Katolikana.com, Jakarta — Kardinal Indonesia sekaligus Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo akan segera meletakkan jabatan episkopalnya tahun depan.
Sebab pada pertengahan 2025, kardinal asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini sudah genap berusia 75 tahun.
Vatikan mengatur bahwa seorang uskup atau uskup agung wajib mengajukan permohonan pensiun saat mereka telah memasuki usia 75 tahun.
Maka, kardinal kelahiran 9 Juli 1949 juga harus mengikuti ketentuan tersebut. Dengan demikian, masa kepemimpinan Kardinal Suharyo di Keuskupan Agung Jakarta bisa dibilang hanya tinggal menghitung bulan.
Selain menduduki takhta episkopal Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Suharyo saat ini juga memegang tampuk kepemimpinan Ordinariat Militer Indonesia, atau lazim dikenal sebagai Keuskupan TNI/Polri.
Bapa Kardinal melayani di Keuskupan Agung Jakarta sejak 2009 sebagai Uskup Agung Koajutor dan menjadi Uskup Agung sejak 2010. Sementara itu, ia memimpin Ordinariat Militer Indonesia sedari 2006.
Sebelumnya, Mgr. Suharyo mengemban tanggung jawab sebagai Uskup Agung Semarang selama 11 tahun, sejak tahun 1997 hingga 2008.
Namun demikian, Kardinal Suharyo hanya akan meletakkan tugasnya sebagai uskup agung. Ketika permohonan pensiunnya disetujui Vatikan, ia akan menjadi Uskup Agung Emeritus Jakarta.
Adapun status kardinal tidak terikat dengan aturan batas usia. Maka gelar kardinal tetap akan disandang oleh Kardinal Suharyo seumur hidup.
Tujuh Uskup Jelang Emeritus
Seperti Kardinal Suharyo, enam uskup/uskup agung Indonesia lainnya, juga akan segera memasuki masa purna tugas masing-masing dan menjadi uskup emeritus.
Dari Keuskupan Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada merupakan uskup tertua di Indonesia saat ini. Uskup Agung Makassar kelahiran Desember 1948 ini sekarang sudah berusia 76 tahun.
Pada tahun lalu, ia telah mengajukan permohonan pensiunnya ke Vatikan. Takhta Suci pun telah menunjuk Pastor Paroki Katedral Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa, sebagai Uskup Agung Koajutor Makassar.
Meskipun demikian, Mgr. John sekarang masih memegang jabatan sebagai Uskup Agung Makassar. Ketika Vatikan nantinya menerima permohonan pensiun Mgr. John, maka Mgr. Nipa sebagai Uskup Agung Koajutor secara otomatis bakal menduduki takhta kosong tersebut.
Uskup Agung Merauke, Petrus Canisius Mandagi, juga telah genap berusia 75 tahun pada bulan April tahun ini. Sesuai ketentuan, ia pun telah mengajukan surat permohonan pensiun. Akan tetapi, Vatikan masih memperpanjang masa jabatannya selama dua tahun lagi.
Lantas, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, OP, akan merayakan ulang tahun ke-75 pada November 2024. Belum diketahui siapa sosok yang kelak akan ditunjuk untuk menggantikan Mgr. Agus.
Kemudian pada 2025, ada tiga uskup lagi selain Kardinal Suharyo yang akan menginjak usia pensiun. Ketiganya yaitu Uskup Agats, Mgr. Aloysius Murwito, OFM, Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, serta Uskup Weetebula, Mgr. Edmund Woga, CSSR.
Calon Pengganti
Hingga saat ini belum terdengar siapa saja nama-nama calon kuat yang bakal menggantikan Mgr. Suharyo sebagai Uskup Agung Jakarta.
Jika merunut dari sejarahnya, sejak status Keuskupan Agung Jakarta ditingkatkan dari Vikariat Apostolik Jakarta, sosok pimpinan Keuskupan Agung Jakarta biasanya berasal dari Keuskupan Agung Semarang.
Mgr. Adrianus Djajasepoetra, SJ, lahir di Yogyakarta dan pernah menjabat sebagai Rektor Kolese Santo Ignatius (Kolsani), Yogyakarta. Sedangkan Mgr. Leo Soekoto, SJ, lahir di Sleman dan sempat menduduki jabatan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Bahkan dua uskup terakhir, yakni Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ, dan Mgr. Suharyo sendiri dulunya mengemban tugas sebagai Uskup Agung Semarang, sebelum mereka berdua ditarik menjadi Uskup Agung Jakarta.
Maka ada kemungkinan Uskup Agung Semarang saat ini, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, akan menjadi salah satu kandidat kuat Uskup Agung Jakarta menggantikan Mgr. Suharyo.
Peluang juga terbuka bagi Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Jakarta, R.D. Samuel Pangestu. Perannya sebagai Vikjen membuat imam dari diosis lokal ini memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Keuskupan Agung Jakarta.
Posisi serupa juga pernah diduduki Mgr. Leo sebelum ia terpilih menjadi Uskup Agung Jakarta. Mgr. Leo adalah Vikjen di masa Keuskupan Agung Jakarta dipimpin oleh Mgr. Djajasepoetra. Sehingga terbuka kans bagi Romo Samuel untuk mengisi takhta Uskup Agung Jakarta selepas Mgr. Suharyo purna jabatan.
Akan tetapi, keputusan Paus Fransiskus mengangkat Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, sebagai kardinal anyar dari Indonesia, juga perlu dipertimbangkan. Gelar kardinal Mgr. Bruno bisa jadi merupakan sinyal dari Paus Fransiskus bahwa ia bakal dipercaya menjadi Uskup Agung Jakarta di masa mendatang.
Leadership Uskup Bogor ini sudah terbukti karena saat ini ia juga memegang jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Sebelumnya, Mgr. Bruno juga pernah mengemban tanggung jawab sebagai Provinsial OFM Indonesia, Definitor General OFM untuk wilayah Asia dan Oseania, serta berkarya di Generalat OFM di Roma. Ia juga pernah menjadi Dewan Penasehat Keuskupan di masa keuskupan Kardinal Darmaatmadja.
Selain itu, sejak Kardinal Darmaatmadja menjadi Uskup Agung Jakarta di tahun 1996, ada sebuah kebiasaan tidak tertulis bahwa kardinal Indonesia biasanya juga sekaligus mengemban tanggung jawab sebagai Uskup Agung Jakarta.
Namun bisa saja Vatikan justru mengambil keputusan untuk mempertahankan Kardinal Suharyo selalu Uskup Agung Jakarta. Seperti halnya Vatikan memperpanjang masa bakti Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada.
Tentunya keputusan ini bakal diambil Vatikan dengan mempertimbangkan rekam jejak Mgr. Suharyo selama ini dan Vatikan menilai beliau masih mampu untuk mengemban amanah tersebut. (*)
Kontributor Katolikana.com di Jakarta. Alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada. Peneliti isu-isu sosial budaya dan urbanisme. Bisa disapa via Twitter @ageng_yudha