan ini nyatanya juga meninggalkan kesan mendalam bagi Paus Paulus VI. Ia tampak begitu terkesan dengan keramahan orang Indonesia. Terutama orang-orang yang bersinggungan dan melayaninya dari dekat. Untuk bangsa Indonesia, Paus Paulus mendoakan agar Indonesia dapat selalu rukun dan bersatu dalam kemajemukan.
Seperti pidato-pidato publiknya yang lain, Paus Paulus meninggalkan kesan tersendiri karena ia berkenan menyampaikan salam perpisahannya dalam Bahasa Indonesia.
“Terima kasih. Selamat tinggal. Sampai berdjumpa lagi,” ucap Paus Paulus VI.
Tim Katolikana.com menerjemahkan dan menaikkan naskah ini dalam rangka menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Saat keberangkatan kami dari tanah Indonesia telah tiba. Izinkan kami menyampaikan kepada Anda dalam beberapa kata ini, semua penghargaan yang memenuhi hati kami atas sambutan luar biasa yang telah Anda berikan kepada Kami. Sekali lagi keramah-tamahan tradisional khas Asia terbukti benar.
Kami menyampaikan salam hormat kami kepada pihak berwenang di negara ini. Mereka telah menunjukkan banyak kesopanan kepada kami. Kami tidak henti-hentinya mendoakan kesejahteraan, kerukunan, dan kebahagiaan bangsa Indonesia; Terlepas dari perbedaan peradaban dan agama, ini akan menjadi cara terbaik untuk bersatu. Karena ketika hati telah berhasil mendekatkan diri satu sama lain untuk menyapa Yang Mahakuasa, manusia pun segera mulai menjalin ikatan persaudaraan—dan itu adalah syarat untuk terpenuhinya tugas bersama dengan bahagia.
Kami berterima kasih kepada semua yang telah menyambut kami, dan mereka yang telah mengambil bagian dalam mengatur pertemuan singkat ini.
Terima kasih. Selamat tinggal. Sampai berdjumpa lagi. (*)
Sumber: Vatican Archive
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.