Puisi-Puisi Ahmad Rizki

Ahmad Rizki, menggelandang di Tangerang Raya. Sekarang menjadi buruh harian lepas buat menutupi hidup sehari-hari, dan sesekali belajar sastra, seni dan disiplin sejenisnya.

0 187

Kosong

Aku mengenal diriku,
namun hanya mungkin, aku adalah aku.

Dari sebutir tanah,
dari secercah cahaya,
kenapa aku disebut manusia?

Dari fisika yang dingin,
dan ragam pikiran yang mengelirukan,
dari harapan yang retak,
dan pengalaman yang penuh luka,
kenapa ini disebut kehidupan?

Aku mengenal diriku,
namun masih belum sepenuhnya aku.

Dari tangisan seorang bayi,
dari kematian yang belum tiba,
kenapa aku malah terasa kosong?

Dari mana datangnya nyawa,
dari mana cinta bermula,
kenapa aku memiliki rasa yang membingungkan?

Aku mengenal diriku,
namun, adakah aku benar-benar ada?

Agustus, 2018

***

Sembilan Belas Tahun

bintang meledak
dari ledakan ke sembilan belas
menjelma abu
yang semakin tak kutahu.

mukjizat waktu membelah pikiran
Tangerang Selatan digerayangi kegelapan
menelan riak gelombang jiwaku
yang semakin tak kutahu.

kenapa
tujuh lapis langit di jiwa
melenyapkan sembilan sifat benda
setelah anugerah meliuk-liuk pulang
menghadapi tabrakan galaxy kehidupan?

bintang meleleh
dari lelehan ke sembilan belas
menjelma makna
yang membuatku makin curiga.

usia dunia menginjak batinku
kerajaan mamalia dikutuk peperangan
meninggalkan ribuan korban
yang semakin membuatku kebingungan.

Buset! bintang menyatu
dari pecahan ke sembilan belas
menjadi sebuah anugerah
yang membuatku makin banyak bertanya.

Agustus, 2018

***

Ide

TuhanKu—kuhitung jejak hidup ini
dari rapuhnya aku, sekadar manusia,
dalam langkah-langkah kecilku,
agar bisa kusempurnakan doa-doaku,
dan penghambaan yang penuh luka.

TuhanKu—kumasuki diriku,
mengulang awal penciptaan,
dalam kabut keyakinan yang retak,
agar bisa kugali kebenaran
bahwa aku hanyalah seorang insan
yang rapuh di tengah takdirMu.

TuhanKu—kulihat langkah-langkah bapakku,
dari pandangan mataku yang kecil,
tunduk dalam pasrah dan taubatku,
agar bisa kutemukan diriku
di antara bayang-bayang diriku yang lain,
terpantul dalam ketakutan dan harapan.

TuhanKu—kurasakan gemuruh dunia ini
dari tubuh manusia yang terikat oleh waktu,
dengan segala yang tak bisa kuhindari,
hingga kusadari. engkaulah satu-satunya
kebenaran yang tak tergoyahkan,
abadi dalam setiap denyut kehidupan ini.

Januari, 2018

***

Awal

Aku temukan kegelisahan,
berkecambah di dalam kalbu,
setelah jarak dan waktu,
bermusim-musim menipuku.

Aku temukan diriku lemah,
tersesat dalam kepalsuan,
terbiasa terjebak dalam kelalaian,
tergesa-gesa dalam langkah,
takut yang merayap,
dan impulsif yang membakar,
terjebak dalam kesombongan dan kebodohan.

Mengapa?

Aku temukan kegelisahan,
bergetar dalam pikiran,
setelah makna yang terabaikan
hari demi hari,
gagal melahirkan cinta
yang abadi dan sejati.

September, 2018

***

Dua Puluh Tahun

jasadku ditemukan tak bernyawa.
tubuhku penuh luka.
dua puluh tahun perasaan dan kepala
mengarungi makna di balik nama.
amat ngeri! jasadku
tak seorang mau tahu.

udara melekat di jasadku
dan tiada yang mau tahu.
jasadku ditemukan terlantar sendirian
dan entah bagaimana ditemukan?

Aku mengingat masa lalu, tapi sia-sia,
aku bertanya, tapi jawabannya percuma,
jasadku terbujur kaku, tak bernyawa,
dan tak ada mengenalinya.

dua puluh tahun kesadaran di jasadku
menguap tanpa bisa aku tahu.
ketika jasadku ditemukan tak bernyawa
entah bagaimana aku mengingatnya,
bagaimana aku berjalan?
bagaimana aku menempuh kehidupan?
bagaimana aku bisa ditemukan?
bagaimana yang mesti aku lakukan?

dua puluh tahun jalan panjang
jasadku kebingungan.
walau aku terus berjuang
pikiran-perasaan mudah tumbang,
segala hal tak punya kesan.

jasadku pernah berjalan
di kerumunan.
kebenaranku adalah pencarian.
suara-suara adalah permohonan.
kesaksian adalah penderitaan.

jasadku ditemukan tak bernyawa.
jasadku tak punya rumah.
dua puluh tahun jasadku berjalan
keliling kota menunggu kematian
sendirian.

Agustus, 2019

***

Korespondensi: ahrizki048@gmail.com; Instagram: @ah_rzkiii

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.